Bukti Ummat Inginkan Perubahan Yang Hakiki

Oleh: Anggraini Arifiyah (Ibu Rumah Tangga)


Takjub, bangga,terharu ketika melihat umat islam bersatu.Pada hari Minggu, 2 Desember 2018 di kawasan Monas telah dipenuhi peserta Reuni Akbar Mujahid 212 yang mengambil tema "Dengan Tauhid Kita Menuju Kejayaan NKRI". Ketua Panitia Acara Reuni 212, Ustaz Bernard Abdul Jabbar, mengatakan, reuni tersebut digelar sebagai rasa syukur untuk mengenang spirit perjuangan Aksi Bela Islam 212 pada 2 Desember 2016 lalu.  Reuni tersebut dihadiri lebih dari 8 juta orang. Jutaan orang yang menghadiri acara tersebut, membuat banyak peserta reuni yang meluber di luar Monas.  (Kumparan/ 02/12/18).

Tidaklah sedikit umat yang mengikuti reuni 212 datang dari sejumlah elemen masyarakat, lembaga, dan ormas Islam seperti Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI). Massa umat Muslim datang dengan membawa atribut bertuliskan kalimat tauhid dan bendera merah putih. Semua bendera itu bertuliskan kalimat tauhid berwarna putih. Bendera-bendera tersebut terdiri dari beberapa ukuran. Ada yang relatif besar, ada pula yang berukuran sedang. Bendera tauhid yang berwarna-warni memang nampak dibawa oleh massa reuni 212 kali ini. Akan tetapi, jumlah bendera tauhid yang berwarna hitam dan putih masih mendominasi.

Dapat ditarik kesimpulan dari berbagai tujuan agenda yang diikuti jutaan umat itu mencerminkan arus besar keinginan rakyat untuk perubahan. Gerakan ukhuwah Islamiyah yang sangat tertib,apalagi reuni ini dihadirkan lintas agama. Perubahan ini muncul ketika umat sudah merasakan adanya ketidakadilan dalam bidang hukum,kesenjangan ekonomi, dan tingginya angka urang negara dan kriminalisasi tokoh agama adalah semangat besar yang melahirkan reuni 212.

Umat membutuhkan perubahan. Akan tetapi perubahan yang bagaimana yang dibutuhkan umat ?Perubahan yang hanya ganti pemimpin, atau bagaimana?Bila kita hanya menginginkan pergantian pemimpin, tetapi aturan yang dijalankan adalah aturan manusia hasilnya akan tetap sama. Sebab dalam sistem demokrasi yang berhak membuat aturan adalah manusia itu sendiri. Dengan slogannya dari rakyat-oleh-untuk dan kembali ke rakyat.Dari slogan tersebut kita bisa melihat bahwa semua keputusan ditangan rakyat. Pasalnya dalam demokrasi, kedaulatan itu ditangan rakyat dan kekuasaan ditangan penguasa. Berbeda dengan islam, kedaulatan ditangan syaradan kekuasaan di tangan rakyat. Sebab dalam islam yang berhak membuat aturan adalah Allah. Karena Allah SWT bukan hanya sebagai pencipta tetapi sekaligus pengatur.

Perubahan itu bukan hanya merubah pemimpinnya tetapi aturannya juga harus dirubah.Hanya kita kembalikan pada sang pemilik aturanlah, perubahan itu akan terjadi. Yang bukan hanya pemimpin akan tetapi aturan yang di rubah agar menuju perubahan yang hakiki. Perubahan hakiki akan terjadi, bila hukum-hukum Allah swt diterapkan di seluruh aspek kehidupan. Maka dengan meninggalkan kapitalisme-sekulerisme ini,perubahan yang hakiki akan terjadi.

Perubahan hakiki, dengan Khilafah. Berdasarkan realitas kehidupan sekarang dan di negeri-negeri Islam masalah utamakaum Muslim saat ini adalah bagaimana mengembalikan penerapan seluruh hukum yang diturunkan Allah, yakni syariah Islam, melalui penegakan kembali khilafah. hanya melalui hal itulah kaum Muslim dapat melakukan perubahan hakiki, yakni melepaskan diri dari jeratan ideologi Kapitalisme yang menyengsarakan, sekaligus mengembalikan masa kegemilangannya seperti pada saat mereka dulu di bawah naungan khilafah Islamiyah.

Penentu hakiki atau tidaknya suatuperubahan adalah benar atau tidaknya peradaban yang ditegakkan.  Jika peradaban yang ditegakkan di tengah-tengah masyarakat, benar (shahih) maka masyarakat tersebut dikatakan telah mengalami perubahan hakiki.  Sebaliknya, jika peradabannya bathil, maka masyarakat tersebut tidak dikatakan mengalami kebangkitan hakiki.

Adapun faktor yang menentukan benar tidaknya sebuah peradaban adalah akidah (pemikiran mendasar) yang menyangga peradaban tersebut.  Jika akidahnya benar dan lurus, maka peradaban tersebut dikatakan peradaban shahih.  Jika akidahnya bathil, peradaban tersebut dikatakan peradaban bathil. perubahan sejati adalah transformasi menuju peradaban yang tegak di atas ideologi shahih yang memuaskan akal, sejalan dengan fitrah manusia, dan mampu menciptakan kemakmuran.

Satu-satunya ideologi yang sesuai dengan fitrah manusia dan memuaskan akal hanyalah islam. Karena islam bukan hanya sebagai agama tetapi sebagai ideologi. Dengan demikian perubahan hakiki adalah transformasi menuju tegaknya peradaban Islam.

Peradaban Islam hanya bisa diwujudkan dengan cara menerapkan Islam secara kaffah dan menyebarkan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia.  Penerapan Islam secara menyeluruh dan penyebaran risalah Islam ke seluruh penjuru dunia hanya bisa diselenggarakan melalui penegakkan kembali kekuasaan Islam yang digariskan baginda Nabi SAW, yakni Khilafah Islamiyah. Sedangkan penegakannya tidak mungkin diwujudkan tanpa adanya dukungan umat.  Sebab, umat adalah pemilik sejati kekuasaan. Umat tidak akan mungkin memberikan dukungan, sebelum mereka menyadari kerusakan peradaban sekarang (kapitalisme), serta wajibnya menegakkan syariat Islam secara menyeluruh dalam koridor Khilafah Islamiyah.

Wallahu’alam Bi Shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak