Kalimat Tauhid Mempersatukan Umat



Oleh : Rosmita

Kehadiran jutaan umat Islam di Aksi Bela Tauhid - Reuni 212 menjadi bukti bahwa umat memiliki satu pengikat dan satu visi yakni menegakkan kalimat tauhid. 
Dilansir TribunWow.com dari acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang di tvOne, Selasa (4/12/2018), Fadli Zon mengungkapkan jumlah peserta berdasarkan jumlah HP/ IMEI pada saat kejadian Acara Reuni 212.
Ia menuturkan dari data itu jumlah peserta berkisar 13,4 juta jiwa.
"Menurut data Mobile Switching Center (MSC), jumlah IMEI International Mobile Equipment Identity, pada saat kejadian tercatat kurang lebih 13,4 Juta, ini data."
Sungguh jumlah yang luar biasa, umat dari berbagai pelosok negeri dapat bersatu di bawah kalimat tauhid. Perbedaan ras, suku, budaya, harokah, dan mazhab tak menghalangi umat untuk bersatu dalam momen reuni 212.
Perasaan yang samalah yang dapat menyatukan umat, yaitu perasaan ingin membela agama Islam. Seperti kita ketahui bahwa awal diadakan aksi 212 adalah karena adanya penistaan terhadap agama Islam, sehingga memicu kemarahan umat dengan aksi 212. Dan sampai saat ini pun penistaan agama masih terus terjadi yang terakhir adalah pembakaran bendera tauhid oleh beberapa oknum sebuah ormas dan pelakunya hanya dijatuhi hukuman 10 hari kurungan penjara dan denda 2000 rupiah. Ini bukti keadilan belum tegak di negeri ini, sehingga umat merasa kecewa dan ingin bersatu membela kalimat tauhid. 
Namun tak cukup hanya perasaaan yang sama untuk kebangkitan umat perlu ditingkatkan lagi kesamaan pemikiran dan peraturan agar umat menjadi kuat.
Karena jumlah umat Islam di dunia ini yang begitu besar jumlahnya hanyalah seperti buih di lautan jika tidak dipersatukan dalam sebuah institusi yakni khilafah. Tanpa khilafah umat Islam akan mudah dipecah belah dan diadu domba. Hal inilah yang membuat umat Islam lemah, maka hanya khilafah yang dapat mempersatukan perasaan, pemikiran, dan peraturan di tubuh umat. Sehingga umat dapat bangkit dari keterpurukan dan kesengsaraan akibat tidak ditetapkannya aturan Allah swt.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ، فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ، وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ
“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya. Jika seorang imam (Khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah ’azza wajalla dan berlaku adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad)
Maka makna persatuan umat dalam kalimat tauhid adalah persatuan menuju perubahan hakiki  yakni dengan menerapkan hukum-hukum Allah dalam seluruh aspek kehidupan dan meninggalkan sistem sekuler demokrasi. Untuk itu mari jadikan momen reuni 212 sebagai awal kebangkitan umat dalam menegakkan khilafah ala minhajin nubuwwah. Kemuliaan Islam akan terjaga dan umat Islam akan hidup aman dan sejahtera di bawah naungan khilafah. 
Wallohu a'lam bishowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak