Oleh : Lilis Lina Nastuti
Memang benar, jumlah muslim di Indonesia adalah mayoritas. Dan duniapun mengakui muslim Indonesia itu terbanyak di dunia, yakni 76% per bulan April 2018 (Headline Khazanah)
Jumlah muslim Indonesia melebihi Asia dan Pasifik, dibandingkan Pakistan, Bangladesh, dan Turki.Tetap Indonesialah muslim terbesar di dunia. Akan tetapi benar apa yang disampaikan oleh hadits Rosul,umat Islam itu bagaikan buih di lautan, yakni kuantitas saja yang banyak, tapi tiada kekuatan.
Akibat tidak diterapkannya Syari'at dan aturan Islam. Buktinya? saat ini mayoritas Islam banyak, tapi tidak kuat. Tak punya nyali sedikitpun. Bahkan Islam berhasil diadu domba oleh para pembenci Islam.
Salah satunya mereka partai yang sedang berkuasa. Adapun bukti dari kebenciannya yang ada dalam partai yang sedang berkuasa ini, tampak jelas yakni mempersekusi para ulama sholeh, taat syari'ah dan aturan Islam, ulama yang kstiqomah dalam Islam kaffah, yang hidup sesuai AL Qur’an dan As sunnah, justru ulama inilah yang dibully, difitnah, diintimidasi, dicap radikalis, teroris, fundamentalis, dan berbagai cap negatif lainnya, yang disandangkan kepada para ulama yang taat kepada Islam kaffah. Sedangkan para ulama syu'u, mereka 'dipelihara', untuk didompleng, mendulang suara terbanyak saat pilpres 2019 kelak.
Inilah bukti nyata para penguasa bangsa yang haus kekuasaan, berbagai cara dilakukan, untuk dapatkan kursi empuk kekuasaan. Inilah yang disebut ulama yang condong kepada umaro atau penguasa yang menerapkan sistem demokrasi yang rusak dan merusak .
Perlu ada pembuktian jika demokrasi itu baik dan benar?Apa keberhasilan yang sudah diraih demokrasi ini? Selain merajalelanya para koruptor yang rame-rame dilakukan para elit politik?
Narkoba banyak yang diselundupkan dengan jumlah tonan? Moral para penguasa yang jauh dari adab adab Islam, saling caci maki di sosmed dan media elektronik? Para pelakunyapun terbukti beKTP mayoritas Islam.
Nah terbukti umat Islam ini bagai buih di lautan. Jumlahnya mayoritas, tapi, tanpa kekuatan. Sejatinya umat Islam wajib keluar dari demokrasi rusak dan merusak ini. Yakni, umat Islam harus mampu mengakui kerusakkan ini, dengan cara bersatu padu memperjuangkan tegaknya kembali Daulah Khilafah, jika ingin hidup diridhoi Allah SWT Sang Pencipta.
Islam itu paripurna dengan satu aturan Islam kaffah bersumber AL Qur’an dan As Sunnah sesuai yang dicontohkan Rasulullah agar terbukti Islam mayoritas ini, tidak seperti buih di lautan.
Majalaya
25 september 2018