Muslim Uyghur: Minoritas Yang Tertindas


Oleh: Yeni Yulianti (Ibu Rumah Tangga)


Siapakah Muslim Uyghur?

Muslim Uyghur adalah penduduk minoritas etnis Turki yang hidup di Xianjiang di bagian utara Cina dan beragama Islam. Dulunya adalah negara berdaulat Republik Turkistan Timur, sampai menjadi bagian dari Cina pada tahun 1949. 


Sejak saat itu pemerintah komunis Cina berusaha mempopulasikan daerah ini dengan orang Cina dari suku Han yang menjadi suku mayoritas Cina dan selama bertahun-tahun memperkenalkan komunisme dan atheisme juga melakukan pembersihan Etnis terbesar di dunia. 


Mereka ditangkap tanpa alasan yang jelas, misalnya jika mereka taat beragama, jika mereka beribadah, dan jika mereka berpuasa, mereka akan dimasukkan kedalam kamp-kamp konsentrasi. Banyak diantara mereka atau keluarganya yang mati, dan bagian terburuknya adalah jenazah keluarga tidak dapat dibawa pulang untuk dikuburkan, melainkan jenazah tersebut akan dikremasi, ini merupakan salah satu cara untuk menghilangkan jejak.


Pemerintah Cina sebelumnya membantah keberadaan kamp tersebut. Namun sekarang mereka melegalisasinya dan mengatakan bahwa kamp tersebut sebagai pusat pelatihan untuk melawan ekstrimisme. Tapi faktanya mereka yang ditangkap termasuk rektor universitas dan pejabat partai. Kamp pusat re-edukasi telah memaksa Muslim Uyghur menjalani program doktrinasi seperti mempelajari propaganda komunisme dan memberi salam hormat kepada Presiden Cina Xi Jinping. Namun Pemerintah Cina bersikeras bahwa kamp tersebut merupakan pusat pelatihan. 


Menurut mereka, memasukkan Muslim Uyghur kedalam sebuah kamp konsentrasi adalah upaya untuk menangkal terorisme global, "Ini melindungi hak asasi manusia lebih besar lagi, juga menyelamatkan orang-orang ini, ini salah satu kontribusi penting yang Cina lakukan untuk melawan terorisme global," kata Menteri Luar Negeri Cina Lu Kang pada bulan November lalu, seperti dilansir dari Vox. (republika.co.id, 13 Desember 2018).


Bagi Muslim Uyghur, mentaati Syariat Islam merupakan hal yang sangat terlarang, bahkan hanya sekedar mengatakan istilah-istilah dalam Islam atau nama-nama Islam dicap sebagai bentuk kejahatan. Disini kita patut bersyukur karena menjadi mayoritas muslim yang tidak mengalami hal yang serupa. Seharusnya kita mampu meningkatkan kualitas iman dan ketaatan kita terhadap hukum syara'. Kita memiliki keleluasaan waktu, tempat serta kebebasan beribadah dan aktivitas dakwah dan kebaikan lainnya dengan aman.


Namun sudahkah kita memanfaatkannya? Sudahkah kita memaksimalkan upaya penyadaran umat terhadap ideologi Islam yang sohih dengan aktivitas dakwah yang mulia? Dakwah pemikiran Islam ini sebagai thoriqoh perjuangan menegakkan Khilafah Islamiyyah, dimana Daulah Khilafah inilah yang akan membantu saudara kita agar mereka dapat mengakhiri dan melepaskan diri dari penderitaan dan penindasan ideologi kufur Sosialis-Komunis dan ideologi Kapitalis-Sekuler. 


Saat ini Muslim Uyghur sedang membutuhkan kekuatan dari Negara yang peduli terhadap nasib umat. Karena mereka adalah saudara seaqidah kita. Rasulullah SAW bersabda:

ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻓِﻲ ﺗَﻮَﺍﺩِّﻫِﻢْ، ﻭَﺗَﻌَﺎﻃُﻔِﻬِﻢْ، ﻭَﺗَﺮَﺍﺣُﻤِﻬِﻢْ،

ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ، ﺇِﺫَﺍ ﺍﺷْﺘَﻜَﻰ ﻣِﻨْﻪُ ﻋُﻀْﻮٌ ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﺳَﺎﺋِﺮُ

ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ ﺑِﺎﻟﺴَّﻬَﺮِ ﻭَﺍﻟْﺤُﻤَّﻰ

“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling

mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama

tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka

anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau

merasakan demam.” (HR. Muslim).


Sudahkan kita berupaya untuk itu? Dimana para penguasa muslim dan militer Islam selama ini? Mengapa mereka bungkam dan tidak membantu? Apakah karena sekat nasionalisme yang menghalangi mereka? Seharusnya kita hilangkan sekat-sekat nasionalisme dan teritorial kita. Karena perbedaan nasionalismelah yang memecah umat dan memisahkan persatuan umat sehingga umat menjadi lemah dan mudah dijajah negara kafir. 


Wahai penguasa, bersikaplah! Bukankah sebelumnya beberapa anggota DPR merasa perlu meminta kepada Pemerintah untuk bersikap terkait apa yang dialami Muslim Uighur tersebut? Menurut mereka Indonesia harus melakukan upaya-upaya dan langkah agar tidak ada lagi kasus pelanggaran HAM di dunia. Bersikaplah tegas wahai penguasa, kirimkan bantuan militermu kepada mereka! Karena ini terbukti kasus pelanggaran HAM terberat yang dialami kaum muslimin, penindasan dan intimidasi serta aksi terorisme sebenarnya!


Kita pun di sini semuanya wajib peduli, setidaknya dengan melangitkan doa-doa, upaya dakwah atau dengan apapun yang mampu kita lakukan.

Mungkin saat ini mereka ditimpa kesusahan tapi sebenarnya mereka yang berpegang teguh pada Islam sedang mendapat banyak pahala melalui kesabarannya dan kita sebagai saudaranya juga diberikan peluang untuk meraih pahala dengan membantu mereka. 

Janganlah menutup mata, telinga dan hati kita semua. 

Allaahu a'lam bi ash-shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak