Oleh: Fauziah (Aktivis Muslimah asal Banjarbaru, Kalsel)
Mengapa isu radikalisme kembali dilgulirkan oleh rezim ini? Setelah kasus pembakaran bendera tauhid yang menyebabkan kemarahan kaum muslimin dengan aksi damai di seluruh Indonesia. Badan Intelijen Negara (BIN) mengungkap ada 41 dari 100 masjid di lingkungan kementerian lembaga serta BUMN yang terindikasi telah terpapar radikalisme (www.idntimes.com). Apakah hal ini saling berhubungan?
Saat geliat bangkitnya gerakan politik Islam mulai nampak. Ditambah lagi muncul pihak secara nyata menunjukkan kebencian terhadap Islam. Persekusi terhadap ulama yang menyampaikan Islam terjadi di beberapa tempat. Disusul dengan pembakaran bendera tauhid oleh oknum yang gagal paham dan menganggapnya sebagai bendera ormas tertentu. Menjadi sebuah kewajaran jika umat mulai sadar dan memahami bahwa umat Islam harus sadar politik agar tidak terus dizalimi.
Bentuk kesadaran tersebut dilakukan dengan menggalang aksi bela tauhid 212, yang semakin membuat rezim sekuler takut, sehingga diangkatlah isu masjid yang terpapar radikalisme. Kenapa takut? Karena rezim kapitalis sekuler saat inilah yg menjamin amannya penjajah kapitalis untuk terus menjajah negeri muslim. Bila kesadaran itu muncul dan kaum muslimin bersatu berjuang menegakkan hukum Islam, maka itu akan menjadi lonceng kematian penjajah kapitalisme. Dan otomatis rezim yang dibesarkan oleh kapitalis sekuler ini pun akan berakhir.
Untuk membendung menguatnya laju kesadaran umat tersebut dicaplah para pejuang Islam itu dengan sebutan radikal. Bahkan ketika mereka menyuarakannya di masjid, muncullah isu masjid tersebut terpapar paham radikal.
Sebagai umat Islam, seyogyanya tidak terpengaruh dengan isu tersebut, karena Islam bukan ajaran radikal. Ajaran Islam mengandung rahmat bagi seluruh alam semesta ( lihat Q.S Al Anbiya [21] : 107). Rahmat Islam tersebut berlaku tidak untuk umat Islam saja, namun bagi seluruh umat manusia.
Ketika syariah Islam diterapkan, semua kalangan termasuk non muslim akan dilindungi. Syariah Islam melindungi akal, agama, kehormatan, harta, keturunan, keamanan, negara dan jiwa manusia.
Semua itu telah dibuktikan selama kurang lebih 14 abad, dimana hukum–hukum Islam mampu memelihara kerukunan umat manusia. Umat Islam berdampingan dengan kaum musyrikin, nasrani dan yahudi, baik di Madinah, Mesir, hingga Spayol. Justru diskriminasi terjadi ketika Spanyol dikuasai oleh Ratu Isabela yang memaksa kaum muslim dan bangsa Yahudi memeluk agama Kristen.
Jadi, umat Islam harus yakin bahwa Islam adalah ajaran yang benar. Tuduhan yang mengaitkan bahwa di Masjid terjadi radikalisme adalah tuduhan yang sengaja digulirkan ke tengah umat untuk menutupi kebaikan Islam yang sekarang semakin digandrungi oleh banyak kalangan. Termasuk kalangan artis, dengan semangat hijrahnya.
Harus kita pahami bahwa, menjadi wajar bahwa kebangkitan umat Islam akan menghadapi penentangan. Disinilah ujian yang harus kita hadapi. Sikap yang terbaik harus kita tunjukkan dengan mengambil sikap berada di barisan perjuangan, mengembalikan Islam dalam mengatur kehidupan.
Mari kita tunjukkan kecintaan kepada Allah dan RasulNya dengan menaati, membela dan memperjuangkan syariah-Nya. Hanya dengan itulah kita akan dimuliakan dan mendapatkan rahmat-Nya.
Yakinlah Allah SWT akan memberikan pertolongan kepada hambaNya yang berjuang untuk membela agama-Nya. Jangan pernah surut selangkah pun, karena perjuangan ini adalah jalan yang benar. Semua isu yang rezim sekuler gulirkan harus kita mentahkan. Kita harus terus menunjukkan keagungan Islam.
Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, seperti agama lainnya. Namun Islam juga mengatur bagaimana semua urusan manusia. Baik dalam pemerintahan, pergaulan, pendidikan, sosial, budaya, cara berpakaian, makanan minuman dan juga akhlak serta yang lainnya. Jadi jangan pernah ragukan Islam untuk mengatur kehidupan.
Waulahu’alam bishowab. []