Derita Uyghur, Derita Kita Jua


Oleh: Sriyuliawati (Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah)


Kini kita dikabari lagi dengan kenestapaan kaum muslim di Uyghur. Duka yang juga sama dirasakan oleh saudara kita di Palestina, Afrika, Banglades. Mereka di intimidasi. Mereka disiksa,  tidak boleh melakukan kegiatan keagamaan, melarang menamai anak yang Islami, diharuskan menyerahkan barang barang yang bernuansa Islam, seperti al quran, sajadah, dan simbol islam lain nya. Juga melarang lak laki muslim berjenggot, yang lebih parah lagi di sana mereka di paksa makan daging babi,  minum khomer, dan juga memaksa mereka untuk meninggalkan agamanya.


Derita uyghur semakin memburuk  dan akan selalu begitu, karna kaum muslim yang minoritas selalu di intimidasi dan disiksa oleh kaum kafir yang mayoritas. Begitulah faktanya.


Mata dunia seolah tak acuh, apatis, dengan kondisi Muslim Uyghur, malah mereka diam diam melanjutkan persahabatan nya.


Derita Uyghur semakin memprihatinkan, semua terjadi karena tidak adanya kepemimpinan umat, umat Islam bagaikan anak ayam yang tak berinduk, induk yang akan menjadi perisai umat, yang akan melindungi, menjaga,  mengayomi dan melayani. Dia adalah seorang imam yang di sebut Khalifah.


Maka, dengan tidak adanya seorang khalifah akan terjadi,  ketakutan, kebodohan,  kelemahan, kekalahan,  kemiskinan, penghinaan,  penindasan, ketidakadilan, lagi dan lagi, itu yang akan menyelimuti kaum muslim, dan itu yang sedang terjadi di negeri muslim saat ini.

Akankah kita berdiam diri terus menyaksikan penderitaan yang di alami saudara kita?  Bukankah muslim itu satu tubuh penderitaan mereka merupakan duka bagi kita.


Oleh karena itu, hanya dengan sistem Islamlah yang akan melindungi setiap warganya, dijaga kehormatannya, sehingga hukum Allah di tegakan, dan akan mengapai ridho Nya.


Oleh karena itu, bersegeralah perjuangkan kembali tegaknya konstitusi Islam yang pernah jaya nan gemilang selama 13 abad lamanya, yang dipimpin seorang khalifah, sehingga negeri negeri muslim menjadi negeri yang baldatun thoyibatun warobbun ghofur.


Wallahu'alam bishowab


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak