Oleh : Lilik Yani
Paman Rasulullah saw, Abu Thalib adalah orang yang mampu menyatukan Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Guna mengajak mereka menjadi benteng kokoh pelindung Rasulullah saw, dari derasnya siksaan dan penganiayaan kaum musyrikin.
********
Setelah meninggalnya paman Abu Thalib, maka benteng yang kokoh yang dibuat untuk melindungi Rasulullah saw itu pun hancur. Dengan hancurnya tembok penghalang, maka kafir Quraisy makin bebas untuk menghadang dakwah Rasulullah saw. Kaum kafir Quraisy dapat melakukan berbagai bentuk penganiayaan terhadap Rasulullah saw.
//Dianiaya Abu Lahab dan istrinya//
Abu Lahab, paman Rasulullah saw, beserta istrinya Ummu Jamil binti Harb bin Umayyah adalah orang yang paling keras penganiayaannya terhadap Rasulullah saw.
Ummu Jamil senantiasa membawa duri yang disebar di jalan yang biasa dilewati Rasulullah saw. Bahkan dia rela menjual kalungnya yang sangat berharga untuk biaya penganiayaan terhadap Rasulullah saw.
Hingga turunlah firman Allah swt sehubungan dia dan suaminya.
"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
Tidaklah berguna kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Ia (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.
Yang di lehernya ada tali dari sabut. (TQS al-Lahab : 1-5)
Setelah Ummu Jamil mendengar ayat tersebut, dia mendatangi Rasulullah saw yang sedang duduk dengan Abu Bakar Shiddiq. Ummu Jamil membawa batu sebesar tangan.
Allah menutupi pandangannya dari melihat Rasulullah saw. Hingga yang tampak di matanya hanya Abu Bakar.
//Dianiaya Umayyah bin Khilaf//
Adapun Umayyah bin Khalaf bin Wahhab, dia selalu mengumpat dan mencela setiap berjumpa dengan Rasulullah saw.
Hingga Allah swt berfirman sehubungan dengannya.
"Kecelakaan besarlah bagi setiap prngumpat dan pencela.
Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya
Ia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya
Sekala-kali tidak!
Sesungguhnya ia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah.
Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?
Yaitu api yang disediakan Allah yang dinyalakan, yang membakar sampai hati.
Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, sedang mereka itu diikat pada tiang-tiang yang panjang."
(TQS al-Humazah :1-8)
//Dianiaya Abu Jahal bin Hisyam//
Abu Jahal berkata, "Demi Allah, wahai Muhammad, berhentilah dari mencaci maki tuhan-tuhan kami. Jika tidak, maka kami akan mencaci maki Tuhanmu yang kamu sembah!"
Kemudian turun firman Allah swt,
"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah. Karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan."
(TQS al-An'am : 108)
Sejak saat itu Rasulullah saw berhenti mencaci sembahan-sembahan mereka. Beliau mulai menyeru mereka kepada Allah swt.
//Dianiaya Para Tetangga//
Kaum kafir Quraisy melakukan segala cara untuk halangi dakwah Rasulullah saw. Segala upaya dilakukan, tetapi selalu gagal.
Apalagi ketika orang-orang tercinta Rasulullah saw meninggal. Yaitu paman Abu Thalib dan istri tercinta Khadijah juga meninggal. Pendukung dan pelindung setia Rasulullah saw tidak ada. Maka kafir Quraisyi semakin gencar menghalangi dakwah beliau.
Hingga beliau mengalami banyak penganiayaan. Termasuk dari orang-orang dekat seperti para paman Rasulullah saw yang seharusnya juga melindungi keponakan yang sejak kecil terkenal jujur dan amanah itu.
Selain itu para tetangga Rasulullah saw yang kafir, mereka tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk melakukan penganiayaan terhadap Rasulullah saw.
Ketika melihat Rasulullah saw sedang melakukan sholat, maka dia lemparkan kotoran apa saja yang dapat diambil. Ketika melihat Rasulullah saw sedang menyalakan di bawah panci untuk memasak makanan, ia lemparkan ke dalam panci
Rasulullah saw membiarkan orang yang melemparkan kotoran di rumahnya. Setelah kering baru Rasulullah saw
memberaihkan dan dibuang ke pinggir jalan.
Subhanallah pribadi luar biasa. Walau mengalami banyak penganiayaan dari berbagai pihak. Maka Rasulullah saw tetap menerima dengan sabar, dan mendoakan yang baik untuk orang-orang yang menganiayanya.
Surabaya, 30 November 2018
#SirahNabawiyah30
#PenganiayaanTerhadapRasulullahsaw