Pemuda Instan vs Pemuda Militan



Oleh : Linda Pusparini 

(member Revowriter)

Bicara soal pemuda rasanya memang tidak ada bosannya. Pemuda memang memiliki daya tarik di sebagian umum masyarakat. Usia yang masih produktif, kekuatan yang masih oke punya ditambah dengan pemikiran yang matang maka tak heran pemuda memiliki posisi penting dalam kehidupan bermasyarakat.  

Jika kita amati, ternyata ada beraneka ragam jenis pemuda dalam kehidupan sosial kita di era milenial sekarang ini. Namun jika kita lebih jeli, maka kita hanya akan menemukan dua jenis pemuda yakni pemuda instan dan pemuda militan.

Pemuda Instan

Ya, seperti kita tau yang namanya instan itu adalah cepat saji tidak perlu proses lama dalam mengolahnya dan cenderung mahal harganya. Begitu juga jenis pemuda ini. Serba mudah, serba cepat, dan mungkin butuh biaya yang cukup besar.

Mereka tumbuh dan menemukan jati diri tanpa proses yang panjang bahkan cenderung sesuai doktrin dari apa yang ia terima walaupun tak jarang  berujung pada kerugian. Sekulerisme yang saat ini tengah merajalela telah dijadikan patokan sebagian besar kawula muda. Dengan jargon 'gaul', 'keren', 'modern' dan semacamnya. Maka tak heran jika saat banyak terjadi krisis identitas.

Beberapa fakta adanya generasi instan ini telah nyata ada di depan mata kita diantarnya ketika di televisi marak diadakannya audisi menjadi artis maka ribuan pemuda kita berbondong-bondong untuk mendaftar mengikuti seleksi.

Tak hanya itu saja lahirnya generasi instan ini juga telah dimulai sejak masa sekolah. Agar bisa lulus UN maka mulai murid, guru, kepala sekolah hingga pengawas sekolah tak segan untuk menyulap nilai. Dan lebih parahnya lagi maraknya praktek suap dalam rangka untuk mendapatkan sekolah yang bagus maupun pekerjaan yang  biasanya terkait dengan pegawai negara juga mendukung munculnya generasi instan.

Tentu bisa kita bayangkan jika para generasi instan ini menjadi pemimpin negeri, entah bagaimana jadinya. Padahal masa depan suatu bangsa tergantung pada generasinya. Jika generasi mudanya telah rapuh (tanpa bekal ilmu dan takwa) maka ini adalah alamat robohnya peradaban suatu bangsa.

Seperti halnya ungkapan Imam Syafi'i :

"Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan takwa (memiliki ilmu dan bertakwa), karena apabila yang dua hal itu tidak ada, tidak dianggap hadir (dalam kehidupan).

Pemuda Militan

Lain halnya dengan kondisi pemuda instan yang bisa dikatakan mereka itu sedang 'terjajah'. Maka hadirnya pemuda militan inilah yang bisa dikatakan sebagai 'pejuang'.

Militansi yang dimaksud adalah militansi yang terarahkan islam. Militansi yang pernah ditunjukkan oleh para pendahulu kita sebagai pendakwah Islam, para penakluk, dan pemimpin.

Seperti halnya militansi generasi sahabat Rasulullah. Merekalah pemilik semangat dan telah menyalurkannya untuk Islam. Sosok pemuda militan seperti Mushab bin Umair, Thariq bin Ziyad dan Muhammad Al Fatih adalah contoh nyata para penakluk.

Al Qur'an juga telah mengabadikan kisah Ashabul Kahfi. Para pemuda yang berusia 16-17tahun.

"Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk; dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata: "Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran". (QS. Al Kahfi:13-14)

Namun perlu disadari bahwa militansi ini merupakan sesuatu yang berbeda dengan fakta di masyarakat. Penyakit Islamophobia yang telah mengakar pada diri kaum muslimin menyebabkan hadirnya pemuda dengan membawa militansi berlandaskan Islam ini akan di anggap aneh.

Sehingga hanya mereka yang siap resiko saja yang mampu bertahan Istiqomah di jalan Islam. Pemuda militan adalah pemuda yang yakin  terhadap firman Allah.

" Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS. Fushsilat :30)

Mereka adalah permata umat yang mampu menaklukkan dirinya sendiri sehingga tunduk pada syariat Allah dan tentunya pemuda militan inilah pemuda yang telah siap menaklukkan masyarakat dan menjadi agent of change untuk mengubah keadaan dunia Islam yang saat ini terjajah oleh kaum kafir. Menuju peradaban Islam yang gemilang seperti sedia kala.

Pilihan ada di tangan kita sebagai bagian dari  pemuda, so tentukan pilihanmu ingin menjadi pecundang sebagai pemuda instan ataukah berjiwa pejuang menjadi pemuda militan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak