Stand Up Comedy Bukan Ajang Penistaan Agama, Bung!

Oleh: Dewi Ummu Maul (Ibu Rumah Tangga)

Beberapa hari lalu, Komika Tretan Muslim dan Coki Pardede akhirnya di polisikan atas dugaan ujaran kebencian. Bukan hanya kali ini saja keduanya diduga telah melakukan penistaan terhadap ajaran Islam. Laporan polisi ini di buat di Subdit V Siber Ditreskrimisus Polda Jawa Timur. Senin 22 Oktober 2018, pelapor menekankan dalam aduannya terkait, bahwa Coki Pardede dan Tretan Muslim membawa-bawa kata neraka dan cacing pita menjadi mualaf seusai daging babi disiram dari kurma.

Sebelumnya, Komika Tretan Muslim dan Coki Pardede menjadi sorotan banyak orang khususnya umat Islam, atas video yang mereka buat di Channel YouTube Tretan. Meskipun video tersebut sudah tidak ada di list Channel Tretan, namun ada satu akun YouTube yang menampilkan rekaman video tersebut dengan durasi 20 menit. video tersebut menampilkan kedua Komika itu sedang melakukan acara masak memasak dan yang mereka pasak itu adalah daging babi, Tretan menuturkan kalau dia untuk pertama kalinya melihat daging babi yang tidak bau dan menyebut kata-kata neraka dengan nada olok-olok secara berulang-ulang, berlanjut cacing pita menjadi mualaf seusai daging babi disiram dengan kurma sambung Coki diikuti dengan tawa keduanya. Sontak saja tindakan mereka itu membuat kalangan masyarakat khususnya umat Islam gerah dan memutuskan mempolisikan mereka berdua.

Stand up comedy yang mulai berkembang beberapa tahun terakhir memang kadang dijadikan ajang oleh oknum-oknum komika (sebutan untuk artis stand up comedy) untuk menyampaikan ujaran-ujaran kebencian dan penghinaan terhadap berbagai ajaran Islam serta Isu yang berkembang terkait Islam. Sebut saja Joshua Suherman, Uus, Ge Pamungkas, dan Ambia keempat komika yang juga sudah pernah dilaporkan sebelumnya karena materi stand up komedi mereka yang dianggap menghina Islam.

Islam sendiri tidak pernah  membenarkan perbuatan manusia yang mengolok-olok manusia dan ajaran pemeluk agama lain, terlebih hanya sebagai bahan olok-olok  dan guyonan. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk bertutur kata secara ma'ruf (baik) terhadap kaum muslim maupun non muslim, ajaran Islam ini jelas-jelas berbanding terbalik dengan sikap yang mereka tunjukan ketika  menjadikan agama dan ajaran Islam sebagai bahan candaan di dalam setiap performancenya. Semua ini tidak terlepas dari faham sekulerisme yang sekian lama dicekokan kepada Umat Islam khususnya, ketika mereka dijauhkan dari pemahaman Islam yang konferehensif tentang Islam mengatur berbagai sendi kehidupan termasuk salah satunya dalam membatasi keberadaan sarana hiburan serta batasan-batasannya. Islam tidak mengharamkan pemeluknya untuk bercanda akan tetapi Islam menyiapkan batasan-batasan agar candaan yang dilontarkan tidak kebablasan hingga cenderung berpotensi menjadi hinaan dan celaan.

Melihat maraknya penghinaan yang ditujukan kepada ajaran Islam, maka seharusnya kita semakin sadar bahwa ketika Umat Islam diam dan tidak memiliki penjaga, maka penghinaan demi penghinaan akan terus kita dapatkan. Disinilah urgensi Khilafah sebagai penjaga kemuliaan Islam dan Umat Islam dari berbagai serangan salah satunya penghinaan dan penistaan yang dilakukan oleh orang-orang yang membenci Ajaran Islam. Wallahu 'alam.

"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?". (QS.At-Taubah : 65).

Semoga Allah melaknat siapa saja yang sengaja mengolok-olok Syariat-Nya. Aamiin.

Wallahualam Bi Shawwab





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak