Oleh: Eli Yulyani (Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah)
Perhelatan akbar yang diselenggarakan umat muslim pada tanggal 2 Desember 2018 (reuni 212)di Monas Jakarta, mau tidak mau telah menjadi momentum yang sangat menarik perhatian berbagai kalangan,bukan saja umat Islam,tapi mereka yang beragama. Non muslim pun dibikin penasaran dan memberikan apresiasi terhadap acara tersebut.
Kekompakan, ketertiban dan kedisiplinan peserta pada acara tersebut, sungguh satu hal yang sangat mengagumkan dan menggetarkan hati siapa saja yang menyaksikannya. Berjuta-juta manusia berkumpul dalam satu acara tanpa sedikitpun ada kekacauan, sungguh satu hal yang luar biasa.mungkin hal ini tidak pernah terjadi di negara manapun. Sudah sepantasnyalah kita bangga dengan acara fenomenal ini.
Rasa kasih sayang dan saling menghormati yang merupakan cerminan ahlak umat Islam, terealisasi pada acara 212, tidak lagi tetsekat oleh golongan, suku, budaya ataupun mahzab. Mereka semua bersatu dalam perasaan yang sama dengan ikatan tauhid dan kecintaan terhadap agamanya. Tidak ada lagi hitung-hitungan matetri. Semua berbagi, saling memperhatikan, saling melindungi satu sama lain, bahkan rumput disekitarnya pun tidak terganggu dan tidak ada yang berani menginjaknya.
Bukan lagi perkara kuantitas yang menjadi sorotan, tapi keberhasilan para peserta yang mampu menunjukan keteladanan,seharusnya menjadikan muhasabah bagi setiap elemen maayarakat ataupun penguasa yang ada do negeri ini, bahwasanya saling mengingatkan, saling menghormati adalah satu hal yang penting demi untuk menjaga persatuan dengan ikatan perasaan yang sama dan menjadikan kita umat yang terbaik.sebagaimana Alloh Swt. berfirman "kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia,menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Alloh swt (Q.S Ali Imron: 110).
Adalah satu hal yang memang seharusnya bagi setiap muslim untuk saling mengingatkan dan saling bermuhasabah, bukan saja untuk setiap pribadi, tapi pada mereka yang mempunyai kekuasaan di negeri ini.
Semoga tidak ada lagi persekusi, tuduhan radikal atau intoleran bagi umat Islam yang ingin memperjuangkan dan menerapkanan Islam secara kaffah,dan semoga spirit 212 menjadi spirit muhasabah bagi penguasa di negeri ini.