Oleh : Lilik Yani
Rasulullah saw mengalami banyak ujian. Banyaknya penyiksaan fisik yang dilakukan kafir Quraisy setelah paman yang menjadi pembelanya, meninggal dunia. Kemudian disusul istri tercinta, Khadijah yang selalu menjadi penghibur dan penyemangat, ketika Rasulullah saw bersedih.
Namun, Allah swt tidak akan membiarkan beliau berduka terlalu lama. Maka Allah swt memberikan hiburan untuk Rasul-Nya, dengan perjalanan penuh berkah yaitu Isra' dan Mi'raj.
********
Isra' dan Mi'raj adalah suatu mu'jizat dari Allah untuk Rasulullah saw. Allah swt hendak menghibur beliau, menghilangkan segala duka setelah ditinggal dua orang tercintanya. Paman Abu Thalib sebagai benteng pelindung beliau dari gangguan kaum kafir Quraisy. Dan Khadijah, istri setia dalam suka duka dakwah, sebagai pengobat lara.
Juga kesedihan atas penolakan kaum negeri Thaif yang spontan langsung mengusir Rasulullah saw. Padahal di sana banyak kerabat dan saudara dari jalur ibunda Aminah. Tetapi penduduk di Thaif tak ada belas kasihan, bahkan melempari batu hingga kaki mulia Rasulullah saw berdarah.
Astaghfirullah.
Untuk menghormati Rasul-Nya, maka Allah swt mengajak beliau melakukan perjalanan Isra' dan Mi'raj.
Seakan-akan Allah berfirman kepada beliau :
"Wahai Muhammad, jika bumi terasa sempit olehmu. Maka langit itu sangat luas bagimu.
Jika penduduk bumi memusuhimu, maka penduduk langit dengan baik kedatanganmu.
Dan jika penduduk bumi menghinakanmu, maka kedudukanmu di sisi Allah sangatlah mulia."
//Perjalanan Isra'//
Pada suatu malam, ketika beliau berbaring di pembaringannya. Dalam keadaan antara bangun dan tidur, maka Jibril as mendatangi Rasulullah saw dengan mambawa Buraq. Yaitu binatang untuk kendaraan yang pernah mengangkut para Nabi sebelumnya.
Buraq mengangkut dan membawa Rasulullah saw pergi. Dalam perjalanan, beliau diperlihatkan tanda-tanda kekuasaan Allah swt. Hingga akhirnya sampai ke Baitul Maqdis. Beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa, yang berada di tengah-tengah rombongan para Nabi yang telah berkumpul untuk menyambutnya.
Kemudian mereka menjalankan shalat, dan Rasulullah saw sebagai imamnya. Setelah sholat, beliau dibawakan dua gelas, satu gelas berisi susu. Dan satunya lagi berisi khamr.
Rasulullah saw mengambil gelas yang berisi susu, lalu meminumnya. Sedang gelas yang berisi khamr beliau tinggalkan.
Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah saw :
" Kamu telah membimbing menuju fitrah. Kamu telah membimbing umatmu, wahai Muhammad."
//Perjalanan Mi'raj//
Sahabat mulia Abu Sa'id al-Khudri ra, menceritakan kisah mukjizat Mi'raj Rasulullah saw yang dia dengarkan langsung dari beliau saw.
Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
"Setelah aku selesai dengan pekerjaanku di Baitul Maqdis, aku dibawanya Mi'raj. Aku belum pernah melihat sesuatu yang lebih bagus darinya. Ia merupakan sesuatu yang dipandangi orang-orang sakaratu maut.
Temanku membawaku naik naik ke sana. Hingga akhirnya aku sampai pada suatu pintu di antara pintu-pintu langit, namanya al-Hafazhah. Pintu itu dijaga seorang malaikat, namanya Ismail. Ismail memimpin duabelas ribu malaikat, dan tiap-tiap malaikat yang dipimpin Ismail ini juga memimpin duabelas ribu malaikat."
Rasulullah saw bersabda,
"Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu, melainkan Dia sendiri."
(TQS al-Muddatsir : 31)
Ketika aku masuk dia bertanya,
"Siapa dia ini, wahai Jibril?"
Jibril menjawab, "Ia Muhammad."
"Apakah dia benar-benar telah diutus?"
Jibril menjawab, "Ya"
Rasulullah saw bersabda, "Lalu Jibril memanggilku dengan ucapan yang sangat baik."
Rasulullah saw melihat orang-orang yang bibirnya seperti bibir onta. Tangannya membawa bara api yang dimasukkan dalam mulutnya, kemudian keluar lewat duburnya.
Rasulullah saw bertanya, "Siapa mereka, wahai Jibril?"
Jibril menjawab, " Mereka adalah orang-orang yang sewenang-wenang makan harta anak yatim."
Rasulullah saw melihat orang-orang yang perutnya besar. Mereka berjalan seperti onta yang kehausan.
"Mereka itu siapa, wahai Jibril?"
Jibril menjawab, "Mereka itu orang-orang yang suka makan riba."
Kemudian Rasul melihat para wanita yang diikat dengan payudara sendiri. "Mereka itu siapa, Wahai Jibril?"
Jibril menjawab, "Mereka adalah para wanita yang suka menampakkan auratnya kepada kaum laki-laki yang bukan mahramnya."
Demikian selanjutnya Rasulullah saw naik ke langit kedua, bertemu Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakarya.
Di langit ketiga bertemu Nabi Yusuf bin Yaquf.
Di langit kelima bertemu Nabi Harun bin Imran
Di langit keenam bertemu Nabi Musa
Di langit ke tujuh bertemu Nabi Ibrahim saw.
Kemudian Rasulullah saw memasuki Sidrat al Muntaha untuk mendapat perintah sholat lima puluh kali sehari semalam.
Ketika Rasulullah saw mau turun, bertemu Musa bin Imran. "Berapa banyak sholat yang diperintahkan kepadamu?
Rasulullah saw menjawab, "Lima puluh kali sehari."
Musa berkata, "Ingat, Sholat itu pekerjaan berat. Sedangkan umatmu tergolong lemah. Maka mintalah dispensasi kepada Allah.
Rasulullah saw kembali menghadap Allah swt. Kemudian dikurangi menjadi sepuluh kali. Musa menasehati agar Rasulullah minta dispensasi lagi. Hingga Allah berkenan mengurangi menjadi lima kali.
Sungguh, Allah mewajibkan shalat itu di langit. Untuk menunjukkan bahwa betapa sangat pentingnya sholat. Tiada sesuatu yang paling penting selain menjalankannya dengan penuh kekhusyukan.
Ketika sholat ditetapkan di langit. Tidak lain agar sholat itu menjadi mi'raj yang menjadikan manusia mengadukan segala masalah, langsung kepada Allah swt.
Ketika mereka mengalami jatuh terperosok dengan segala kesulitan dan cobaan, maka manusia bisa naik ke Allah sebanyak lima kali. Guna mencari jalan keluar terbaik, atas segala urusannya.
In syaa Allah.
Surabaya, 2 Desember 2018
#SirahNabawiyah32
#PerjalananIsra'danMi'raj