Muslim Uyghur Menderita, Negara-Negara Muslim Mendadak "Tuli" dan "Buta"


Oleh: Lina Lugina (Aktivis Dakwah Islam Kaffah)


Kemudahan utang luar negeri Indonesia membuat Rezim saat ini tidak mau menyuarakan protes atas kasus dugaan pelanggaran HAM yang terjadi pada kelompok Muslin Uyghur di Xinjiang, Cina. Ketua majelis jaringan aktivis Pro Demokrasi (PRODEM), Syafti Hidayat menduga hubungan kedekatan antara kedua pemerintah RI-Cina saat ini yang membuat Rezim enggan melakukan protes, dan rezim tak mau ikut ambil pusing karena saat ini sudah menjelang ajang pilpres tahun 2019. Terlebih selama empat tahun terakhir utang luar negeri Indonesia terhadap Cina tidak sedikit, sehingga Syafti Hidayat menilai sikap pemerintah tersebut hanya karena agar kedepannya tidak kesulitan dalam mengajukan utang lagi, "Bisa jadi agar Indonesia ngutang ke Cina lancar terus", ujar Syafeti Hidayat.


Menurut ujang Komarudin, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) menduga sikap Rezim yang tidak mau bersuara disebabkan hubungan baik saat ini antara pemerntah Indonesia dengan Cina.


Sejatinya pemerintah harus berani mengkritik Cina terkait pelanggaran HAM yang terjadi pada muslim Uyghur. Sebagai Negara berdaulat yang jumlah penduduk Islamnya terbesar di dunia, sudah seharusnya pemerintah Indonesia membantu menyelesaikan persoalan muslim Uyghur tersebut. Dalam Islam juga disebutkan bahwa seorang Muslim dengan muslim yang lain adalah saudara. Artinya, Muslim Indonesia dengan muslim Uyghur Cina bersaudara. Bagaikan satu tubuh, jika bagian tubuh merada sakit, maka bagian tubuh yang lainpun akan terasa sakit.


Hampir satu abad lamanya, sebuah institusi yang menyatukan seluruh umat Islam telah runtuh. Dan hingga saat ini, tak sedikit orang yang menentang penegakkannya kembali, bahkan mendiskusikannya saja terancam dipersekusi. Padahal, hanya Negara khilafahlah yang mampu mempersatukan dunia Islam dengan Iman dan ukhuwah. Sehingga, 2 milyar Muslim di bumi ini tidak hanya sekedar menjadi buih di lautan, akan tetapi menjadi kekuatan besar yang menjadikan Islam Rahmatan Lil 'Alamin karena seluruh aturan Islam diterapkan tanpa terkecuali.


Oleh karena itu, kedzaliman Cina wajib dihentikan, bila perlu dengan paksa, namu  yang bisa memaksa hanyalah negara yang perkasa dari mereka, yaitu Daulah Khilafah, yang menerapkan aturan Islam secara kaffah.


Allaahu a'lam bi ash-shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak