Oleh : Anna Ummu Maryam
Pemerhati Media Sosial dan Member Revowriter
Bangun tidur yang pertama kali di ingat dan di pegang pasti handphone, ngak percaya buktiin aja...tuh kan, kamu dah rasakan sendiri magnetnya. Belakangan ini kita bisa melihat bagaimana kehebatan media sosial yang mampu mengakses apasaja dan dimana saja apa yang kamu mau hanya dengan sekali klik.
Jaman now, anak muda lebih suka bermedia dari pada bertatap muka. Mulai dari menghemat tenaga juga harga...hehhe...bener ngak ya. Tapi kadang bisa lupa diri, ampe berjam - jam betah di kamar atau kafe hanya beli secangkir teh biar ngak di usir...hehee...ayoo...siapa yang begitu.
Muslimah Shaleha...
Media itu adalah sarana teknologi yang berfungsi memudahkan manusia. Makanya kita dituntut untuk memahami bahwa teknolagi itu dapat membawa kita pada kebaikan dan juga sebaliknya. Itu semua sebenarnya tergantung kepada manusia sebagai pemakai teknologi tersebut.
Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam bermedia :
Pertama, pandai - pandailah kita dalam mempergunakannya. Jangan sampai kita diperbudak oleh teknologi tersebut sehingga kita tidak bisa mengontrol kecendrungan kita bagaikan orang yang kecanduan.
Sehingga kita terkadang lupa bahwa yang kita miliki semuanya akan diminta pertanggungjawaban di hari kiamat.
Janganlah kamu mengatakan sesuatu yang kamu sendiri tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati setiap orang kelak di akhirat akan diminta tanggung jawab. [Al-Isra’, 17 : 36]
Kedua, tampa kita sadari telah menjadikan media sosial sebagai tempat kita bertanya dan mengikuti segala sesuatu tampa lagi melihat bagaimana Allah dan Rasul dalam menyelesaikan masalah manusia. Dengan mempercayai segala yang disampaikan oleh media.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ سَمِيعٌ عَلِيمُُ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS. Al-Hujuraat: 1)
Ketiga, berhati - hatilah saat kita memberi informasi yang kita tulis, bisa jadi bukan memberikan pencerahan dan kebaikan dalam setiap status kita, tapi malah berisikan kemaksiatan dengan membicarakan keburukan orang lain. Atau juga menulis hal - hal yang tidak berguna.
Padahal setiap tulisan status kita harusnya menjadikan orang berhijrah dan bertambah taqwanya pada Allah.
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْلإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
Barangsiapa menyeru kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa sebagaimana dosa-dosa orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi dosa mereka sedikitpun.
(HSR. Muslim no:2674, dari Abu Hurairah)
Keempat, bijaklah kita dalam bermedia sosial, karena tak ada yang luput dari pantauan Allah dan para malaikat yang senatiasa mencatat amal kita.
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَاْلإِثْمَ وَالْبَغْىَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُوا بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
Katakanlah: “Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yang tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allah tanpa ilmu). (Al-A’raf:33)
Semoga kita semakin bijak bermedia sosial, dan jadikan dia sebagai sarana kita menyampaikan kebaikan pada orang lain dan menambah wawasan keislaman saudari kita sesama pengguna media sosial.