Peran Santri adalah Tonggak Kebangkitan Umat

Oleh : Sitti Komariah, S. Pd. I 

(Komunitas Peduli Umat)



Hari Santri Nasional (HSN) telah usai dilaksanakan, tepatnya pada tanggal 22 oktober lalu. Hampir dari semua pesantren ikut merayakannya. Bahkan para pejabat-pejabat besar ikut turut  melaksanakan hari santri nasional tersebut. Perhelakan akbarpun mewarnai hari santri tersebut dari mulai pawai akbar, jalan santai, apel pagi dan lain sebagainya dan pastinya banyak pesan yang disampaikan dalam acara-acara tersebut, sehingga hari santri tersebut bukan hanya sebagai pengakuan terhadap santri dan seremonial belaka. 



Sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Agama Lukman Hakim dalam perayaan hari santri nasional di lapangan Gasibu, Bandung. Ia mengatakan bahwa hari santri bukan sekedar pengakuan terhadap para santri, namun hari santri juga harus menjadi pengingat bahwa tujuan negara agar pesantren bertransformasi menjadi lembaga yang kredibel sebagai sumber pengetahuan agama dan berbangsa, tempo.co, Jakarta, (21/10/2018).



Lukman juga berharap santri juga memperindah ilmu dan prilakunya dengan karakter yang bijak, moderat, toleran, dan cinta tanah air untuk menghadapi persoalan-persoalan seperti hoax, ujaran kebencian, hingga terorisme, karenanya itu para santri harus semakin kuat bersuara dan aktif memberikan perdamaian. Sehingga hari santri tahun ini mengusung isu perdamaian.



Disisi lain presiden Joko Widodo atau Jokowi juga menuturkan bahwa hari santri tersebut dibuat sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada para alim, ulama dan santri serta seluruh komponen yang mengikuti teladannya. Karena sejarah telah mencatat peran besar mereka pada masa perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam menjaga NKRI, dalam menjaga Bhinneka tunggal ika. Dia berharap tradisi yang menggambarkan penghormatan dan penghargaan  yang tinggi kepada sesama serta menjunjung tinggi prinsip hablum minallah dan hablum minannas itu tetap terjaga, tempo.co, Bandung, (21/10/2018).



Ya memang benar, tidak dapat dipungkiri bahwa para ulama dan santri terdahulu memiliki peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia ini. Mereka para tokoh-tokoh Islam berjuang mengawal perjuangan merebut kemerdekaan hingga mempertahankan bangsa Indonesia dari para kaum penjajah. Mereka mengusir para kaum imperialis (penjajah) dari tanah air tercintanya dan mengamankan akidah Islam yang hendak digantikan oleh para kafir penjajah dengan kekafirannya di bumi mayoritas muslim ini. Bahkan tak sedikit dari pemuka agama yang terjun langsung dan berada di garda terdepan memimpin perang. 



Sejarahpun mencatat bahwa santri memiliki peran besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Karena dalam diri seorang santri sangat identik dengan keilmuannya tentang Islam dan dia juga merupakan  seseorang yang bersunguh-sunguh mempelajari ilmu agama dan ilmu lainya serta dalam meperjuangkan agamanya. Dan mereka pun terkenal dengan kecerdasan ilmu yang mampu memompa spirit perjuangan di tengah-tengah masyarakat dengan ilmunya yang shahih. Sehingga seyogianya santri merupakan salah satu tonggak kebangkitan peradaban umat menjadi lebih baik. 



Namun perlu disadari diera kapitalis sekuler ini, potensi dalam diri seorang santri kini mulai dibelokkan sedikit demi sedikit oleh para rezim sekuler untuk mengukuhkan hegemoninya di negeri mayoritas muslim ini. Mulai dari deideologi yang diterapkan dalam setiap kurikulum pesantren dengan kedok cinta NKRI, intoleran, moderat hingga pemanfaatan pesantren sebagai kantung suara dalam pemilihan umum (pemilu). Sehingga tidak heran jika para santri mulai memusuhi ajaran-ajaran Islam itu sendiri, mereka sendiri menjadi bumerang bagi para penyeru aturan Islam kaffah, bahkan mereka pun tak segan-segan untuk melecehkan simbol-simbol Islam.  



Sungguh tragis nasib para santri saat ini yang berada dalam cengkeraman para kapitalis sekuler, mereka dicekoki berbagai isu tentang keburukan dari sistem Islam kaffah, mulai dari simbol-simbol Islam yang diidentikkan dengan teroris, radikal, anti NKRI dan lain sebagainya.  Mereka diadu domba dengan agama mereka sendiri sehingga para santri membenci ajarannya.



Para santri harus sadar bahwa kini negara Indonesia masih dalam cengkeraman kapitalis sekuler. Mereka harus mengetahui bahwa penjajahan saat ini bukanlah penjajahan dengan bentuk senjata, melainkan penjajahan gaya baru yaitu neoliberalisme dan neoimperalisme, dimana penjajahan gaya baru ini lebih berbahaya dibandingkan dengan penjajahan masa lalu, karena penjajahan ini bersembunyi dibalik para pemegang kekuasaan yang menghasilkan kebijakan-kebijakan kontra dengan rakyat dan terbukti menyengsarakan rakyat pada saat ini dalam berbagai lini kehidupan.



Olehnya itu saatnya para santri kembali kepada peran hakikinya yaitu menjadi tonggak perubahan peradaban umat. Saatnya mereka menjadi motor penggerak di tengah-tengah umat untuk mencampakkan sistem kapitalis sekuler ini dan mengantikannya dengan sistem Islam yang telah terbukti mampu mensejahterakan umat manusia tanpa pandang bulu. 



Saatnya para santri mendakwahkan politik Islam di tengah-tengah umat, mereka menyadarkan umat seharusnya agama tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Agama harus mengawal seluruh aspek kehidupan ini tanpa ada yang terlalaikan walaupun hanya satu lini kehidupan saja.  Karena Islam bukan hanya sekedar agama ritual semata, namun dia juga aturan bagi seluruh aspek kehidupan. Sebagaimana firman Allah  “Maka demi Rabbmu,  sekali-kali mereka belumlah beriman sampai mereka menjadikanmu (hai Muhammad) sebagai hakim di dalam perselisihan yang terjadi di antara mereka, kemudian mereka tidak mendapati rasa berat di dalam hati mereka, dan mereka pun pasrah dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa : 65).


Oleh karena itu peran santri sangatlah berpengaruh dalam menumbangkan rezim sekuler yang masih bercokol di negeri muslim ini mengingat potensi tsaqofah (pemahaman) dan syu’ur (perasaan) mereka terhadap Islam masih sangat kuat tertancap dalam budaya pesantren tempat mereka mengenyam pendidikan dan menimba ilmu. Wallahu a’lam Bish-shawab.  


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak