Muhammad Diasuh Kakek dan Pamannya


Oleh : Lilik Yani


Setelah genap berusia 4 tahun, Halimah ibu susu yang mengasuh Muhammad sejak bayi, mengembalikan beliau kepada ibu kandungnya, Aminah.


****


Muhammad saw kembali bersama ibunya Aminah binti Wahhab dan kakeknya Abdul Muththalib. Mereka berada dalam pemeliharaan dan penjagaan Allah. Hingga beliau tumbuh dengan penuh kehormatan dan dipenuhi kasih sayang.


//Muhammad Diajak Ibundanya Ziarah ke Makam Ayahnya//


Suatu ketika, ibunda Aminah ingin mengajak putra kesayangannya,Muhammad untuk mengunjungi keluarga dari pihak ayahnya sekaligus ziarah ke makam ayahnya, Abdullah. Kemudian beberapa lama, Muhammad bersama ibunya tinggal di rumah paman-paman dan saudara-saudara ayah, yaitu keturunan Bani Adi bin Najjar di Madinah. 


Setelah dirasa cukup mereka menjalin silaturahim dengan saudara-saudaranya, maka ibunda Aminah mengajak Muhammad saw  kembali ke Makkah. Mereka didampingi pelayan setianya, Ummu Aiman.


//Ibunda Aminah Meninggal, Muhammad Diasuh Kakek//


Dalam perjalanan pulang itulah, ibunda Aminah mengalami sakit. Setelah beberapa saat, sakit beliau semakin parah, hingga Allah berkenan memanggil ibunda Aminah binti Wahhab, dan langsung dimakamkan di Abwa'.


Sepeninggal ibundanya tercinta, Muhammad yang waktu itu usia 6 tahun, diantarkan oleh pelayan dan pengasuhnya, Ummu  Aiman kepada kakeknya, Abdul Muththalib ke Makkah. Sejak itu Muhammad saw dalam pengasuhan kakeknya. 


Selama beliau tinggal di rumah kakeknya, beliau diperlakukan dengan penuh hormat. Abdul Muthathalib memiliki tilam yang ditaruh di bawah Ka'bah. Anak-anaknya selalu duduk di sekeliling tilam tersebut. Tidak satu pun anak yang berani duduk di tilam tersebut, karena rasa hormatnya kepada Abdul Muthathalib. 


Namun, ketika Muhammad saw datang, beliau langsung duduk di atas tilam tersebut. Para pamannya menarik beliau ke belakang. Melihat pemandangan itu, Abdul Muththalib berkata, "Biarkanlah anakku, demi Allah, dia akan menduduki kedudukan yang tinggi."


Lalu Abdul Muththalib mendudukkannya di tilam bersamanya, sambil mengelus punggungnya dengan penuh kasih sayang. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Kebersamaan Muhammad dengan kakeknya hanya berlangsung sekitar dua tahun. 


//Muhammad Diasuh Paman Abu Thalib//


Ketika Muhammad usia delapan tahun, kakek tercintanya meninggal dunia. Hingga selanjutnya, Muhammad tinggal bersama pamannya, Abu Thalib. Di rumah pamannya, Muhammad saw juga mendapat perlakuan penuh hormat dan kasih sayang.


Menurut kisah, Abu Thalib tidak pernah tidur kecuali bila Muhammad sudah berada di sampingnya. Beliau tidak pernah pergi kecuali dengan mengajak kemenakan tersayang. Beliau selalu menyiapkan hidangan khusus untuk Muhammad. Bahkan beliau tidak pernah makan, sebelum Muhammad makan terlebih dahulu. Paman tersayang ini mengasuh dan merawat Muhammad dengan penuh perhatian, beliau lebih mendahulukan kepentingan Muhammad dibandingkan anak-anak kandungnya sendiri.


Begitu pun sebaliknya, Muhammad amat mencintai pamannya. Beliau tahu kondisi pamannya yang hidup miskin dan mempunyai banyak anak kecil. Pamannya bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Karena itu, tanpa ragu, Muhammad ikut bekerja seperti anak-anak Abu Thalib yang lain. Muhammad ikut membantu pekerjaan keluarga, menggembalakan kambing dan mencari rumput.


Abu Thalib merasa bahwa Muhammad kelak akan menjadi orang yang bersih hatinya dan dijauhkan dari perbuatan dosa.



Surabaya, 6 November 2018


#SirahNabawiyah5

#MuhammadDiasuhKakekdanPaman





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak