Keluarga Islam Dalam Sistem Kufur


Oleh: Ariani Percawati

Member Akademi Menulis Kreatif



Peraturan dalam sebuah keluarga tergantung pada ideologi yang dianut oleh suatu bangsa dan ide yang muncul darinya. Sistem yang benar tergantung pada doktrin yang benar dan ini hanyalah dengan Islam. Karena doktrin di Barat disandarkan pada dua ide yaitu pemisahan agama dari kehidupan serta kebebasan individu. Dan pandangan tentang keluarga didasarkan pada ide-ide ini, sehingga konsep keluarga menjadi terbatas pada pertemuan dua manusia, laki-laki ataupun perempuan, baik laki-laki dengan laki-laki, atau perempuan dengan perempuan, sedangkan anak-anak dapat ditambahkan ke dalam keluarga melalui adopsi atau bahkan sewa rahim.

Segala kebebasan ini menjadikan setiap orang bebas melakukan apapun, dilegalkannya pernikahan sesama jenis, transgender, hubungan diluar nikah, hingga fenomena ibu tunggal, hal ini telah memporak porandakan institusi keluarga.

Krisis keluarga di negeri kaum Muslim adalah krisis dari sistem rusak yang terputus dari kultur ajaran Islam yang telah dikenalkan dan diterapkan atas umat. Keluarga Muslim kita hari ini hidup pada keadaan disosiasi yang kelam antara agama yang dipercaya, yang secara nyata tak terpisahkan dari kehidupan dengan hukum-hukum yang berdasar pada pemisahan agama dari kehidupan. Percampuran hal yang bertentangan ini merusak dan tidak membangun serta membuat situasi individu serta masyarakat menghadapi krisis yang rumit.

Aturan Allah SWT dalam pernikahan, perceraian, ketentuan, perwalian, waris, hak asuh dan silsilah keturunan tidak diterapkan. Mereka berupaya membentuk pandangan baru bagi keluarga tentang peran istri, suami dan anak yang bertentangan dengan pandangan Islam yang hebat.

Dalam melihat realita di negeri-negeri kaum Muslimin tidak bisa dinafikkan bahwa kemerosotannya dapat terlihat melalui banyaknya kasus perceraian, presentase individu yang belum menikah, keengganan pemuda untuk menikah karena takut dengan ikatan keluarga, kemunduran ikatan keluarga dan konflik didalamnya.

Sementara asal mula kepribadian seorang Muslim adalah kepribadian yang terkoordinir dan konsisten menjadi individu yang seimbang dan disiplin yang perilakunya dibentuk berdasarkan konsep yang ia yakini. Maka agar keluarga Muslim kita mencapai kebangkitan, kedamaian, harmoni, dan keseimbangan, serta menghasilkan kepribadian yang bertanggung jawab dan dewasa, mereka harus membangun benteng yang kuat dengan ketentuan Allah dan Rosul-Nya, menghilangkan rezim yang rusak dan membangun negara yang baik dan adil. Membangkitkan kembali konsep persatuan yang benar dari satu jiwa menjadi satu keluarga, menjadi satu ummah, dan  menjadi satu negara yakni Daulah Khilafah Rasyidah yang mengikuti Manhaj Nabi.

Wallahu a'lam bisshawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak