Ibu, Mereka Melihatmu


Oleh Lulu.


“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”


Day 3 🌷


Salah satu bentuk pendidikan adalah memberi teladan pada anak-anakmu. Menunjukkan akhlakul karimah dalam diri kita, agar anak mengikutinya. Sesungguhnya pelajaran terbaik adalah segala sesuatu yang ada di dekat anak-anak.


Abu Dawud dan Baihaqi meriwayatkan dari Abdullah bin Amir radhiyallahu 'anhu,

“Pada suatu hari ibu memanggilku, sedangkan Rasulullah duduk di rumah kami. Ibuku berkata, “Kemarilah, aku akan memberimu.” Kemudian Rasulullah berkata kepadanya, “Apa yang akan engkau berikan kepadanya?” Ibuku berkata, “Aku akan memberinya sebuah kurma.” Maka Rasulullah berkata kepadanya, “Kalau engkau tidak memberikan sesuatu kepadanya, maka engkau akan dicatat sebagai orang yang berdusta.


Ini adalah satu contoh dusta pada anak. Terlihat sepele, akan tetapi hal ini merupakan tindakan tercela. Rasul membencinya. Jika anak melihat perilaku dusta pada orangtuanya, maka dia akan tumbuh dalam kedustaan. Dusta menjadi hal biasa baginya, bukan sebuah pelanggaran. Maka ibu, biasakan berkata benar, mereka meneladanimu.


Salah satu contoh Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu ketika melihat Rasulullah salat malam. Ia langsung mengikuti beliau. Diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu,

"Aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Nabi Shallallahu 'alayhi wa Sallam biasa bangun untuk salat malam. Suatu malam Nabi Shallallahu alayhi wa Sallam bangun kemudian berwudhu dengan wudhu yang ringan dari kendi yang digantung. Setelah itu beliau salat. Aku pun berwudhu yang sama seperti wudhu beliau. Kemudian aku berdiri di samping kiri beliau. Namun beliau menarikku dan meletakkanku di samping kanannya. Kemudian beliau salat beberapa rakaat."


Ia berwudhu dan salat mengikuti Rasulullah. Melakukan hal yang sama dari seseorang yang berada di dekatnya. Sebenarnya tidak sulit ya mengajari mereka, dengan memberi teladan dan kasih sayang, mereka akan mengikuti kebaikan.


Akan tetapi bayangkan jika yang terjadi adalah sebaliknya. Anak berulang kali melihat keburukan terjadi sekitarnya. Dan hal itu dalam skala besar, lingkup sehari-hari kehidupan umat, yaitu ketika suasana Islam hilang. 


Ketika hukum Islam dicabut dari sisi umat. Pergaulan bebas terlihat setiap hari. Anak-anak terpapar konten porno. Kejahatan dan kriminalitas di depan mata, tidak tersentuh hukum. Hak-hak manusia diabaikan, serta banyak lagi bentuk polusi keimanan merusak atmosfer umat.


Kerusakan terjadi di semua sisi kehidupan, politik, ekonomi, pendidikan, akhlak, dan lain-lain. Buah dari sekularisme. Terjadi pada penerapan sistem pemerintahan yang salah. Maka seluruh hal buruk menari-nari dalam pentas kehidupan umat. Terlihat, terjadi di sekitar kita. Disaksikan anak-anak muslim.


Maka jalan perjuangan Islam adalah satu hal yang paling mendasar untuk menjadikan anak-anak sebagai generasi yang bangkit. Sebab jika mereka melihat kerusakan terjadi berulang kali dengan pembiaran dari umat dan penguasa, maka selamanya mereka merasa bahwa hal itulah yang benar. 


Atau bisa jadi mereka menjadi generasi apatis, menerima seluruh kondisi dan merasa tidak mampu merubahnya. Yang lebih parah, mereka percaya bahwa kondisi yang ada sekarang sudah final. Maka jadilah mereka generasi buih di lautan.


Oleh sebab itu ibu, pelajari Islam. Sampaikan kemuliaan Islam. Bahwa keindahannya baru akan terlihat jika diterapkan dalam sistem bernegara secara kaffah. Suasana Islam adalah yang paling tepat untuk umat, membuat anak-anak terdorong bergerak menjadi pejuang-pejuang kebangkitan.

Berjuanglah ibu, jangan berhenti, anak-anak memerlukan tempat tumbuh yang sahih. Lakukanlah terus kebaikan, sebab anak-anakmu melihatmu. Allahumma ahyiina bil Islam.


#HariIbuRevo6

#KisahKasihIbu

#Revowriter

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak