Oleh: Sumiati, Member AMK (Akademi Menulis Kreatif )
Sering kita mendengar kalimat yang diucapkan seseorang "Saya ikhlas karena Allaah. Saya memberi karena Allaah. Saya mencintai karena Allaah. Saya dakwah karena Allaah. Saya berbagi karena Allaah dan sebagainya." Begitu mudah berucap Lillaah, terkadang serasa latah bukan Lillaah.
Berbagi Lillaah, tetapi jika tidak ada balasan atau ucapan terima kasih atas semua yang diberikan, ia berkata dia tidak tahu terima kasih, bersahabat katanya Lillaah, namun sedikit saja tersinggung, maka persahabatanpun bubar, dakwah Lillaah tetapi berkeluh kesah dan banyak lagi contoh dalam kehidupan kita sehari-hari, yang seolah Lillaah namun didalamnya terkandung makna lain. Peribahasa mengatakan lidah tak bertulang, mungkin tepat sekali untuk orang-orang yang berkata dilisannya berbeda makna dengan yang ada dihatinya.
Na'udzubillaahi min dzaalik.
Contoh lain misalnya:
Enggan ditegur, tidak mau mendengar nasihat, tidak disebut namanya marah, merasa paling benar sendiri, paling cerdas, paling bagus, menyerobot bagian orang lain, banyak sekali dalam kehidupan kita yang sering kita jumpai. Begitulah dahsyatnya syetan dalam menggoda manusia, sehingga Rasulullah saw dalam hal ini beliau selalu berdoa kepada Allaah SWT disetiap harinya, doa yang sangat luar biasa.
يا مقلب القلوب ثبت قلب علي الدي نك
Artinya: Yaa Allaah yang maha membolak balikan hati, tetapkan hati ini dalam agamaMu.
Begitulah tauladan kita yang sudah dijamin masuk syurga, tetap berdoa kepada sang maha pencipta. Bagaimana dengan kita?
Lillaah atau ikhlas mungkin sebagaimana surat al Ikhlas, didalamnya tidak pernah menyebutkan kata ikhlas. Sesungguhnya bisa diambil pelajaran, bahwa ikhlas atau Lillaah tidak butuh diucapkan. Namun, lebih tepatnya dipraktekan. Dalam al Quran Allaah SWT berfirman: bagi orang-orang yang ikhlas bahkan ucapkan terima kasihpun tidak diharapkan, itulah Lillaah yang Allaah perintahkan.
Wallaahu a'lam.