Jikalau Suatu Kaum Berhimpun dalam Satu Panji Ilahi

Oleh Hj Teti K. (Muslimah Pembelajar Islam Kaffah


Kaum muslim tiba tiba banyak yang geram. Dadanya bergejolak, darahnya mendidih. Amarahnya membuncah.

Bagaimana umat tidak marah, sekelompok oknum dengan sengaja dan bahkan dengan bangga membakar bendera kebanggaan seluruh kaum Muslim. Itulah Bendera Tauhid, Bendera Ar-Rayah.

Pembakaran Ar-Rayah yang bertuliskan kalimat *laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah* merupakan tindakan pelecehan yang tidak dapat dibenarkan, dan tidak bisa diterima dengan akal sehat.


Panji Rasulullah saw baik al-Liwa' (panji putih) maupun ar-Rayah (panji hitam) bukanlah sembarang panji dan terbatas dalam peperangan saja. Apalagi berhenti sekedar simbol. Keduanya mengekspresikan makna makna mendalam yang lahir dari ajaran islam. Liwa' dan Rayah Rasulullah SAW, merupakan lambang akidah islam karena di dalamnya tertulis kalimat tauhid : Laa Ilaha illallah Muhammad Rasulullah. Kalimat inilah yang membedakan islam dan kekufuran. Kalimat ini pula yang akan menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.


Maka dari itu sebagai simbol syahadat, panji tersebut akan dikibarkan oleh Rasulullah saw, kelak pada Hari Kiamat. Panji ini disebut sebagai *Liwa'al-Hamdi* (panji pujian kepada Alloh).

Rasulullah saw bersabda : "Aku adalah pemimpin anak adam pada Hari Kiamat dan tidak ada kesombongan. Ditanganku ada Liwa'al-Hamdi dan tidak ada kesombongan. Tidak ada nabi pada hari itu, Adam dan yang lainnya, kecuali di bawah Liwa'ku" (HR at Tirmidzi).


Banyak hadits shahih atau minimal hasan yang menjelaskan seputar al-Liwa' dan ar-Rayah ini. Diantaranya Rasulullah saw bersabda : "sungguh aku akan memberikan ar-Rayah ini kepada seseorang yang melalui kedua tangannya diraih kemenangan, Ia mencintai Alloh dan Rasul-Nya. Alloh dan Rasul-Nya pun mencintai dirinya"  (HR al-Bukhari dam Muslim).


Dalam hadits lain dinyatakan : "Rayah Rasulullah saw, berwarna hitam dan Liwa' nya bewarna putih" (HR at-Tirmidzi, al-Baihaqi, ath-Thabarani dan abu Ya'la).


Di dalam riwayat lain juga dinyatakan : "Rayah Rasulullah saw berwarna hitam, persegi empat, terbuat dari kain Namirah" (HR at-Tirmidzi dan an-Nasai).


Lebih tegas dinyatakan dalam hadits lain : "Rayah Rasulullah saw, berwarna hitam dan Liwa' nya berwarna putih. Tertulis disitu Laa ilaha illallah Muhammad Rasulullah" (HR Syaikh al-Ashbahani dalam akhlaq an-nabiy saw). 

Semua hadits diatas shahih.


Kalimat Laa ilaha illallah Muhammad Rasulullah merupakan 'alamah atau ciri keagungan islam. Misi islam dalam dakwah dan jihad adalah dalam rangka meninggikan kalimat Alloh SWT. Kalimat ini pula yang tertulis dalam ar-Rayah dan al-Liwa' adalah simbol tauhid. Keduanya merupakan syiar pemersatu. berbeda dengan bendera bendera lain yang acap memecah belah.


Imam Abdul Hayyi Al-Kattani menjelaskan rahasia tertentu yg ada di balik suatu panji, yaitu jika suatu kaum berhimpun dibawah satu panji, artinya panji itu menjadi tanda persamaan pendapat kaum tersebut (ijtima'i kalimatihim) dan juga tanda persatuan hati mereka (ittihadi qulubihim). Dengan demikian kaum itu akan menjadi bagaikan satu tubuh (ka al-jasad al-wahid) dan akan terikat satu sama lain dalam satu ikatan yang bahkan jauh lebih kuat dari pada ikatan antar saudara yang masih satu kerabat (dzawil arham) (Abdul Hayyi al-Kattani,ibid, l/266).


Kalimat tauhid adalah harga bagi surga. Suatu saat Nabi saw mendengar muadzin mengucapkan : Asyhadu an laa ilaha illallah. Lalu beliau berkata kepada muadzin tersebut : "Engkau terbebas dari neraka" (HR Muslim).


Beliau juga pernah bersabda : "Siapa yang akhir ucapannya (sebelum wafat) adalah Laa ilaha illallah maka dia pasti masuk surga" (HR Abu Dawud).


Kalimat tersebut juga merupakan kalimat dzikir yang paling utama. Sabda Nabi saw : "Zikir yang paling utama adalah bacaan Laa ilaha illallaah" (HR at-Tirmidzi).


Karena itu Liwa' dan Rayah Rasul saw. itu harus diagungkan dan di junjung tinggi. Sebab keduanya merupakan syiar islam yang malah harus menggantikan syiar-syiar jahiliyah yang mencerai beraikan kaum muslim dalam sekat sekat 'ashabiyah. 

Alloh SWT berfirman : "Demikianlah (perintah Alloh). Siapa saja yang mengagungkan syiar-syiar Alloh, sungguh itu timbul dari ketaqwaan kalbu" (TQS al-Hajj (22) ayat 32).


Sebagai bentuk peneladanan kepada Rasulullah saw. Umat islam juga seharusnya selalu menjunjung tinggi dan menghormati Liwa' dan Rayah Rasul saw.

Lebih dari itu, mereka seharusnya berjuang bersama untuk mengembalikan kemuliaan keduanya sebagai panji tauhid, identitas islam dan kaum muslim, sekaligus pemersatu hati mereka.


Wallaah a'lam bi ash-shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak