Oleh : Rosmita
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” (HR. Muslim)
Inilah gambaran bagaimana persaudaraan dalam Islam, jika seorang muslim yang terluka maka muslim yang lainnya akan merasakan hal yang sama. Karena orang-orang yang beriman itu bagaikan satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh terluka maka anggota tubuh lainnya ikut merasakan sakitnya.
Saat ini sedang terjadi penindasan terhadap muslim Uighur di Xinjiang, Cina, oleh pemerintahan Komunis Cina.
Sejak April 2017, pemerintah Cina sudah menangkap setidaknya 800 ribu dan kemungkinan dua juta masyarakat Uighur kedalam kamp yang mereka sebut 'kamp re-edukasi'.
Di kamp inilah muslim Uighur mengalami berbagai macam penyiksaan bahkan pembataian yang mengarah pada genosida.
Namun apa yang dilakukan oleh negara-negara muslim lainnya untuk menolong saudaranya? Tidak ada, mereka semua bungkam menutup mata dan telinga atas penderitaan muslim Uighur termasuk Indonesia.
Seperti dilansir dari Republika.co.id - Pengajar jurusan Hubungan Internasional Bina Nusantara Tia Mariatul Khibtah mengatakan tidak banyak yang bisa dilakukan oleh Indonesia dalam menanggapi kekejian pemerintah Cina dalam memperlakukan Muslim Uighur. Menurutnya, karena memang hal itu kedaulatan Cina.
"Sebagai negara yang berdaulat dan menghargai hak asasi manusia jika terjadi diskriminasi atau genosida terhadap Muslim Uighur ya harus diprotes tapi kalau mengambil isu muslimnya tidak cukup kuat bagi Indonesia kalau dilihat dari hubungan Internasional ya untuk memprotes tindakan diskriminasi pemerintah Cina," kata Tia, Kamis (13/12/2018)
Oleh karena itu kaum muslimin mengadakan aksi pada hari jumat, 21/12/2018 didepan kedubes Cina di Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam aksi ini massa mendesak Pemerintah Cina agar menghentikan penindasan terhadap Muslim Uighur dan membebaskan mereka menjalankan ajaran agamanya yaitu Islam.
Bahkan MUI mengecam tindakan genosida pemerintah Cina terhadap Muslim Uighur dan berjanji akan memboikot produk Cina jika tidak ada kejelasan tanggapan dari pemerintah Cina.
Fakta bahwa saat ini umat Islam diberbagai belahan dunia sedang dizholimi, ditindas, dan didiskriminasi sementara negara-negara muslim lainnya hanya diam berpangku tangan tanpa bisa menolong saudara-saudara mereka membuktikan umat Islam membutuhkan khilafah. Karena hanya dengan khilafah negara-negara muslim yang terpecah belah akan bersatu dibawah naungan yang sama. Seperti kata pepatah, "Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh."
Ketika umat Islam bersatu umat Islam akan menjadi kuat dan dapat mengalahkan musuh-musuh Islam.
Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya. Jika seorang imam (Khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah ’azza wajalla dan berlaku adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad)
Khilafah adalah sistem pemerintahan Islam dan khalifah adalah pemimpinnya, ketika khilafah tegak maka khalifah laksana perisai yang dapat melindungi harta, nyawa, dan kehormatan kaum muslimin. Saat ada seorang muslim yang dianiaya atau diganggu kehormatannya maka khalifah akan mengirim pasukan untuk membela muslim tersebut.
Wallohu a'lam bishowab.