Tanpa judul

Muslim Peduli Umat

             Oleh: Yuli Ummuraihan

(Member Akademi Menulis Kreatif)


Hidup dizaman now kian hari kian sulit, semua makin membuat pusing . Kita bisa mengindra disekiling kita  kebutuhan pokok sandang, pangan, papan , transportasi, pendidikan, kesehatan, keamanan semakin sulit diraih akibat kapitalisasi hajat publik di sistem ekonomi kapitalis.


Kriminalitas, asusila, dan kerusakan moral jadi menu harian kita baik dimedia sosial, cetak, elektronik atau kehidupan nyata.


Belum lagi fitnah dan propaganda buruk tentang Islam, kriminalisasi ulama, dagelan politik, dan carut-marut kehidupan sosial lainnya maka itu adalah politik oportunis disistem demokrasi.


Ini akibat dari sekulerisme yaitu paham yang memisahkan agama dari kehidupan, agama hanya dijadikan pedoman pada ibadah ritual saja, memformat identitas muslim agar jauh bahkan bertentangan dengan Islam.


Hari ini kita merasakan bagaiman sulitnya  hidup ketika berislam secara kaffah beragam tuduhan, fitnah disematkan mulai dari fanatik, ekslusif, radikal, bahkan dipersekusi.


Kaum muslimin dipaksa mengikuti arus modernitas, takut dan menanggalkan keislamanya lebih bangga pada gaya hidup asing, mengalami disorientasi antara tujuan hidupnya dan apa yang ia jalani dan alami.

Ada rasa ketidakpuasan, kelelahan fisik dan kekacauan psikis, dan kegersangan ruhiyah.

Lingkungan tidak menopang dirinya kembali pada fitrah alaminya, yang justru menjerat pada kesalahan yang sama dan terus berulang.



Umat Islam berada pada pusaran peradaban post modern yang gagap bersikap. Kebenaran dianggap bukan milik agama tertentu, semua penganut agama berhak menyatakan kebenaran yang dia yakini. Umat diminta manut pada tatanan kapitalistik liberalistik. Akibatnya Islam berada pada anak tangga terbawah peradaban padahal dulu Islam menduduki  puncak peradaban  tertinggi. Islam kini diformat sesuai keinginan penjajah, diberi label buruk tanpa pembelaan, dihina dan lecehkan berkali-kali.


Umat Islam menjadi bantalan politik oportunis, yang suara dilirik saat pemilu menjelang dijadikan pendorong mobil mogok, ditinggal setelah  menduduki jabatan dan diberi kado pahit lewat kebijakan dzalim.


Umat Islam juga dijadikan pangsa pa sar potensial untuk produk kapitalis hingga hari ini meski disebut peradaban modern tak tampak kebangkitan Islam maka sesuatu yang urgent melakukan tindakan nyata untuk menyelamatkan umat agar kembali pada identitas hakiki sebagai khoiru ummah.


Kunci dari penyelamatan umat ini adalah amar ma'ruf nahi mungkar( dakwah) menyampaikan apa yang harus didengar umat, bukan apa yang ingin didengar umat. Menyampaikan syariat Islam secara gamblang tanpa ada yang ditutup-tutupi. Menyampaikan kebenaran meski mendapat pertentangan.


Sebagai umat Islam kita harus sadar akan kewajiban dakwah ini terlebih saat banyaknya propaganda jahat pada Islam dan penganutnya.


"Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan mulut/lidahnya, jika belum mampu maka dengan hati, dan itulah selemah-lemah iman"

Maka ambil peranmu lakukan apa pun yang kita bisa untuk dakwah ini.

Maka stop sholeh individu, pekalah pada kenyataan yang ada terutama persoalan umat.

Jangan hanya mencukupkan diri dan sibuk pada urusan individu, keluarga, atau kepentingan.

Hari ini umat diatur oleh penguasa yang zalim maka janganlah mengatakan wajib menaati pemimpin/ ulil amri karna tak ada ketaatan pada kemaksiatan, bukankah berhukum dengan selain Islam itu adalah maksiat?

Dan faktanya saat ini penguasa mengatur urusan rakyat bukan dengan aturan Allah.

Allah sebagai pencipta sekaligus pengatur telah membuat aturan untuk semua aspek kehidupan baik sebagai individu, masyarakat bahkan negara.

Maka wajib bagi kita mengoreksi kebijakan penguasa yang menyalahi aturan Islam.

Mendiamkan kedzoliman yang ada dan hanya mencukupkan dengan doa tidaklah bisa  menyelesaikan masalah, justru ini mengundang musibah dan murka Allah.


Rasululloh Saw bersabda, "  Perumpamaan mereka yang memelihara batas-batas agama Allah dengan golongan yang melanggar seperti sebuah kapal yang dipenuhi penumpang dibagian atas dan bawahnya. Golongan yang diatas ketika ingin mengambil air mesti naik kebagian atas kapal untuk mendapatkannya. Penumpang dibagian bawah berkata, lebih baik kapal ini kita lubangi saja agar kita tak lagi bersusah payah mengambil air keatas. Maka jika penumpang yang diatas tidak mencegah maka mereka semua kan tenggelam, jika mencegah maka akan selamat".(HR. at Tirmidzi)


Maka mari berjuang untuk menerapkan hukum Allah agar kita selamat, buka, baca, dan pelajarilah kisah-kisah bagaimana ketika dulu Islam berkuasa ( diterapkan) bandingkan dengan kehidupan sekarang, masihlah mau bertahan dengan sistem saat ini?


Ini tugas kita semua sebagai kaum muslimin agar yakin,  bahwa Islam lah solusi dari semua problematika saat ini. Sudah saatnya kaum muslimin bersatu, lupakan sejenak perbedaan mazdhab, kelompok, jamaah, dan kepentingan karna muslim bersatu tak bisa dikalahkan.

Jalan ini memang sulit dan terjal serta penuh liku maka dibutuhkan muslim yang hanif yang mampu mengorbankan dirinya, tenaga, waktu, pikiran, dan  harta. Karna surga itu tidak murah musti ditebus dengan sesuatu yang berharga pula maka layakkan diri kita mendapatkanya .Saatnya jadi muslim yang peduli pada umat, ambil peranmu perjuangan ini berat maka marilah kita bersatu.

wallahu a'lam bi ash showab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak