Kontrol Masyarakat, Bukti Kecintaan Ummat
Oleh: Subaidah S.Pd
(Member Akademi Menulis Kreatif)
Rangkaian kegiatan Reuni 212 sudah terlaksana, kegiatan yang diisi dengan sholat tahajud, sholat subuh berjamaah, dan doa bersama dilanjutkan dengan kegiatan lain sampai berakhir sekitar pukul 13.00 WIB.
Tidak hanya berjalan damai dan tertib, perserta Reuni Aksi 212 juga menjaga lingkungan sekitar Monas untuk tidak merusak maupun menginjak-injak tanaman di sekitarnya. Bahkan perserta saling mengingatkan untuk tidak berjalan di rerumputan. "Ayo jangan injak rumput,” seru salah seorang peserta aksi. Sementara peserta yang lainnya juga berkali-kali menyerukan lewat pengeras suara untuk tetap menjaga tanaman yang ada di sekita lapangan Monas. "Ingat jalannya di aspal jangan injak rumput,” kata seorang kelompok dari peserta (www.gatra.com).
Sesuai arahan panitia, yang meminta untuk tidak ada peserta aksi reoni 212 yang duduk di area taman Monas karena bisa merusak tanaman. Jika ada yang secara tidak sengaja menginjak rumput, maka langsung disoraki atau ditegor.
aksi penjagaan atau kontrol peserta satu dengan yang lainya agar tidak merusak atau menginjak rumput di area monas merupakan contoh bagaimana aplikasi kontrol masyarakat terhadap sesama. kontrol masyarakat ini pun seharusnya juga bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat yang saat ini nilai kepedulian terhadap sesama sudah mulai menghilang.
Hilangnya kepedulian atau kontrol umat di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat saat ini disebabkan oleh gaya hidup liberal (serba bebas) dan individualis yang sudah menjangkiti kehidupan kaum muslimin. Maka hendaknya sikap peduli kepada sesama harus ditumbuhkan kembali.
Kontrol Ummat Terhadap Masyarakat
Travis Hirschi menyebutkan dalam teori kontrol sosial pada tahun 1969 bahwa penyimpangan terjadi karena kekosongan kontrol atau pengendalian sosial (www.dictio.id).
Maraknya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di masyarakat seperti kenakalan remaja, seks bebas, narkoba, perselingkuhan di sebabkan karena gaya hidup yang jauh dari tuntunan agama serta hilangnya kontrol masyarakat terhadap sesama dan diperparah dengan berkembanganya sikap individulis ditengah-tengah ummat.
Dalam kehidupan yang serba individualis, antara tetangga satu dengan yang lainnya kadang tidak saling mengenal menjadikan seseorang enggan untuk ikut campur dalam urusan orang lain. Sehingga yang terjadi masyarakat berbuat sesuai kehendaknya tanpa dirinya merasa ada yang peduli dan juga menganggap apa yang dilakukan tidak merugikan orang lain.
Kontrol Ummat Terhadap Penguasa
Fungsi kontrol atau pengawasan yang dilakukan masyarakat terhadap pemerintah adalah untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam kebijakan yang dibuat atau pelaksanaan atas kebijakan yang sudah di tetapkan.
kebijakan yang tidak pro rakyat atau justru memihak kepada pemodal dan juga asing menjadi salah satu contoh pentingnya kontrol atau muhasabah rakyat kepada pemerintah guna kebijakan yang di buat lebih peduli dan juga mementingkan kesejahteraan rakyat terutama kebijakan yang di buat tidak bertentangan dengan yang sudah Allah perintahkan.
Kontrol Masyarakat Dalam Islam
Kontrol masyarakat timbul dari semangat amar makruf nahi munkar, yakni keinginan agar orang lain juga bersedia tunduk pada syariat dan terhindar dari maksiat. Salah satu ciri keimanan seorang muslim adalah adanya keinginan pada orang itu agar orang lain merasakan kebaikan sebagaimana yang dirasakannya. Tegasnya, kontrol masyarakat sesungguhnya berpangkal pada cinta dan rasa solidaritas pada sesama. Dengan kontrol dari masyarakat, orang yang akan melanggar syariat tidak mungkin dapat melakukannya secara leluasa. Apalagi kontrol masyarakat tersebut bukan semata lahir dari kepentingan pribadi, melainkan mewujud dari akidah. Allah Swt. dalam banyak ayat menunjukkan bahwa salah satu ciri orang beriman adalah senantiasa melakukan amar makruf nahi munkar. Secara spesifik Allah Swt. berfirman
﴿ ﻭَﻟْﺘَﻜُﻦْ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺃُﻣَّﺔٌ ﻳَﺪْﻋُﻮﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﻳَﺄْﻣُﺮُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﻭَﻳَﻨْﻬَﻮْﻥَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ ﻭَﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ ﴾
“Hendaklah ada sekelompok umat di antara kalian yang mendakwahkan kebaikan (Islam), beramar makruf dan melakukan nahi munkar; dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (TQS Ali ‘Imrân [3]:104).
Sementara itu, dalam kehidupan sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) di mana syariat islam tidak diterapkan, individu yang bertakwa menjadi berat melaksanakan syariat Allah, merasa asing, dan mengalami godaan terus-menerus untuk meninggalkan aturan Allah. Di sisi lain, dalam kehidupan seperti itu, justru orang yang tidak bertakwa bisa hidup leluasa, bebas, serta seolah mendapatkan dukungan dari lingkungan dan negara untuk mengabaikan syariat Allah.
Islam telah mendorong masyarakat untuk melakukan koreksi, muhasabah terhadap individu rakyat, jama’ah, maupun penguasa, misal mereka melakukan tindak kriminal (melanggar hukum Allah swt). Rasulullah saw telah bersabda,
ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟﻘَـﺎﺋِﻢِ ﻋﻠَﻰ ﺣُﺪﻭﺩِ ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﺍﻟﻮﺍﻗِﻊِ ﻓﻴﻬَـﺎ ﻛَﻤَﺜَﻞِ ﻗَﻮْﻡٍ ﺍﺳْﺘَﻬَﻤُﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺳﻔِﻴﻨَﺔٍ ﻓَﺄَﺻَـﺎﺏَ ﺑﻌﻀُﻬُـﻢ ﺃَﻋْﻼَﻫـﺎ ﻭَ ﺑَﻌْﻀُﻬُـﻢ ﺃَﺳْﻔـﻠُﻬـﺎ، ﻓﻜَـﺎﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻓﻲ ﺃﺳْﻔَﻠِﻬـﺎ ﺇِﺫﺍ ﺍﺳْﺘَﻘَﻮﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻤَـﺎﺀِ ﻣَﺮُّﻭﺍ ﻋَﻠﻰ ﻣَﻦ ﻓَﻮﻗﻬﻢ ﻓﻘـﺎﻟﻮﺍ : ﻟَﻮْ ﺃَﻧـَّﺎ ﺧَﺮَﻗْﻨَـﺎ ﻓﻲ ﻧَﺼِﻴﺒﻨﺎ ﺧَﺮْﻗًﺎ ﻭَ ﻟَﻢْ ﻧُﺆْﺫِ ﻣَﻦ ﻓَﻮﻗﻨﺎ ﻓﺈِﻥْ ﻳَﺘﺮﻛُﻮﻫﻢ ﻭَ ﻣَـﺎ ﺃﺭَﺍﺩُﻭﺍ ﻫَﻠَﻜُﻮﺍ ﺟﻤﻴﻌـًﺎ ﻭ ﺇﻥ ﺃَﺧَﺬُﻭﺍ ﻋﻠﻰ ﺃﻳﺪِﻫِﻢ ﻧَﺠَﻮﺍ ﻭ ﻧَﺠَﻮْﺍ ﺟﻤﻴﻌـًﺎ
“Perumpamaan orang-orang yang mencegah berbuat maksiat dan yang melanggarnya adalah seperti kaum yang diundi dalam sebuah kapal. Sebagian mendapatkan bagian atas dan sebagian yang lain berada di bawah. Jika orang-orang yang berada di bawah membutuhkan air, mereka harus melewati orang-orang yang berada di atasnya. Maka berkatalah orang-orang yang berada di bawah: ‘Andai saja kami melobangi (dinding kapal) pada bagian kami, tentu kami tidak akan menyakiti orang-orang yang berada di atas kami. Tetapi jika yang demikian itu dibiarkan oleh orang-orang yang berada di atas (padahal mereka tidak menghendaki), niscaya binasalah seluruhnya. Dan jika mereka dicegah melakukan hal itu, maka ia akan selamat dan selamatlah semuanya”. (HSR. Ahmad, Bukhari, dan Tirmidzi)
Nash ini menunjukkan dengan sangat jelas kewajiban kaum muslim untuk selalu melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar. kontrol masyarakat ini akan semakin memantapkan individu muslim untuk selalu berjalan sesuai dengan aturan Islam, juga akan menutup celah bagi setiap individu mukmin yang hendak mencoba keluar dari ketentuan Allah swt.
Wallahua'lam bish showab