Oleh: Elisa Syalsabila Lukmayanti
(Pelajar Kelas XI SMAN 1 Rancaekek)
Kini didepan mata kita, muslim minoritas uyghur sedang dan terus dianiyaya. Lebih dari 1 juta tahanan yang kebanyakan dari etnis Uyghur terus ditahan di tempat yang oleh China disebut Kamp Pendidikan Ulang di China barat, menurut Kepala Komisi Eksekutif Kongres China (CECC), dikutip The Epoch Times.
Muslim Uyghur dipaksa untuk mengutuk agama mereka dan makan daging babi, dipaksa untuk mencela Islam dan identitas Muslim mereka, mereka juga dipaksa untuk berjanji bahwa mereka adalah orang Cina, dan bahwa mereka komunis. Selain itu Tiongkok membunuh ribuan bayi yang masih berada di rahim ibu mereka, bahkan pada usia 9 bulan Yang disebut “Kebijakan Keluarga Berencana”, “Gadis-gadis muda dibawa keluar dan diperkosa sepanjang malam. Jika Anda terus melawan, mereka akan menyuntik Anda dengan sesuatu dan membunuh Anda, selain itu pemerintah China membawa ratusan ribu pria China untuk tinggal di rumah keluarga Muslim dan memaksa wanita Muslim untuk menikahi mereka. Semua gadis dan perempuan Uyghur di desa-desa dipaksa menikahi laki-laki Tionghoa atheis.
Dari 24.000 masjid di seluruh Turkistan Timur, lebih dari 20.000 di antaranya telah dihancurkan, diubah menjadi kantor-kantor pemerintah, diberikan kepada pebisnis Cina, dan berubah menjadi pusat propaganda. Selain itu lebih dari 60.000 guru agama dan ulama telah dibuang ke penjara dengan dalih “memerangi ekstremisme”.
Isu diskriminasi terhadap etnis Uighur telah santer sejak 2014. Dimulai dengan adanya pembatasan kelahiran etnik minoritas Muslim di Xinjiang yang berlangsung sejak 2014. Demikian pula dengan kebijakan yang dibungkus agenda “memerangi ekstremisme" (pikiran rakyat.com).
Namun sayangnya seluruh dunia hanya bungkam ketika melihat muslim minoritas uyghur diperlakukan semena-mena. Salah satunya seperti Indonesia yang mayoritasnya Islam. Seharusnya mata dan hati kita dibukakan jangan ikut bungkam seperti negara lain seolah-olah tidak ada masalah, dan para pemimpin muslim didunia kemana? Apakah mereka buta dan tuli ketika melihat dan mendegar kedzaliman yang dialami muslim Uyghur?
Mengapa tidak ada rasa peduli dan empati terhadap saudara sesama muslim yang sedang dizalimi, padahal sudah jelas didalam ayat suci Al-Qur’an diibaratkan bahwa setiap muslim bagaikan satu tubuh, jika muslim ditempat lain terdzalimi, maka seluruh muslim didunia wajib menolongnya. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Anfal ayat 72, “(Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan.”
Apa yg dilakukan Pemerintah China terhadap Muslim Uighur WAJIB DIKECAM! Dan mengecam adalah selemah-lemahnya kita membela Muslim Uyghur, Ini bukan soal kita ‘merecoki’ urusan dalam negeri China, tetapi ini soal kemanusiaan yang pembelaannya menembus batas-batas negara. Apalagi saudara muslim kita sedang berjuang, memegang teguh syariat Islam untuk tetap ada dalam hidupnya, masihkah kita tetap memilih bungkam? Padahal taruhan saudara kita itu adalah kehilangan nyawa.
Apa yang harus kita jawab bila nanti di akhirat mereka menuntut kita dihadapan Allah karena kita hanya diam saat mereka menjerit terdzolimi?
Jika dunia Islam terus berdiam diri dan membiarkan China melakukan genosida, maka bangsa yang beradab yang memberikan banyak kontribusi kepada umat manusia akan hancur dari muka bumi! Nafsu pada keinginan material duniawi mengarah pada semua kejahatan! Dunia Islam tidak seharusnya menjadi korban dari keinginan mereka, sebaliknya mereka harus kembali ke jalan kebenaran dan keadilan!
Ya Allah, bebaskan Muslim Uyghur dari penindasan! Tolong bangunkan dunia Islam dan berikan kekuatan dan semangat kepada umat muslim yang sedang memperjuangkan agamamu Ya Allah. Kekuatan besar yang menjadikan Islam Rahmatan Lil 'Alamin karena seluruh aturan Islam diterapkan tanpa terkecuali. Kita pun disini semuanya wajib peduli, setidaknya dengan melangitkan doa-doa, dan kita harus semakin gencar untuk terus berdakwah hingga tegaknya khilafah yang menjadi perisai umat agar segala keterpurukan umat Islam dapat segera berakhir.
Allaahu a'lam bi ash-shawab.