Publik kembali dihebohkan dengan kebijakan pemerintah terkait dengan lembaga penjamin kesehatan nasional. Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (BPJS) Kesehatan mulai gencar dalam melakukan upaya minimalisir defisit yang terjadi di perusahaan. Salah satunya dengan mengetatkan sanksi terhadap peserta yang masih menunggak iuran. Sanksi bagi peserta yang tak patuh adalah tidak bisa memperpanjang SIM, STNK hingga paspor.
Kepala Humas BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Maruf mengatakan setidaknya perusahaan akan mengetatkan sanksi tersebut terhadap peserta yang termasuk dalam pekerja bukan penerima upah (PBPU/Informal). Sebab segmen tersebut merupakan salah satu penyumbang defisit yang dialami BPJS Kesehatan saat ini (intisari.grid.id, 13/11).
Melihat kebijakan diatas maka membuat kita merasa senantiasa cemas, khawatir dan was-was. Pasalnya ketika 2017 BPJS Kesehatan memangkas biaya operasionalnya terkait dengan persalinan. Ditahun ini, BPJS Kesehatan kembali mengejutkan para pesertanya. Defisit anggaran yang kian menggunung. membuat pihak BPJS Kesehatan memutar otak agar mampu mengelolanya dengan baik. Bahkan mereka tak segan-segan untuk memberikan finalti kepada para pelanggan yang terhitung telat dalam membayar iurannya. Mengapa hal tersebut terus saja berulang?. Rakyat bagaikan hewan ternak yang selalu diperas tenaganya. Bagaimana seharusnya pemenuhan kesehatan yang benar sehingga dapat dirasakan semua lini masyarakat?. Karena sejatinya kesehatan ini adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa diurungkan waktunya, harus segera ditindaklanjuti.
Kesehatan dalam Pandangan Islam
Nabi SAW bersabda: Setiap dari kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab untuk orang-orang yang dipimpin. Jadi, penguasa adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. (HR Bukhari dan Muslim).
Penguasa dalam hal ini pemimpin, maka ia bertanggung jawab atas seluruh orang yang dipimpinnya (rakyat). Kewajibannya adalah memenuhi semua kebutuhan pokok rakyat tanpa ada pengecualian. Sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan menjadi hal yang wajib dipenuhi olehnya.
Kesehatan adalah salah satu komponen yang terkait dengan kebutuhan pokok. Dalam hal ini negara, lewat pemerintah berkewajiban untuk menyediakan sarana dan prasarananya dengan baik dan mempuni untuk semua rakyatnya.. Kemudian negara wajib memastikan pelayanannya sampai pada individu per individu rakyat.
Tidak seperti kejadian sekarang, selalu saja rakyat yang menjadi korban. Persisnya adalah korban pemalakan secara halus yang dilakukan oleh penguasanya. Padahal seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah, kenapa sampai defisit anggaran. Sebenarnya itu adalah buah dari sistem yang diterapkan sekarang. Kapitalis-sekuler lah yang menjadikan pelayanan kesehatan selalu dinilai dengan materi (uang). Alih-alih, bukan menyehatkan rakyat namun yang terjadi adalah membuatnya sakit.
Apabila Islam diterapkan secara sempurna dan menyeluruh maka akan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh rakyat. Kebutuhan pokok akan selalu dikontrol pemenuhannya. Termasuk di dalamnya adalah sarana dan prasarana untuk berprestasi dalam semua bidang. Di masa lalu ketika Islam berjaya, semua orang berlomba untuk melakukan yang terbaik untuk ummat. Kala itu negara menyediakan rumah sakit kelas satu dan dokter-dokter ahi dibidangnya.
Contoh nyata adalah rumah sakit umum Bimaristan al-Mansuri di Kairo. Rumah sakit tersebut mampu menampung 8.000 pasien. Pasien yang dirawat disana akan dikawal dua petugas untuk membantunya. Hal itu dilakukan agar memberikan pelayanan serta kenyamanan bagi si pasien. Dengan begitu insya Allah pasien akan cepat pulih dari sakitnya. Ditambah lagi dengan adanya klinik dan apotik berjalan. Fasilitas tersebut diberikan kepada orang-orang yang mempunyai keterbatasan fisik dan tinggal di pedesaan. Khalifah Al-Muqtadir Billah memerintahkan kepada para petugas agar mengunjungi setiap desa dan tetap tinggal disana selama beberapa hari sebelum melanjutkan perjalanan menuju desa lainnya.
Dari fakta sejarah di atas maka seharusnya penguasa wajib hukumnya memperhatikan permasalahan utama rakyatnya. Kebutuhan pokok harus dikontrol dan diperiksa agar terpenuhi individu per-individunya. Utamanya masalah kesehatan ini. Tentunya sistem yang harus diterapkan adalah Islam. Karena hanya dengan Islam semua bisa diwujudkan secara sempurna. Tentunya perlu usaha yang gigih dari kaum Musimin. Wujud nyatanya adalah belajar dan berjuang bersama agar tujuan kita tadi bisa segera terwujud. Semoga Allah memberikan kekuatan serta kemudahan agar kita mampu menjalaninya.
Dan satu hal yang perlu diingat bagi penguasa adalah bukan hanya bagaimana menyediakan pelayanan medis, namun yang lebih utama adalah memenuhi kebutuhan rakyat yang dirinya dipercayakan atas mereka. Semoga sistem Islam dapat segera diterapkan dalam kehidupan kita. Wallahu alam [ ]
Mulyaningsih, S. Pt
Pemerhati masalah anak, remaja dan keluarga
Anggota Akademi Menulis Kreatif (AMK) Kalsel