Oleh Maryatiningsih
Dulu setiap tanggal 30 September selalu di nanti karena, malamnya pasti akan ada pemutaran film G -30S/PKI, walaupun tengah malam tetapi kita rutin menyaksikanya di TV. Walaupun kita belum faham apa itu PKI, yang kita tahu bahwa PKI itu jahat dan kejam. Berbeda dengan zaman sekarang mungkin masyarakat tak kenal lagi PKI, Partai komunis Indonesia. Kalaupun ada yang tahu mungkin hanya sepotong saja, itupun bisa jadi karena informasi yang benar atau justru malah informasi yang salah. Tergantung dari mana sumber yang mereka dapatkan. Tak heran jika mereka biasa-biasa saja tidak tertarik dengan masalah PKI.
Isu PKI kembali memanas jelang akhir september 2018 lalu, gara-gara mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo menyindir panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan KSAD Jenderal mulyono, perihal pemutaran film G-30S/PKI. Pasalnya, tidak seperti di masa Gatot, tahun ini tidak ada lagi instruksi untuk memutar secara serentak film tersebut. Karena banyak serangan opini akhirnya membuat panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto angkat bicara. Bahwa ia mempersilahkan anggotanya dan masyarakat menonton bersama alias nobar film G-30S/PKI.
Tak bisa di pungkiri bahwa isu Partai Komunis Indonesia (PKI) tak pernah usang. Terlebih bagi kaum muslim yang pernah merasakan kekerasan PKI di masa Orde lama. Keberadaan komunisme harus tetap di waspadai, karena sangat jelas dan gamblang bahwa PKI sangat memusuhi umat islam. Mereka membunuh para santri dan ulama pesantren. Mereka menghina ajaran islam, bahkan ada yang menginjak-injak Al-Qur'an. Dan dengan sangat biadab, mereka tak segan mengubur hidup-hidup anak bangsa.
Memang betul secara institusi PKI sudah di bubarkan.Tetapi bukan berarti ideologi itu sudah mati. Pemahaman itu akan senantiasa ada pada penganut nya. Dan, sangat mungkin mereka sudah berganti baju menyesuaikan diri dengan keadaan. Bahkan mungkin sekali mereka menggunakan jargon-jargon era kekinian. Bukankah dulu DN Aidit, ketua PKI menyebut dirinya sebagai pancasilais. Ini yang perlu di sadari di era kekinian yang perlu di waspadai. Karena PKI tak pernah berubah dalam memusuhi islam. Bagi mereka agama adalah candu. Maka agama tidak boleh ikut andil dalam tataran publik, apalagi masuk dalam kebijakan negara. Karena bagi mereka aturan dan kebijakan negara di atur oleh manusia. Kalaupun mereka mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa itu hanya sesaat agar orang di luar mereka tidak anti agama, atau menentang mereka yang atheis.
Komunis tak ubahnya kapitalisme karena secara akidah kedua-duanya bertentangan dengan islam. Bedanya hanya kalau komunis tidak mengakui keberadaan tuhan, sedangkan kapitalisme mengakui tuhan tapi tidak mau di atur dengan aturan-Nya. Sebab islam di turunkan untuk mengatur manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan. Manusia di beri panduan bagaimana hidup di dunia agar bisa selamat dan bahagia sesuai kodratnya. Jika manusia menentang agama maka mereka akan jatuh ke jurang kehancuran. Komunisme sudah menemui ajalnya sebentar lagi kapitalisme. Karena paham itu tidak akan abadi sebab di buat oleh makhluk, sesuatu yang fana. Tak lain dan tak bukan hanya dengan islam hidup ini akan berkah, karena mengikuti kehendak dan arahan sang pencipta,dan hidup mulia hanya dengan islam. Tentunya hanya islam kaffahlah yang bisa menghantarkan negeri ini dalam kebenaran, kebaikan, ketentraman dan kedamaian serta keadilan. Wallahu'alam [].