Peran Santri untuk Kebangkitan Umat

Oleh : Siti Ruaida, S.Pd


Eksistensi agama, bangsa dan negara Indonesia dalam menjawab tantangan politik hari ini mau tidak mau membangkitkan kenangan siapa pelaku utama dan pelopor perlawanan terhadap penjajahan dan bagaimana strategi mereka dalam menghadapi penjajahan, bagaimana militansi ulama dan santri menghantarkan Indonesia merdeka dan berdaulat. Republik Indonesia yang bertauhid yang tercermin dalam ketuhanan yang maha esa dan pengakuan atas rahmat Allah yang maha kuasa menjadi karunia terbesar atas perjuangan berdarah untuk menjadi bangsa yang berdaulat.


Kiprah santri sangat menarik untuk ditelisik sepanjang perjuangan bangsa ini membebaskan diri dari cengkraman penjajahan. Baik penjajahan gaya lama yang dilakukan oleh Belanda maupun Jepang yang telah memporak porandakan negeri dengan menjarah sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang dilawan dengan perlawanan fisik sampai para penjajah tersebut angkat kaki dari bumi Indonesia. Begitu juga dengan penjajahan gaya baru ( New Imperialisme) yang memiliki tujuan yang sama, menjarah SDA dan SDM, Hanya ada perbedaan strategi tanpa kekerasan fisik secara langsung, tapi mendapatkan hasil yang sama bahkan jauh lebih dahsyat SDA diserahkan secara suka cita atas nama investasi. Nyaris tidak ada yang merasakan bahwa itu adàlah penjarahan SDA, tersadar ketika dampak negatif seperti banjir, longsor, pencemaran lingkungan menjadi langganan dan harus dinikmati tanpa ada pertanggung jawaban yang pasti dari pihak investor yang mengeruk SDA. 


Kesadaran untuk terbebas dari penjajahan gaya baru telah menggiring pada kebangkitan yang dipelopori oleh generasi muda yang smart yaitu generasi yang berilmu dan bertaqwa. Generasi muda ini tercermin pada kaum santri yang mendapatkan ilmu yang berimbang antara ilmu dunia dan ilmu akhirat. Santri yang menyadari bahwa sepak terjangnya akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah hingga apapun yang dilakukan didasari pengabdian dan keinginan untuk mendapatkan semata-mata untuk mendapatkan ridho Allah.


Agama yang tertanam kokoh pada diri para santri adalah pondasi yang kokoh untuk membangun sebuah bangsa. Menjadi potensi yang sàngat diperhitungkan oleh kekuatan politik hingga menjadi kantong kekuatan untuk digiring dalam permainan politik tingkat tinggi mengingat potensi mereka dalam menyumbang suara dalam politik kapitalistik.

.

Sejarah telah mencatat bahwa Kekuatan Islam telah dimainkan untuk menumbangkan komunisme. Student powernya adalah Mahasiswa Islam dan kaum santri yang telah menjadi garda terdepan. Mereka selalu ada digaris depan perjuangan dengan niat yang tulus untuk menjaga dan membangkitkan negeri dari keterpurukan akibat dominasi asing. Sejarah telah mencatat perjuangan para ulama dan santri dimasa penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang, seperti lahirnya tentara pembela tanah air(PETA) yang melahirkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) ada Barisan Ulama Sabilillah, Lasykar Santri Hizbullah yang memperjuangan kedaulatan negeri. Berjuang dalam rangka jihad fisabilillah dengan pekik takbir untuk menegakkan kalimat Allah dalam menentang penjajahan.


Peran politik ulama dan santri mewarnai dalam moment pergerakan sejarah di Indonesia mulai zaman penjajahan hingga hari ini, dihadapkan pada upaya membelokkan peran ulama dan santri dalam upaya mengokohkan eksistensi rezim kapitalis sekuler hari ini. Berupa upaya penggiringan potensi santri dan ulama dalam pusaran politik praktis untuk meraup suara, kemudian apa yang sudah mereka lakukan tidak berbanding lurus dengan apa yang menjadi cita-cita yaitu kemaslahatan umat, aksesnya telah ditutup oleh rezim yang anti syariat Islam. Apa mau dikata leinginan tidak sesuai dengan kenyataan dan hanua akan menuai kekecewaan yang mendalam. Oleh karena itu Santri sebagai agen perubahan,  harus dikembalikan fungsinya sebagai penggerak umat dalam rangka pengabdiannya kepada sang pencipta. Untuk menghilangkan dominasi asing dàn melawan politisi busuk yàng kapitalistik, yang hanya ingin memanfaatkan kekayaan negeri ini untuk memenuhi hawa nafsu mereka.


Sudah menjadi keharusan mengupaya mengembalikan peran politik kaum santri dalam menumbangkan rezim sekuler dan penjajahan kapitalisme mengingat potensi tsaqafah dan syu'ur/perasaan Islam yg masih kuat tertancap dalam diri kaum muda yang bergelar santri ini, agar mereka tidak hanya dimanfaatkan tapi memiliki idealisme yang tinggi hanya untuk Islam bukan yang lain. Meskipun harus dibenturkan dengan kekuatan diatas mereka tapi mereka wajib memiliki idealisme Islam yang disandarkan hanya untuk Allah bukan untuk makhluk siapapun  wujudnya. Jadilah santri yang mempunyai idealisme tinggi tak tergoyahkan. Seperti generasi terdahulu yang memberi keteladan dan hidup mulia dijalan Allah.


Wallahu a'lam

Penulis Pengajar di MTs Pangeran Antasari Martapura

Member AMK KALSEL

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak