Oleh: Emi Kartini (Ibu Rumah Tangga)
Santri, seperti yang kita ketahui bahawa santri adalah salah satu yang memegang peran untuk membangkitkan umat di zaman sekularisme seperti sekarang. Dan baru-baru ini kita telah merayakan hari santri di Indonesia. Namun sangat menyedihkan, diperayaan hari santri ini terjadi hal yang sangat membuat kaum muslimin marah yaitu pembakaran bendera tauhid. Sangat disayangkan peran santri yang seharusnya menyadarkan umat bahwa itu adalah Panji Rasulullah malah dibelokkan.
Masih dihari santri, Jokowi presiden kita saat ini memberikan pesan kepada para santri untuk menjaga Bhineka Tunggal Ika. Namun dibalik pesan itu secara tidak langsung terlihat upaya-upaya untuk menjaga eksistensi sekulerisme dan hegemoni kapitalis. Dimana saat ini dalam kurikulum pesantren adanya deideologisasi agama Islam, yang berujung pada pemanfaatan untuk kepentingan politik yaitu meraih suara santri untuk pemilu nanti.
Padahal di jaman penjajahan dulu, santri dan para ulama memiliki peran yang sangat luar biasa untuk mengusir para penjajah. Bagaimana mereka menginginkan kemerdekaan Indonesia dengan Islam. Namun saat ini mereka didzolimi, mereka didekati tidak untuk meminta nasihat untuk kebaikan umat tapi untuk mengambil manfaat disananya. Santri yang seharusnya menyadarkan umat bagaimana memilih pemimpin, bagaimana seharusnya mengamar ma'ruf nahi mungkar kepada penguasa, tapi saat ini mereka dituntut untuk mendukung kedzaliman.
Memang benar sistem saat ini tak mungkin mendukung adanya pemenuhan peran Santri sebagai pembangkit umat. Karena hanya Khilafah Islamlah satu-satunya sistem yang dapat memfasilitasi terpenuhinya peran santri tersebut.
Wallahualam Bi Shawwab.