Oleh: Sumiati (MemberAkademi Menulis Kreatif )
Pemerintah tidak menghitung berapa kerugian yang diderita akibat tercemarnya Sungai Citarum. Mulai dari kerusakan aliran sungai, pencemaran limbah industri dan sampah. Ditambah lagi banjir akibat luapan sungai.
Beberapa waktu lalu ada seorang dari Australia turun ke Sungai Citarum, dan dia meneliti air sungai hingga mendapatkan jawaban bahwa sungai citarum sungai terburuk didunia.
Dan akhirnya diapun ingin membantu menyelesaikan ini. Berangkat dari ini semua akhirnya pemerintah berupaya untuk menjadikan sungai citarum ini airnya layak dikonsumsi. Ya secara logika orang Australia saja peduli, masa pemerintahan tidak.
Untuk menyelesaikan masalah ini tentu bukan hal mudah. Mengapa? Masalah pertama muncul adalah penolakan warga itu sendiri. Karena salah satu mata pencaharian mereka membuat batu bata, yang pasirnya mengeruk dari sungai citarum.
Kapan pun perbaikan segala sesuatu jika bukan lahir dari islam tentu saja bukan tuntas masalah, namun justru akan mendatangkan masalah baru.
Belum lagi masyarakat yang biasa terkena banjirpun begitu sulit untuk diberikan pemahaman perihal pentingnya perbaikan sungai citarum. Ya faktanya ketika musim banjir tiba masyarakat senang dengan sumbangan kencleng yang diberikan orang lewat. Jika ada perbaikan sungai citarum mereka takut kehilangan pendapatan.
Dengan kondisi ini tidaklah mungkin niat dari pemerintah terwujud. Walaupun seribu tentara diturunkan untuk memungut sampah citarum. Pemerintah juga bekerjasama dengan pabrik-pabrik, perusahaan, dan fakultas. Bahkan pemerintah meminta kepada Fakultas ITB untuk membuat teknologi yang canggih agar bisa memisahkan kimia dari air Sungai Citarum.
Apakah ini berhasil? sayangnya tidak, karena hakikatnya air tercampur bahan kimia tidak bisa dipisahkan dengan teknologi nano sekalipun. Terkecuali kalau air itu bercampur lumpur atau kotoran lainnya, itu bisa dipisahkan.
Namun sayang, upaya pemerintah itu tidak akan pernah berhasil, yang ada hanya buang-buang uang hingga triliunan.
Di mana sesungguhnya hati nurani pemerintah saat ini? Padahal kalau dengan sistem islam segala sesuatunya akan sangat mudah untuk diselesaikan. Jelas kali ini penguasa telah gagal dalam meriayah masyarakat.
Terlebih lagi yang kita pahami bersama, dalam sistem islam tentara tugasnya adalah untuk berjihad berperang, namun miris dinegri tercinta ini tentara malah mendapatkan tugas memungut sampah.
Hal ini dawah umat Islam harus semakin gencar, menyampaikan kepada umat, bagaimana islam menangani masalah ini.
Wallaahu a'lam bishawab