Oleh : Lilik Yani
Ketika ada kesepakatan antara Bani Hasyim dan Bani Muththalib untuk melindungi Rasulullah saw, maka kaum Quraisy tidak mampu menyiksa beliau. Apa lagi yang direncanakan kafir Quraisy untuk menghalangi dakwah Rasulullah saw? Apalagi akan datang musim haji?
*******
Kaum Quraisy tidak tinggal diam, melihat dakwah Rasulullah saw semakin lancar karena mendapat perlindungan dari Bani Hasyim dan Bani Muthathalib.
Apalagi musim haji sudah dekat. Kesempatan yang tidak akan disia-siakan oleh Rasulullah saw untuk menyampaikan ajaran Islam kepada orang-orang Arab yang datang ke Makkah.
Maka dari itu, orang-orang Quraisy melakukan koordinasi dan pengarahan yang tepat kepada semua kelompoknya untuk menghalangi dakwah Rasulullah saw. Mereka mencari cara ampuh agar orang-orang Arab yang berdatangan untuk jalankan ibadah haji, tidak terpengaruh dengan perkataan Rasulullah saw.
//Rapat Kaum Quraisy Satukan Opini//
Kemudian kelompok orang-orang penting Quraisy itu berkumpul di rumah Walid bin Mughirah. Beliau termasuk orang yang dituakan. Walid berkata, "Wahai kaumku, sungguh musim haji telah tiba. Di musim haji ini, delegasi-delegasi bangsa Arab akan mendatangi kalian. Mereka telah mendengar masalah kalian ini, untuk itu satukanlah opini kalian. Lupakan perselisihan, agar tidak saling mendustakan atas opini yang akan kalian sebarkan."
Mereka berkata, "Katakan kepada kami, opini apa yang harus kami sebarkan?"
Walid berkata, "Tidak, kalian saja yang mengusulkan. Aku akan mendengarnya."
Mereka berkata, " Katakan saja Muhammad itu para normal."
Walid berkata, "Jangan, demi Allah. Dia bukan para normal. Aku sudah mengenal banyak para normal, tetapi Muhammad tidak pernah berkomat kamit dan bersajak layaknya paranormal."
Mereka berkata, "Bagaimana kalau kita katakan bahwa Muhammad itu gila."
Walid berkata, "Ingat! Muhammad itu bukan orang gila. Kalian tahu sendiri kan, orang gila itu seperti apa. Pernahkah kalian dicekiknya atau digodanya?"
Mereka berkata, "Kalau begitu, kita katakan saja bahwa Muhammad itu penyair."
Walid membantah, "Muhammad bukan penyair. Kalian semua tahu bahwa syair itu semuanya kotor. Nyanyian dan puisi yang membuat orang terlena dan bersuka cita. Sedang apa yang dikatakan Muhammad bukan syair."
Mereka berkata, "Wah, kalau begitu bagaimana kalau kita katakan kalau Muhammad itu adalah penyihir."
Wahid membantah lagi, "Muhammad bukan penyihir. Bukankah kalian banyak mengenal para penyihir dan sihirnya. Tetapi Muhammad tidak pernah menghembus-hembuskan nafasnya pada buhul-buhul dari tali? Sebagaimana yang dilakukan para penyihir."
Mereka jengkel, sudah mengusulkan banyak opini tapi semua tidak disetujui oleh sang ketua. Maka mereka menyerahkan saja bagaimana pendapat sang ketua, Walid bin Mughiroh.
"Kalau begitu, perkataan apa yang terbaik menurut kamu, wahai sang ketua?"
Kemudian Walid berkata, "Demi Allah, ucapan Muhammad itu manis. Batangnya pohon kurma, sedang dahannya buah yang biasa kalian memetiknya. Perkataan yang hampir serupa dengan yang kalian katakan bahwa Muhammad itu penyihir. Muhammad datang membawa perkataan yang mengandung sihir yang mampu memisahkan tali persaudaraan, hubungan suami istri dan ikatan kekeluargaan."
Setelah mendapat kesepakatan, semua kelompok orang-orang penting Quraisy itu menyebar. Mereka mulai duduk di jalan-jalan yang dilalui oleh orang-orang yang datang ke Makkah di musim haji. Semua bersemangat menjalankan tugasnya. Hingga tak ada seorang pun yang lewat jalan itu, kecuali mereka mengingatkan agar berhati-hati dengan Muhammad. Mereka menceritakan tentang berbagai hal yang menjelek-jelekkan aktivitas Muhammad.
Maka pada awal musim haji ini bangsa Arab dihebohkan dengan isu-isu mengenai Muhammad, sehingga opini tersebut tersebar di seluruh negeri Arab, khususnya di tengah-tengah suku Aus dan Khazraj.
//Sikap Rasulullah saw Menghadapi Perilaku Kaum Quraisy//
Melihat segala tingkah laku orang-orang kafir Quraisy tersebut, Rasulullah saw mendiamkan dan tetap bersabar. Beliau menanggung penderitaan akibat perbuatan kaum Quraisy dalam periode dakwah ini bukan suatu bentuk ketundukan. Namun diam dan patuh terhadap rencana-rencana yang sudah dirancang untuk membentuk kekuatan dakwah.
Beliau senantiasa sabar menanggung penderitaan, tidak melakukan perlawanan dalam bentuk apapun. Hingga pilarnya kokoh, kekuatannya sempurna.
Subhanallah, pribadi agung yang selalu dalam penjagaan Allah. Kesabarannya luar biasa. Segala halangan dan rintangan dakwah, mulai caci maki, hinaan, fitnah, hingga kekerasan fisik, yang dilakukan kaum kafir Quraisy, semua beliau hadapi dengan penuh keikhlasan dan semangat untuk meraih kemenangan. Beliau selalu berjuang menaklukkan segala penghalang, demi risalah Islam sampai ke seluruh umat manusia.
In syaa Allah.
Surabaya, 21 November 2018
#SirahNabawiyah21
#PerangUratSyarafKaumQuraisy