Oleh Lulu
Baru-baru ini sejumlah remaja di Jawa Tengah dilaporkan mengkonsumsi air rebusan pembalut.Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah, AKBP Suprinarto mengatakan, minum air pembalut menjadi salah satu alternatif remaja untuk mendapat efek seperti konsumsi narkotika, serambinews.com (8/11).
Komisioner KPAI bidang kesehatan dan napza, Sitti Hikmawatty mengatakan bahwa perilaku remaja yang mencari alternatif zat untuk nge-fly, tenang, ataupun gembira berawal dari coba-coba. Dari satu bahan, para remaja ini bisa meramu bahan lain demi bisa nge-fly.Berdasarkan temuannya, kasus penyimpangan itu banyak ditemukan di wilayah pinggiran Jawa Tengah, seperti halnya Purwodadi, Kudus, Pati, Rembang serta Kota Semarang bagian timur.
Ironisnya, rata-rata penggunanya adalah remaja usia 13-16 tahun.Sekarang ada beberapa anak-anak muda karena menganggap sabu-sabu mahal, salah satunya menggunakan pembalut yang sudah dipakai lalu direbus dan diminum," kata Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Jateng, Ajun Komisaris Besar Polisi Suprinarto di Semarang, Kamis, 8 November 2018, viva.co.id (8/11).
/Kerusakan Sitemik/
Kemana hilangnya akal para pemuda? Potensi akal yang didapat dari Allah, malah dirusak, dibuat tidak berfungsi. Padahal, akal menjadi pembeda antara manusia dengan hewan. Bahkan beban hukum atau taklif hanya diberikan pada manusia yang sudah aqil baligh, yaitu ketika akalnya dianggap telah mampu membedakan baik dan buruk.
Standar baik buruk, salah dan benar yang ditetapkan Allah, menjadi tidak terukur. Rusaknya akal akan menghalangi kemampuan untuk mempelajari perintah dan larangan Allah. Tidak mampu memahami hukum-hukum syariat, yang dengannya manusia beraktivitas. Bahkan keterikatan dengan hukum syara' itulah yang kelak akan dipertanggungjawabkan di yaumul akhir.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ عَنِ الْمَجْنُوْنِ الْمَغْلُوْبِ عَلىَ عَقْلِهِ حَتَّى يَبْرَأَ وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقَظَ وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمُ
Pena diangkat dari tiga golongan: orang yang gila yang akalnya tertutup sampai sembuh, orang yang tidur sampai dia bangun, dan anak kecil sampai dia baligh. [HR. Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan ad-Daruquthni dari Shahabat ‘Ali dan Umar Radhiyallahu anhuma, Syaikh al-Albani menilainya sebagai hadits shahih dalam Shahîh Jâmi’, no. 3512]
Waktu terbuang pada saat 'fly'. Yang semestinya bisa diisi dengan amal salih. Para pemuda salah jalan ini lebih memilih untuk merasakan kenikmatan sesaat dengan ng-fly. Situasi nyaman, merasa tenang, menjadi tujuan mereka. Lupa bahwa di pundak mereka beban kebangkitan umat diletakkan. Melakukan aktivitas semu, tanpa makna, tanpa nilai menjerumuskan mereka dalam kehinaan.
Hanya karena ingin coba-coba, kemudian menjadi ketagihan disebabkan zat adiktif yang ada dalam pembalut wanita. Hingga mereka tidak jijik mengais sampah demi menemukan pembalut bekas pakai. Ironis. Kelakuan menyimpang di luar nalar merusak para pemuda kita. Tanpa penjagaan akidah yang sahih, jika dibiarkan, akan menjadi persoalan yang membebani umat.
Setelah melihat bahwa persoalan ini telah terjadi bertahun lamanya, berarti jelas terbukti, hukum yang ada tidak mampu membuat jera pelakunya. Hal ini disebabkan persoalan ini memang terjadi secara sistemik. Sekularisme yang meniadakan peran agama dalam persoalan umat tidak mampu memberi solusi. Menunjukkan bahwa manusia lemah tidak mampu membuat solusi bagi masalahnya sendiri.
/Islam Menjaga Akal/
Islam menjaga akal dengan ilmu dan hukum berlandaskan akidah. Memelihara akal dengan akidah yang sahih membuat umat senantiasa mampu mengaitkan fakta dengan Islam. Maka kemudahan akses terhadap pendidikan sangat dibutuhkan sebagai jalan untuk mencerdaskan umat. Umat yang pandai, akan terjaga dari perilaku menyimpang.
Pada masa kejayaan Islam, penanaman akidah di tengah umat dari level masyarakat akar rumput hingga penguasa, mampu membuat aktivitas manusia terjaga. Keimanan pada Allah menjadikan umat beraktivitas mulia. Memiliki peradaban tinggi hingga menjadi negara maju yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebuah negara dengan peradaban cemerlang.
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوْا اْلعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan diberi ilmu di antara kalian beberapa derajat (QS al-Mujadalah [58]: 11).
Gunakan akal untuk memahami ilmu agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. hal demikian ialah jalan kebaikan untuk mendapat ridhoNya sebagaimana Allah berfirman bahwa manusia yang berilmu memiliki derajat lebih tinggi.
“Akal merupakan kemampuan dan kekuatan dalam diri seseorang, sebagaimana kemampuan melihat yang ada pada mata. Maka apabila akal itu terhubung dengan cahaya iman dan al-Qur’ân, maka itu ibarat cahaya mata yang terhubung dengan cahaya matahari atau api” [Majmû’ul Fatâwâ, 3/338].
Mengembalikan peran remaja sebagai generasi penerus perjuangan umat. Maka diperlukan akidah yang sahih untuk mengendalikan kehidupan umat. Mengganti aturan buatan manusia yang telah usang dan selalu menambah daftar panjang penderitaan umat. Allahumanshurnaa bil Islam.