Oleh: Wida Aulia
Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo Syamsuddin Said alias Pasha Ungu enggan melewati malam pergantian tahun dengan hura-hura. Pasha mengajak masyarakat Palu untuk berzikir bersama pasca tragedi tsunami dan gempa bumi. ( Jumat, 21/12/18 RAKYATKU.COM )
Tentu pernyataan tersebut disambut baik oleh banyak pihak, mengingat baru terjadi bencana gempa dan tsunami di kota Palu. Maka sudah selayaknya masyarakat Palu lebih mendekatkan diri pada Allah dengan memperbanyak ibadah.
Tak ada lagi melewati tahun baru dengan pesta musik apalagi pesta miras dan narkoba. Tak boleh lagi melewati tahun baru dengan membakar ribuan kembang api karna biaya dialihkan untuk pemulihan kota.
Memang harus ada seorang tokoh semisal pejabat seperti Pasha yang menginstruksikan, memberi nasehat dan peringatan kepada rakyatnya agar beriman dan menjalankan perintah-Nya. Karna sesungguhnya bencana adalah musibah yang terjadi tidak hanya untuk memberi siksa pada orang-orang zalim saja. Melainkan juga agar menjadi peringatan bagi orang-orang yang beriman.
Allah SWT berfirman:
"Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya." (QS. Al-Anfal 8: Ayat 25)
Jika kota Palu akan melewati pergantian tahun dengan berzikir dan doa, lalu bagaimana dengan wilayah yang lain? Khususnya wilayah yang tidak terkena bencana, wilayah yang masih diberi kenyamanan. Akankah tetap melewatkan hari-hari nya dengan santai atau bahkan dengan maksiat? Apakah menunggu Allah mengirimkan gempa dan tsunami juga seperti di Aceh, Lombok, Palu, Banten dan Lampung ?
Allah SWT berfirman:
"Maka, apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain? Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 97 - 99)
Sungguh, manusia tidak ada yang tau kapan bencana itu akan datang meski berbagai alat pendeteksi telah dipasang. Bila Allah berkehendak maka terjadilah. Maka tidak benar jika kita masih menunda - nunda untuk menjalankan perintah-Nya. Karna banjir, longsor, gunung meletus, gempa dan tsunami tidak pernah memberi kabar saat akan datang. Bisa saat ini, esok atau lusa karna bencana hanya butuh sedikit waktu untuk menghampiri.
Sudah saatnya seluruh umat Islam membuat resolusi agar tidak ada lagi kabar buruk tahunan yang biasa dimuat setelah tahun baru. Pesta miras, narkoba, dugem, bahkan zina sudah saatnya dihapus saat ini juga agar tak mewarnai berita di media massa. Tentu saja dengan cara kembali menerapkan aturan Islam ditengah-tengah kehidupan agar negeri ini mendapat berkah karna penduduknya beriman dan bertaqwa.
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi” (QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Maka dari itu wajib bagi umat Islam untuk menyerukan agar umat Islam selalu melakukan amal shalih setiap hari, bukan hanya mengkhususkan pada hari tertentu apalagi hanya setahun sekali. Juga bukan cuma ketika mendapat musibah saja. Supaya kita punya bekal ketika ajal menjemput kita untuk menghadap-Nya. Jadi ketika kota Palu sudah membuat resolusi untuk tahun depan dengan dimulai dari dzikir dan doa, maka wilayah yang lain pun harus segera memulainya saat ini juga agar negeri ini menjadi berkah. Bukan hanya dengan zikir, sholawat dan kajian. Namun dengan menerapkan seluruh aturan-Nya.
Wallahu a'lam bishowab