Amar Ma'ruf Nahi Munkar, Puncak Ketinggian Umat Islam

Oleh: Neni (Ibu Rumah Tangga)


Aksi bela tauhid dalam reuni 212 yg telah digelar di Monas pada 2 Desember 2018 lalu, berjalan dengan tertib dan aman. Walaupun banyak perdebatan, namun dari jumlah data nomor IMEI ponsel yang ada pada saat itu mencatat jumlah peserta reuni yang hadir mencapai lebih dari 10 juta orang. Jumlah yang begitu luar biasa untuk acara kolosal sholat tahajud, subuh berjamaah dan orasi dari para ulama, kyai dan habaib di Indonesia.

Ada yang berbeda dari reuni kali ini selain dari jumlah massa yang hadir, yaitu mereka datang berbondong-bondong dengan menyewa pesawat, menggunakan mobil, bus, motor bahkan berjalan kaki tergerak karena ingin membela bendera tauhid, panji Rasul yang telah dibakar beberapa waktu kebelakang. Ya karena alasan aqidahlah mereka rela bersusah payah, mengeluarkan tenaga dan harta yang tidak sedikit.

Dengan banyaknya peserta yg hadir dipastikan membuat padatnya jalan raya yg akan dilalui oleh para peserta reuni, meskipun padat sejumlah jalan-jalan utama juga arteri di sekitar monas tempat utama berjalannya acara, namun suasana tetap dingin, setiap orang bersabar, menahan diri untuk tetap tertib.

Pasukan ungu dari ciamis menjadi tim yg akan membersihkan sampah-sampah di reuni 212. selain sejumlah aksi sosial tersebut para peserta reuni akbar 212 saling mengingatkan agar menjaga kebersihan dan ketertiban. "Jangan menginjak rumput, nanti viral ayo lewat pinggir" ujar salah satu peserta reuni. Mereka juga saling mengingatkan agar saudara muslimnya yang lain tidak membuang sampah sembarangan, bahkan mengingatkan untuk menyimpan sampah dan membuang pada tempatnya, "tolong sampahnya disimpan dulu jangan dibuang sembarangan" ucap penjga keamanan reuni 212. 

Indah dan luar biasa memang jika semua perkara diatur dengan Islam. Terlihat dari pelaksanaan reuni 212 tadi. Padahal ini baru sekedar pertemuan umat untuk menjalin ukhuwah dan persatuan, tetapi rasanya memang luar biasa.

Fenomena yang terjadi dalam aksi damai reuni 212 tersebut menunjukkan banyak hal. Dari hal yang sederhana saja menunjukan bagaimana kontrol sosial yg begitu tinggi, hal yang ter lihat sepele seperti menginjak rumput saja begitu diperhatikan. Nampak terlihat kecil  tetapi dampaknya sangat luar biasa. Ini tentu akan sulit ditemukan apabila orang yang hadir tidak memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang benar dalam menjaga ketertiban, kedamaian dan kebersihan lingkungan. Dan dorongan seperti ini tidak mungkin terjadi pada orang yang tidak memiliki keimanan yang lahir dari proses berfikir yang benar tentang hubungan dirinya dan penciptaNya (idrok sillah billah). 

Dalam Islam, kontrol sosial benar benar harus selalu diwujudkan dalam bentuk amar ma'ruf nahyi munkar yg dilakukan oleh individu, masyarakat dan negara. Tanpa adanya kontrol sosial ini maka ibarat sebuah kapal besar yang sedang berjalan,apabila setiap orang tidak saling mengingatkan satu sama lain, orang-orang yang berfikir pendek untuk melubangi kapal jika tidak diingatkan maka hal itu akan membahayakan nyawa seluruh penumpang kapal yang ada. Karena itu begitu luhurnya kontrol sosial yang dimiliki umat Islam ini. Apalagi jika yang memerintahkan dan menjaga pelaksanaan kontrol sosial ini adalah negara, yakni Khilafah yang menerapkan seluruh aturan Islam, maka keindahan dan keluhuran Islam akan bisa dirasakan oleh seluruh umat manusia.

Wallahu’alam Bi Shawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak