Oleh: Ropi Marlina, SE., M.E.Sy.
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang dilirik pemerintah sebagai salah satu sumber perekonomiannya. Berbagai upaya dilakukan untuk menggencarkan sektor pariwisata, terutama daya tarik obyek wisata yang harus digenjot sedemikian rupa. Salah satu yang dianggap sangat menarik menjadi atraksi pariwisata adalah ‘budaya lokal’. Beragam atraksi budaya yang sudah ditinggalkan oleh masyarakat pun dihidupkan kembali.
Sebagaimana Desa Cinunuk, kecamatan Cileunyi yang ditetapkan dan masuk 10 desa wisata dari 280 desa di Kabupaten Bandung menjunjung tinggi warisan leluhur di antaranya benjang, pencak silat, wayang golek, reak, bajidoran, sisingaan dan dog dog yang merupakan khasanah budaya Sunda. Belum lagi hadirnya "Kampung Seni" di Kampung Cibolerang RW 09 dan "Saung Budaya Yoyon" di Komplek Griya Cinunuk Indah (GCI) RW 17 yang jadi ruang publik para kreator seniman dalam berkreasi dan unjuk kebolehan. Mereka berharap seni budaya Sunda di Cinunuk benar-benar lestari dan berkembang.
Pariwisata dalam Pandangan Islam
Islam sangat memperhatikan aspek pariwisata terutama dalam menegakkan kemakrufan, dan mencegah kemunkaran di tengah-tengah masyarakat. Prinsip inilah yang mengharuskan negara untuk tidak membiarkan terbukanya pintu kemaksiatan di negerinya. Obyek yang dijadikan tempat wisata ini, bisa berupa potensi keindahan alam, yang nota bene bersifat natural dan anugerah dari Allah subhanahu wa ta'ala, seperti keindahan pantai, alam pegunungan, air terjun dan sebagainya. Bisa juga berupa peninggalan bersejarah dari peradaban Islam. Obyek wisata seperti ini bisa dipertahankan, dan dijadikan sebagai sarana untuk menanamkan pemahaman Islam kepada wisatawan yang mengunjungi tempat-tempat tersebut.
Ketika melihat dan menikmati keindahan alam, misalnya, yang harus ditanamkan adalah kesadaran akan Kemahabesaran Allah, Dzat yang menciptakannya. Sedangkan ketika melihat peninggalan bersejarah dari peradaban Islam, yang harus ditanamkan adalah kehebatan Islam dan umatnya yang mampu menghasilkan produk bersejarah yang luar biasa. Obyek-obyek ini bisa digunakan untuk mempertebal keyakinan wisatawan yang melihat dan mengunjunginya akan keagungan Islam.
Dengan begitu itu, maka bagi wisatawan Muslim, obyek-obyek wisata ini justru bisa digunakan untuk mengokohkan keyakinan mereka kepada Allah, Islam dan peradabannya. Sementara bagi wisatawan non-Muslim, obyek-obyek ini bisa digunakan sebagai sarana untuk menanamkan keyakinan mereka pada Kemahabesaran Allah. Di sisi lain, juga bisa digunakan sebagai sarana untuk menunjukkan kepada mereka akan keagungan dan kemuliaan Islam, umat Islam dan peradabannya.
Demikianlah pariwisata dalam pandangan Islam akan dijadikan sebagai sarana dakwah dan dai’yah (propaganda) agar yang tidak yakin akan keagungan dan kemuliaan Islam, umat dan peradabannya akhirnya bisa diyakinkan, dan menjadi yakin.
Wallahu a'lam.