Remaja Dahaga Akan Perhatian Negara

Oleh: Siti Maisaroh, S.Pd


Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Inspektur Jendral Arman Depari menyebut tren ‘fly’ dengan air rebusan pembalut tidak hanya terjadi di Jawa Tengah. Kata dia, mabuk dengan cara ini juga menjadi tren di sejumlah daerah lain, termasuk beberapa wilayah disekitar Jakarta. Meski bukan gaya baru, kemunculan gaya ini tengah senter ditengah masyarakat Jawa Tengah seiring sulit dan mahalnya mendapatkan narkoba jenis sabu.  (Sumber: CNN, 08/11/2018).

  Dari hasil penelusuran, mereka yang mengkonsumsi air rendaman pembalut yang direbus ini adalah anak-anak dan remaja jalanan yang selama ini biasa fly dengan menghirup lem, minum obat batuk cair dan pil koplo. Ironisnya, awalnya pembalut yang digunakan adalah pembalut lama ditempat-tempat pembuangan sampah. Namun, atas pemtimbangan kebersihan, pembalut yang digunakan sekarang adalah pembalut baru. (CNN, 07/11/2018). 

Apa yang anda rasakan ketika membaca berita demikian? ingin muntah, mual, atau prihatin? 

Nampaknya kelakuan remaja kian tak karuan. Kalau sudah demikian, lantas siapa yang harus disalahkan dan bertanggung jawab? orang tua, lingkungan masyarakat, pihak sekolah, atau Negara? atau justru antar pihak saling tuding dan melempar tanggung jawab? 

Padahal, remaja adalah bibit-bibit yang akan tumbuh untuk menjadi pemimpin dimasa mendatang. Dipundak merekalah bangsa ini berharap akan masa depannya. Jika kita menelusuri sebab-akibat mengapa hal demikian bisa terjadi secara jeli, maka kita akan mengembalikan kasus ini pada pihak-pihak terkait. Diantaranya:

1. Keluarga

Sudahkah adik-adik remaja saat ini mendapatkan perhatian penuh dari kedua orang tuanya? nilai-nilai agama yang akan menghadirkan ketakwaan pada individu remaja, sudahkah remaja mendapatkannya? Islam mengajarkan, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim: 6). Peran kedua orang tua mendidik, memperhatikan, mengawasi, melindungi anak-anaknya harus terpenuhi, agar sang anak tidak berekspresi sesuka hati diluar rumah bersama kawan-kawannya. 

2. Lingkungan masyarakat. Kita bisa melihat jelas akan bagaimana keadaan masyarakat sekitar kita sekarang. Jauh dari sikap peduli. Jauh dari amar ma’ruf nahi munkar. Maksiat terbiarkan begitu saja. Justru dianggap aneh jika ada remaja yang aktif dalam kajian dan aktifitas di Masjid atau Mushola. Dalam lingkungan masyarakat, remaja tidak atau susah menemukan sosok teladan yang bisa ditiru untuk mereka bisa lebih baik lagi. 

3. Media. Kehadiran media ibarat dua sisi mata pisau. Remaja yang sikapnya masih condong pada meniru, daripada menyaring mana yang layak dan tidak untuk dilakukan akan termakan oleh tontonan TV yang merusak akidah dan ahlak, internet yang menawarkan situs porno, game yang melenakan remaja hingga waktunya terbuang percuma, dan sebagainya. Karena media Sekular yang sama sekali tidak mengandung nilai-nilai agama sangat berbahaya untuk mereka. 

4. Sistem Kapitalis-Sekular. Dari semua factor diatas dan lainnya yang belum sempat tersaji. Hal yang paling menentukan adalah system yang diterapkan di Negara ini. Sistem Kapitalis-Sekular. Sistem buatan tangan manusia yang menyampingkan aturan Tuhan. Nilai-nilai agama (Islam) ditiadakan dalam setiap kebijakan yang dicetuskan oleh para penguasa. Sistem yang mustahil mencetak gerasi cemerlang yang berkepribadian Muslim. Sistem yang sejatinya dirancang oleh pemikir-pemikir Barat-kafir untuk menghancurkan kaum Muslim. Negara telah berlepas tangan dalam membentuk generasi unggulan. Negara juga yang telah menerapkan system pendidikan secular di sekolah-sekolah. Menjadikan para remaja tidak mengenal Tuhannya, kecuali hanya sebatas tahu. 

Memisahkan pendidikan di sekolah dengan nilai dan ajaran ketakwaan. 

Sudah sangat mendesak saudaraku. Kita sangat membutuhkan hadirnya sebuah aturan yang turun dari sang Pencipta, Allah swt. Karena Dia-lah yang paling tahu, akan aturan yang kita butuhkan dalam kehidupan ini. Kita punya aturan yang sempurna, yakni aturan Islam. Yang sempurna jika telah diterapkan oleh institusi Negara. 

Telah dicontohkan oleh suri tauladan kita, yakni Rasulullah saw dan para Sahabat setelahnya dalam memimpin dan bernegara. Dimana ketika Negara menerapkan aturan Islam secara kaffah (sempurna), maka terciptalah pemuda-pemuda hebat berbakat yang siap membela agama dan negaranya. Seperti, Muhammad al Fatih, Salahuddin al Ayubi, Imam Syafi’I, Ibnu Thaimiyah dan tokoh besar lainnya. Terbukti, bahwa system kehidupan adalah factor utama terbentuknya generasi yang unggul dan jauh dari perbuatan buruk.  Waallahu ‘alamu bishowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak