Asing dan Aseng, Dua Sejoli Yang Mencengkeram Ekonomi Negeri Ini


Oleh: Rheiva Putri R Sanusi (Alumni SMAN 1 Rancaekek)

Mungkin dulu kita tidak dapat melihat dengan jelas apa maksud dari berbagai kebijakan dari pemerintah, yang selama ini kita anggap baik-baik saja yang bertujuan untuk memajukan Indonesia. Menurut salah satu sumber, mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi izinkan asing berkuasa di 54 bidang usaha dan izinkan asing menguasai 100 persen saham di 54 bidang ini. Jika melihat fakta berikut masihkah kita tidak percaya bahwa kita telah dikhianati? Jika iya maka mungkin kita belum bisa berfikir jernih. 

Sungguh miris di negeri dengan penduduk muslim sebagai mayoritas, kebijakan di Indonesia bukannya makin banyak aturan Islam yang di terapkan tapi makin sini makin banyak kebijakan liberal yang diterapkan. Yang tentu saja bertentangan dengan aturan Islam dan juga akan selalu demi kepentingan si kembar asing dan aseng. Kebijakan liberal ini jika terus didiamkan akan sangat berbahaya karena akan memuluskan penjajahan si kembar tersebut.

Padahal jika kita lihat banyak sekali potensi dari rakyat Indonesia jika izin kekuasaan tersebut dipegang sendiri oleh negara Indonesia. Seperti hal PT. Freeport di Papua sana, ketika jatuh ke tangan asing seluruh keuntungan akan diraih asing, sedangkan rakyat Indonesia?. Terlihat sekali disini memberikan kekuasaan terhadap asing maupun Aseng bukanlah solusi atau kebijakan yang benar bagi kemaslahatan umat. Buktinya ketika si kembar berkuasa pengangguran makin menumpuk, kemiskinan merajalela, dan berbagai permasalahan lainnya yang makin meningkat ketika pemerintah memberi keleluasaan terhadap asing dan aseng.

Jika kita ingat-ingat kembali ketika masa kampanye dulu, bukankah mereka memberikan seribu janji manis yang mereka janjikan untuk kesejahteraan rakyat? Namun kenyataannya tak seperti yang dijanjikan, malah jauh sekali. Ketika sekarang mereka menjabat mereka tak memikirkan kepentingan umat, mereka hanya menuruti keinginan para bosnya siapa lagi kalo bukan dua sejoli Aseng dan Asing. 

Namun, ketika umat ingin membantu memperbaiki apa kesalahan penguasa dengan solusi Islam yang begitu sempurna, apa yang mereka lakukan? Tak ada satupun yang diterima, mereka malah menganggap itu sebagai hal yang menentang Pancasila. Disini terlihat jelas bahwa penguasa saat ini sudah gagal, ingkar janji, anti Islam dan juga menjadi antek asing dan aseng.

Sungguh umat saat ini sudah dalam keadaan darurat, kebobrokan sudah terlihat jelas dimana-mana, kini saatnya umat untuk angkat bicara untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada. Satu-satunya solusi yang Islam tawarkan adalah penerapan hukum Islam secara kaffah di bawah naungan Khilafah. 

Wallahu’alam Bi Shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak