اَ لْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَـكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَ تْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَـكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًا
...Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu...(QS. Al Maidah:3)
Islam adalah agama yang diridhoi di sisi Allah. Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Islam dibawa oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dijalankan berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah. Setiap muslim wajib menjadikan segala pola pikir dan pola sikap nya sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah. Setiap perbuatan manusia harus terikat kepada hukum syara sesuai dengan hakikat penciptaan manusia sebagai khalifah fil ardhi dan beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Islam adalah agama yang dijaga oleh Allah sampai akhir zaman.
Manusia seiring dengan waktu akan hidup dengan nilai-nilai keagamaannya, terutama Islam. Sehingga pembahasan tentang Islam ini akan terus-menerus menjadi pusat perhatian manusia untuk menjawab tantangan zaman. Terlebih lagi kita sekarang memasuki Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan kehadiran teknologi canggih seperti ponsel pintar yang mengkoneksikan kita dengan muslim lainnya di dunia. Kehidupan tersaji sedemikian kompleks dengan berbagai permasalahannya. Untuk menjawab permasalahan yang dihadapi manusia ini dilontarkan sebuah ide tentang Islam Kosmopolitan. Apa itu Islam Kosmopolitan? Menurut para pakar yang dihadirkan dalam sebuah Konferensi Internasional bertema Islamic Cosmopolitanism: Doctrine, Praxis, and Paradox digelar oleh UIN Antasari bertempat di G’ Sign Hotel Banjarmasin, Islam Kosmopolitan adalah Islam dan Al Qur’an ditafsirkan secara kontekstual dari masa ke masa dengan demikian bisa mengaplikasikan konsep-konsep Al Qur’an dan Islam secara umum, dengan kata lain kosmopolitanism (www.uin-antasari.ac.id diakses 24/10/2018 jam 22.08)
Islam Kosmopolitan sebuah term baru yang perlu dikaji kembali. Merujuk kepada definisi Islam Kosmopolitan di atas terdapat suatu indikasi tentang liberalisasi Islam. Islam dikaji secara kontekstual disesuaikan dengan perkembangan zaman sehingga muncul sebuah kecenderungan bahwa Islam yang berlandaskan pada Al-Qur’an boleh dengan sesuka hati manusia untuk ditafsirkan kembali sesuai dengan perkembangan zaman. Jelas pandangan ini berbahaya karena seharusnya permasalahan hidup manusia yang harus dihukumi dengan islam. Bukan islam yang disesuaikan dengan akal manusia dan perkembangan zaman. Ide ini sejalan dengan ide islam liberal. Jadi ide islam kosmopolitan bukan hal baru lagi hanya sebuah metamorfosa dari islam liberal. Islam liberal didefinisikan islam yang mengubah masyarakat mereka menurut ajaran-ajaran Islam dan sekaligus menyesuaikan Islam dengan tuntutan-tuntutan zaman modern (www.pengertiankomplit.blogspot.com diakses 24/10/2018 jam 22.43 WITA).
Islam liberal memiliki pemikiran bahwa islam Universal artinya sama dengan toleran dengan keberagaman. Program ini sasarannya adalah kaum muslimin karena kaum muslimin dipandang sebagai agen perubahan yang potensial. Demi melanggengkan pemikiran liberalisme yang lahir dari sekulerisme.
Islam sebagai perangkat aturan untuk manusia. Allah menciptakan manusia sejak zaman nabi Adam as sampai manusia yang terakhir kelak memiliki karakteristik yang sama. Manusia jaman dahulu sampai sekarang memiliki potensi hidup yang sama. Sehingga aturan islam yang berasal dari Sang Khaliq sejatinya sesuai dengan manusia.
Berbagai istilah terkait Islam terus diciptakan. Tujuannya tak lain agar umat mudah dibenturkan satu sama lain. Islam kosmopolitan mulai dikenalkan sbg sesuatu yang baru. Padahal esensinya ingin menguatkan pemahaman Islam Liberal di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Padahal Islam itu hanya ada satu yaitu Islam, yang mendatangkan Rahmatan Lil 'Alamin. Yang pelaksanaannya harus berlandaskan pada Alquran dan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam secara Kaffah. Istilah Islam Kosmopolitan ini merancukan pemikiran kaum muslimin sendiri.
Allah SWT berfirman:
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَـقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَـقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 42)
*Ria Ummu Khair