Oleh: Maryatiningsih (Member Akademi Menulis Kreatif)
Imam At-Tirmidzi dan Imam ibnu majah, telah mengeluarkan dari Ibnu abbas, berkata"Rayah Rasulullah saw berwarna hitam dan Liwa Beliau berwarna putih".
Maka jelas bahwa Ar-Rayah adalah panji Rasulullah saw berwarna hitam yang bertuliskan kalimat Tauhid "Laa illahaillallah Muhammadurrasulallah". Kalimat Tauhid kalimat yang sangat penting karena syarat mutlak menjadi muslim adalah dengan berikrar Laa illahaillallah Muhammadurrasulallah yang artinya "Tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah" Kalimat ini akan di bawa dan di sebut sampai sakaratul maut menghampiri kita, dari kita di lahirkan kedunia hingga di hantarkan ke liang Lahat.
Tetapi, sungguh sangat miris beberapa oknum banser di Garut Senin 22 Oktober 2018 bertepatan dengan hari Santri Nasional telah melecehkan dengan membakar Ar-Rayah. Seolah-olah kalimat Tauhid ini kalimat yang tidak penting yang tidak berarti, perlakuan mereka mirip seperti yang dilakukan para komunis, yang berani membakar Alquran, yang artinya sama saja menghinakan islam. Mereka berjingkrak-jingkrak dengan di iringi lantunan lagu Santri, mereka sangat bahagia menikmati, tanpa merasa bersalah melakukannya. Tak pantas rasanya ribuan Santri menyaksikanya dan membiarkan peristiwa itu terjadi, yang seharusnya mereka lakukan adalah menjaganya tetapi malah sebaliknya. Sedih, geram, teriris rasanya hati ini melihat semua itu. Santri adalah generasi yang bisa di harapkan untuk melanjutkan Dakwah Islam tetapi, semua sirna harapan ketika melihat perayaan hari Santri di Garut kemarin.
Beberapa sahabat rela mempertaruhkan nyawanya hanya untuk mempertahankan Panji Rasulullah, Bahkan Ja'far bin Abi Thalib kehilangan kedua tangannya demi Bendera Rasulullah. Itu membuktikan bahwa begitu mulia bendera ini, mereka para sahabat yang jelas di jamin syurgaNya Allah, bersungguh-sungguh menjaga dan mempertahankannya.
Demi Allah demi Rasulullah umat islam di seluruh dunia marah, dan sakit melihat peristiwa pembakaran Ar-Rayah. Jangankan bendera Tauhid, bendera apapun itu apabila di lecehkan apalagi sampai ada pembakaran, pasti akan menimbulkan kemarahan bagi semua yang bersangkutan. Semoga hukum bertindak seadil-adilnya. Apapun alasan yang di sampaikan MUI ataupun pihak yang berwajib tetap Bendera Tauhid adalah Panji Rasulullah yang wajib kita jaga dan dan terus di kibarkan serta di perjuangkan sampai akhir hayat. Dari masa sahabat sampai sekarang bendera Rasulullah tidak berubah dan tidak boleh di rubah kemurnianya baik di Indonesia maupun di seluruh Dunia.
Dengan kejadian ini membuktikan bahwa islam belum seluruhnya di fahami di tengah-tengah masyarakat, PR dan tugas para pengemban Dakwah untuk bersungguh-sungguh dan lebih gencar lagi dalam dakwahnya, agar bisa tembus ke dada mereka yaitu pemahaman islam secara kaffah. Dan menjadi generasi penerus dakwah islam cerdas berkualitas. Hanya ridho Alloh lah yang kita harapkan bukan ridho selain-Nya, hanya perintah-Nya yang harus kami ikuti. Karena sejatinya kami takut dengan neraka yang sudah Allah siapkan. Wallahu'alam [].