Oleh: Retianti Rurie
Penggiat Dakwah Tinggal Di Bandung
Berbagai peristiwa yang melanda negeri ini, yang membuat umat resah dan sedih selain bencana gempa bumi dan tsunami yaitu semakin rapuhnya ukhuwah Islamiyah dan semakin menguatnya ashabiyah.
Sebagai salah satu contoh atas rapuhnya ukhuwah Islamiyah yaitu adanya peristiwa pembakaran Bendera Tauhid oleh anggota suatu kelompok Ormas di kota Garut. Tindakan tersebut merupakan bumbu yang mendominasi slogan-slogan Nasionalisme, Fanatisme Organisasi, Sentimen Mahzab,dan lain-lain. Dengan ashabiyah diantara kelompok umat Islam bisa saling membully, saling mencaci, dan saling mempersekusi. Sehingga ukhuwah Islamiyah semakin tereliminasi.
Adapun slogan " NKRI harga mati" seolah cukup menjadi alasan bagi sekelompok umat Islam yang satu untuk menista kelompok umat Islam lain yang menyerukan penerapan syariah Islam. Di samping itu "Saya Pancasila" juga seperti menjadi slogan sakti untuk mempersekusi siapa saja yang di tuding anti Pancasila.
Diantaranya mereka yang menyerukan dan mendakwahkan khilafah. Seolah-olah khilafah yang merupakan ajaran Islam bertentangan dengan Pancasila.
Rasulullah Saw. bersabda:"Siapa saja yang mati/terbunuh di bawah panji buta, dia marah karena ashabiyah, atau berperang karena ashabiyah, atau menyerukan ashabiyah maka matinya adalah mati jahiliah" ( HR Ahmad).
Hadist diatas menjelaskan bahwa kaum Muslim haram memerangi termasuk mempersekusi kaum Muslim lainnya sata-mata atas dasar sikap ashabiyah dan kaum muslim haram membela dan berperang atas dasar ashabiyah.
Karena itu sikap ashabiyah harus dibuang dan dicampakkan seperti yang diperintahkan oleh Rasul Saw.
Allah SWT berfirman :
"Sungguh kaum mukmin itu bersaudara.." (TQS Al-Hujurat [59]:10).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa "Inilah ikatan yang Allah ikatkan diantara kaum mukmin". Jika ada pada seseorang dimanapun, di timur dan barat bumi, serta ada pada dirinya iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan Hari Akhir, maka sesungguhnya ia adalah saudara bagi kaum mukmin yang lain. Persaudaraan ini mewujudkan kamu mukmin mencintai untuk dia apa saja yang mereka cintai untuk diri mereka sendiri dan membenci untuk dia apa saja yang mereka benci untuk diri mereka sendiri.
Islam menghendaki agar persaudaraan karena iman atau yang sering disebut ukhuwah Islamiyah itu tidak berhenti sebatas ucapan, namun harus mewujud secara nyata dalam tindakan dan realita kehidupan.
Ukhuwah Islamiyah harus mewujud antara lain dalam bentuk saling tolong-menolong di antara kaum mukmin tanpa dibatasi oleh ikatan-ikatan lainnya.
Rasul Saw. menggambarkan kaum Muslim layaknya satu bangunan yang saling menopang satu sama lain : "Sungguh kaum Mukmin itu seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain (HR Al-bukhari, Muslim, an-Nasai, at-Tirmidzi dan Ahmad).
Rasul Saw. juga menggambarkan kaum Mukmin layaknya satu tubuh :"Sungguh seorang mukmin bagi Mukmin yang lain berposisi seperti kepala bagi tubuh. Seorang Mukmin akan merasakan sakitnya Mukmin yang lain seperti tubuh ikut merasakan sakit yang menimpa kepala" (HR Ahmad).
Rasul Saw. juga bersabda : "Perumpamaan kaum Mukmin dalam hal saling cinta, kasih sayang dan simpati di antara mereka seperti satu tubuh. Jika salah satu organ sakit maka seluruh tubuh demam dan tak bisa tidur"(HR Muslim dan Ahmad).
Demikianlah seharusnya persaudaraan sesama Muslim, dimana ukhuwah Islamiyah itu harus lebih diutamakan di atas persaudaraan karena ikatan lainnya, termasuk ikatan Nasionalisme, keorganisasian, mazhab, dll. Penderitaan yang menimpa sebagian kaum Muslim di suatu tempat, di suatu negeri, harus juga dirasakan oleh seluruh kaum Muslim lainnya. Persaudaraan seperti inilah persaudaraan karena dorongan iman dan ketika hal ini sudah terwujud akan menunjukkan kualitas iman seorang Muslim.
Haram hukumnya ketika umat Islam bercerai-berai namun Islam memerintahkan untuk bersatu. Allah SWT berfirman:"Berpegang teguhlah pada tali (agama) Allah dan janganlah kalian berpecah-belah. Ingatlah nikmat Allah atas kalian saat kalian dulu saling bermusuhan, lalu Dia mempertautkan kalbu-kalbu kalian sehingga kalian dengan nikmat-Nya menjadi bersaudara..."(TQS Ali Imran[3]:103).
Marilah saudaraku seiman, kita eratkan ukhuwah (persaudaraan), kuatkan wihdah (persatuan) dan rekatkan mahabbah (saling cinta), niscaya akan lahir al-quwwah (kekuatan). Dengan itulah kita secara bersama-sama akan mampu meraih 'izzah (kemuliaan) di dunia dan akhirat. Saatnya kita hidup bersama-sama dan saling bekerjasama di bawah Panji Tauhid La ilaha ilallah Muhammad Rasulullah.
Wallahu a'lam bi ash-shawab.