Oleh: Ika (Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah)
Kalimat tauhid - lailaha illallah muhamadarrasulullah - adalah kalimat yang telah mempersatukan umat Islam. Dibawah naungan kalimat ini manusia disatukan tanpa melihat lagi keaneka ragaman bahasa, warna kulit, suku bangsa, mazhab, latar budaya yang ada di tengah umat Islam. Mereka mengucapkan lailahaillalah, karena paham bahwa Allah SWT dan rasulNya saw., telah mewajibkan mereka untuk bersatu.
Allah Swt memerintahkan umat Islam untuk berpegang teguh pada tali (agama) Allah dan tidak bercerai berai (QS Ali Imran ayat 103). Allah juga mengingatkan bahwasanya orang-orang mukmin itu bersaudara satu dengan yang lain (QS Al Hujurat ayat 10). Ayat tersebut dengan jelas memerintahkan kita umat Islam tuk bersatu, dan melarang untuk kita berpecah belah. Hal ini mrupakan konsekuensi dalam tauhid, sebagai simbol pemersatu umat. Persatuan ini digambarkan dlm aktifitas Rosulullah saw., yang telah mempersatukan sekaligus mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum ansor di Madinah setelah peristiwa hijrah. Tanpa berat hati dan penuh kerelaan mereka bersatu dalam satu kesatuan aqidah, peraturan dan dibawah panji Tauhid.
Islam hadir untuk memanusiakan manusia. Islam juga hadir untuk membangkitkan manusia sesuai dengan fitrahnya kmanusiaannya, yang memiliki kemuliaan akal. Rosulullah saw., menyeru manusia pada akidah Islam dengan jalan dakwah fikriyah yaitu dakwah merubah pemikiran manusia agar mau dipimpin oleh pemikiran Islam.
Rasulullah bersabda yang artinya, "Aku perintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi dengan menyatakan lailahaillallah muhammadurrasulullah, menunaikan shalat menunaikan zakat, siapa yang melakukan demikian, telah terpelihara diri, jiwa dan harta mereka kecuali yang telah ditentukan oleh Islam, dan hisabnya terserah kepada Allah. (HR. Al Bukhori dan Muslim)
Jika pertolongan Allah telah turun kepada suatu kaum sungguh tidak berlaku lagi logika apapun, yang berlaku disana adalah ketentuan dan kehendaknya. Karena itu aksi bela tauhid dalam reuni 212 meskinya menjadi momentum untuk untuk memperkuat kembali persatuan umat islam. Persatuan ini yang akan membangkitkan umat islam untuk menerapkan seluruh konsekwensi dari ketauhidan tadi dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan tegaknya syariah dan khilafah yang menerapkan kalimat tauhid itu umat Islam akan kembali menjadi umat terbaik. Memimpin umat manusia, yang kini berada dalam kehancuran diseluruh bidang kehidupan.
Wallahu’alam Bi Shawwab