DEMAM BLACK PINK (Generasi Latah Tanpa Arah)
Oleh:Yuli UmmuRaihan
( Member Akademi Menulis Kreatif)
DDU...DU..DDU..DU
Sebuah single dari girldband korea bernama "Black Pink" belakangan menjadi ramai diperbincangkan terutama dikalangan remaja.
Sebuah situs berita online menyebut kepopuleran Blackpink ditahun ini tampak meroket, girldband yg beranggotakan 4 wanita berbusana kurang bahan ini makin melejit berkat dukungan para BLINK sebutan untuk para penggemar mereka.
Berbagai penghargaan diklaim mereka raih bahkan single DDU DU DDU DU meraih 10 juta penonton dalam waktu singkat, menduduki peringkat 55 di Billboard HOT 100, penghargaan Music Style Award, MTV VMAJ, menjadi icon fashion, penghargaan dari ELLE style Awards dll.
Sangat wajar semua raihan "prestasi " ini mereka raih, korea yang merupakan negara yang sangat mendukung penuh industri KPOP dinegaranya bahkan menjadikan sumber pendapatan negara.
Mereka memang habis-habiskan mensuport industri ini, bahkan biaa dibilang mengeksploitasi habis-habisan.
Blackpink hanya satu dari sekian banyak pengaruh deman korea atau korean wave atau yang lebih dikenal dengan sebuatan hallyu, telah banyak sebelumnya menjangkiti bangsa ini , mulai fashion, tontonan (drama), fashion, makanan, produk kecantikan dll.
Utamanya para remaja generasi masa depan kita, Bayangkan apa jadi nya Indonesia 10-20 tahun kedepan jika remaja yang menjadi tongkat estafet kepemimpinan sekarang hanya disibukkan dengan jingkrak-jingkrak, berburu fashion, histeris melihat idola mereka, lebay, nangis dikamar karna baper setelah menonton drama atau idola mereka sibuk mengikuti perkembangan idola mereka dan menyia-nyiakan masa remaja dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Yang namanya demam itu harus disembuhkan agar tidak tambah parah menjadi penyakit dan mengancam jiwa.
Deman korea hanya satu dari sekian deman yang menjauhkan remaja dari Islam, penjajah kafir laknatullah menggunakan segala upaya untuk menjauhkan remaja dari identitas keislamannya, ragu, tidak faham, bahkan alergi dan malu jika menunjukkan keIslamannya. Diantaranya dengan 3S3F( song, seks, sport, food, fashion, fun).
Demam korea ini juga disebabkan lemahnya peran orang tua dan keluarga, kesibukan kerja membuat orang tua tak memiliki waktu banyak bersama anak-anaknya sehingga anak mencari perhatian dengan cara-caranya. Sayangnya orangtua menanggapi dengan memberi fasilitas gadget ,TV pribadi dikamar anak, layanan wifi, agar anaknya anteng.
Tidak adanya kontrol dari orang tua, pemahaman agama yang minim, ditambah pengaruh lingkungan yang begitu masif, tontonan, dan pergaulan remaja , kontrol masyarakat, serta tak adanya aturan dari negara menambah lengkap faktor pemicu deman ini, yang kini telah berubah menjadi penyakit kronis stadium akut.
Allah berfirman"/Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah,dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu" (;QS:/Al baqoroh:208)
Maka ini adalah petunjuk bagi kita khususnya kaum muslim agar berislam secara kaffah yaitu mengambil, meyakini, dan mengamalkan seluruh isi Alquran dalam setiap sendi kehidupan.
Islam agama yang sempurna ia mengatur segala aktifitas dan memecahkan segala problematik kehidupan termasuk masalah remaja.
Dalam Islam remaja adalah generasi harapan yang akan menjadi khoiru ummah dan khalifah fiil ardh, maka Islam benar-benar menjaga dan mempersiapkan remaja agar menjadi pemimpin dimasa depan.
Potret remaja Islam bisa kita tiru dari sosok Mus'ab bin umair, khalid bin walid, salahuddin al ayyubi, M Al fatih dan masih banyak lainnya. Yang masa muda mereka diisi dalam ketaatan, menuntut ilmu, menghafal alQuran, mempersiapkan kekuatan apasaja untuk menggetarkan musuh, memupuk nafsiyah, memperbanyak amal shaleh dan berjuang dimedan perang demi membela Islam.
Dan ingatlah kelak engkau bersama orang yang kau cintai, maka jika hari ini remaja kita lebih mencintai budaya korea atau asing dibanding ajaran Islamnya maka bersiaplah para orang tua kita akan melihat kehancuran yang lebih parah dari hari ini, remaja hanya sibuk bernyanyi, menghafal lirik lagu yang kadang mereka sendiri tak mengerti, dibanding menghafal Alquran, hadist, atau pelajaran sekolah, meniru gaya hidup bebas mereka, cara berpakaian, cara bicara, gaya dandanan, dan mungkin juga trend bunuh diri jika kelak apa yang mereka impikan tak sesuai kenyataan, Nauzubillahi min zalik.o