Keluara Bagai Miniatur Surga


Oleh: Sumiati ( Member Akademi Menulis Kreatif )



Sejatinya sebuah rumah tangga adalah miniatur surga. Jika seluruh penghuni rumah menjadikan Rasulullah saw sebagai teladan. Sepasang suami istri adalah partner atau sahabat, bukan atasan dan bawahan, bukan pula penguasa dan rakyatnya. 


Jika suami sedang marah, istri harus diam dan mendengarkan, begitupun dengan suami, ketika istri marah biarkan ia mengeluarkan rasa yang sesak didadanya.


Ketika ekonomi kurang, dan istri mempunyai peluang, maka bantulah suami agar suami tidak terlalu berat menanggung tanggungjawab. Begitupun ketika istri keluar rumah mencari tambahan maisyah, tak ada salahnya ketika suami membantu menjaga anak-anak di rumah. Semua dilakukan dengan saling memudahkan urusan dalam kebaikan.


Dalam hal amal salih selalu saling memberi dan meringankan. Begitupun ketika satu sama lain memiliki kesalahan, semestinya segera saling memaafkan juga mengingatkan. 

Teringat beberapa tahun lalu kisah sahabat ketika suaminya pulang larut malam. Keluarga ini keluarga samara, istrinya terlelap tidur di peraduannya, hingga ketika suaminya mengetuk pintu ia tidak mendengarnya. Akhirnya suaminya tidur di teras rumahnya. Satu setelah suaminya mengetuk pintu, istrinya terbangun dari tidurnya dan tersentak kaget karena tidak menemukan suami di sampingnya. 


Bergegas ia keluar menuju pintu depan.  Ia membuka gorden, didapati suaminya tidur di teras. Betapa hati sang istri sedih, malu dan merasa sangat bersalah. 


Itu sekelumit kisah yang mana keluarga ini berupaya mengamalkan hadits Rasulullah saw, seorang suami yang pulang larut malam,  jika ia dapati istrinya sedang terlelap tidur, maka tidak boleh membangunkannya. 

Masya Allaah.


Namun, terkadang ada keluarga yang sebaliknya, ketika suami marah istri ikut marah. Ketika Allah SWT uji dengan kefakiran,  istri terlalu banyak mengeluh bahkan mencela penghasilan suami. Suamipun balik marah dengan menganggap istri terlalu boros.


Ketika istri keluar rumah mencari tambahan penghasilan, sering kali suami tak peduli padahal istri membutuhkan bantuan menjaga anak-anak di rumah. Banyak menuntut enggan memberi, selalu memandang salah pasangannya. Disinilah sakinah tidak akan didapatkan keluarga seperti ini.


Bagi setiap keluarga Muslim, tentu sangatlah berharap, aturan dari Sang Maha Pencipta diterapkan, hingga para suami fokus dengan tugasnya sebagai kepala keluarga. Begitupun istri fokus kepada tugasnya menjadi ummu warabatul bait. 

InsyaAllah, segera tegak dinegri tercinta ini, hukum yang membuat Allaah SWT ridha. Aamiin Yaa Rabbal'aalamiin.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak