Menolak Poligami, Menolak Syari'at Illahi


Oleh: Iin Kurniawati

(Ibu Rumah Tangga)


Isu poligami saat ini sedang viral diperbincangkan. Isu ini berawal dari pidato ketua PSI, Grace Natali, yang mengemukakan tentang larangan poligami yang disampaikan Grace dalam acara Festival 11 di Jatim Expo, Surabaya, Selasa (11/12). Grace mengatakan tidak akan merestui kader, pengurus, dan anggota legislatif dari PSI mempraktikkan poligami, “Karena itu, PSI tidak akan pernah mendukung poligami. Tak akan ada kader, pengurus, dan anggota legislatif dari partai ini yang boleh mempraktikkan poligami.


Tentu saja kita sebagai umat Islam harus melakukan setiap perbuatan berdasarkan standar halal dan haram, yaitu harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah SWT sebagai Tuhan yang menciptakan manusia. Dengam demikian, manusia sebagai hamba Allah tidak boleh mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah, serta tidak menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah. Begitu pula dengan masalah poligami, sejatinya kita mendudukannya sesuai hukum Allah SWT.


Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisaa ayat 3, “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja.” (QS. An-Nisaa: 3)


Jadi Praktik poligami merupakan perbuatan yang dibolehkan (mubah), sehingga tidak usah diperdebatkan. Salah satu ayarat poligami ialah suami harus memiliki sikap adil terhadap istri-istrinya. Begitupun secara hukum positif, ada beberapa legalitas yang harus dimiliki suami. Poligami merupakan hal yang berat bila kewajiban-kewajiban didalamnya tidak terpenuhi.


Beginilah kondisi masyarakat Islam saat ini, mereka menjadikan ajaran agama sebagai santapan prasmanan, yang disukai mereka ambil, yang tidak disukai ditinggalkan. Disinilah celah yang digunakan kaum munafikun dan pengagung paham Sekuler-Liberal. Islam merupakan solusi paripurna bagi setiap persoalan dalam kehidupan ini, Alquran dan Assunah adalah acuan dalam berkehidupan, bukan mengacu kepada aturan yang dibuat manusia, yang  berpihak kepada kepentingan segelintir pemodal dan penguasa. Oleh karena itu, sudah saatnya Islam mengatur seluruh lini kehidupan, sehingga tidak terjadi lagi syari'at-syari'at Islam yang selalu diperdebatkan.


Allaahu a'lam bi ash-shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak