Oleh; Zakiyyah Almanaf
Aksi bela tauhid 212 sukses digelar. Peserta aksi tumpah ruah di Monas dan sekitarnya. Berbagai peneliti memperkirakan jumlah peserta aksi bela tauhid 212 tahun 2018 jauh lebih banyak dibandingkan tahun 2016. Walaupun ada beberapa pihak yang mengklaim peserta aksi tidak lebih dari 40.000 namun fakta bicara lain. Beberapa analisa mengungkapkan bahwa peserta aksi bela tauhid sekitar 8 juta. Namun data terbaru yang tidak bisa dibantahkan, yang berhasil dikumpulkan oleh Iwan Piliang yang bersumber dari jumlah IMEI telepon genggam peserta Aksi Bela Tauhid 212 yang didapat dari MSC atau pusat operatornya masing-masing.
Dari data tersebut didapat jumlah akumulasi akurat bahwa peserta aksi bela tauhid 212 yang hadir di Monas sebanyak 13.400.000 orang. Jumlah yang begitu fantastik tentunya. Bahkan bisa dikatakan jumlah masa aksi terbesar yang pernah ada di dunia. Tentu ini fenomenal, menjadi catatan penting dalam sejarah kebangkitan Islam.
Mata Dunia Tertuju Pada Indonesia
Aksi 212 telah menggemparkan dunia. Semua mata tertuju pada Indonesia. Semua harapan akan kebangkitan Islampun muncul dari Indonesia. Berkumpulnya belasan juta umat di Monas memancarkan cahaya harapan akan kebangkitan. Betapa tidak, hal ini momen langka. Siapa yang bisa menghadirkan masa sebanyak itu? Tokoh mana yang bisa menarik masa segitu banyaknya? Orang kaya mana yang mampu mengumpulkan masa dengan jumlah yang demikian besar?
Jawabannya tentu tidak ada. Karena semua orang yang hadir ke Monas dalam aksi 212, bukan karena bayaran, bukan pula karena fanatisme golongan tapi semua berangkat semata-mata untuk menunjukan persatuan umat. Semata-mata karena panggilan akidah, semata-mata demi perjuangan membela bendera tauhid. Semata-mata demi perjuangan atas ketidak adilan yang dirasakan umat Islam. Semata-mata demi persatuan dan ukhuwah Islamiyah.
Kehadiran umat Islam di Monas juga menyedot perhatian dunia. Hal ini terlihat dari pemberitaan beberapa media luar. Bahkan mereka menjadikan berita aksi bela tauhid 212 kemarin sebagai berita utama. Di media online tak kalah gemparnya, aksi bela tauhid 212 berhasil menjadi trending topik. Semua bicara aksi 212 dengan segala keberhasilannya, dengan kedamaiannya dan keteraturannya.
Esensi 212
Namun tentu aksi ini dilaksanakan bukan sebatas untuk pertunjukan. Bukan sekedar memunculkan jumlah yang banyak. Tapi aksi 212 mencerminkan betapa gregetnya umat Islam dengan persatuan. Karena persatuan menjadi kunci awal untuk kebangkitan. Umat Islam harus bersatu agar bisa menjadi kuat, agar bisa lebih menunjukan kesolidan satu sama lain.
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Itu adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan persatuan. Hal ini juga pernah dialami oleh umat Islam. Bagaimana mudahnya musuh menyerang Islam dengan berbagai tuduhan intoleran, radikal dan pemecah belah. Ulama difitnah, pengajian-pengajian dipersekusi, adu domba antar sesama kaum muslim begitu mudah mereka lakukan ketika umat masih terpisah-pisah.
Saat ini umat sudah menyadari kelemahannya, sehingga mereka sudah jengah dengan keterpisahan. Umat sudah rindu dengan persatuan. Dan itu semua diwujudkan pada aksi bela tauhid 212 sebagai bentuk betapa gregetnya umat dengan perstuan. Karena persatuanlah yang bisa menyatukan dan bisa menghantarkan kepada kebangkitan.