Ada Apa Dengan Remaja zaman now
Oleh : Eva Rahmawati
( Member Akademi Menulis Kreatif)
Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah mengungkap temuan penggunaan pembalut bekas oleh kalangan remaja di wilayahnya untuk mendapatkan sensasi mabuk. Temuan itu banyak terjadi di wilayah pinggiran Jawa Tengah.
"Sekarang ada beberapa anak-anak muda karena menganggap sabu-sabu mahal, sekarang menggunakan yang lain. Salah satunya menggunakan pembalut yang sudah dipakai lalu direbus dan diminum. Fenomena mabuk rebusan pembalut tak hanya sekali ini terjadi di Indonesia. Sebelumnya kasus itu pernah ada di Karawang, Bangka Belitung, Yogyakarta. Namun di Jawa Tengah kali ini baru marak terjadi". kata Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Jateng, Ajun Komisaris Besar Polisi Suprinarto di Semarang, Kamis, 8 November 2018. (viva.co.id, 8/11/18)
Ada apa dengan remaja negeri ini? Tak bisakah berfikir logis dan rasional? Bagaimana mungkin pembalut wanita dipakai untuk "ngefly"? Apa yang ada dalam benak remaja hingga bertindak diluar batas norma? dan seterusnya. Seribu pertanyaan yang menari-nari dalam fikiran orang-orang yang shock dengan kenakalan remaja tersebut.
Bukan rahasia umum lagi bahan kimia berbahaya seperti pemutih, klorin, dioxin, dll, yang terkandung di dalam pembalut berisiko memicu gangguan kesehatan. Karena faktor risiko potensial, beberapa wanita memilih pembalut organik dan ada juga yang memilih pembalut yang dapat digunakan kembali.
Untuk pemakaian luar saja berdampak buruk bagi kesehatan. Apatah ini disalahgunakan, dikonsumsi untuk dapat efek "fly". Tidak masuk akal. Miris.
Dilansir oleh detik.com, 7/11/18. Menurut dr Hari Nugroho dari Institute of Mental Health Addiction And Neurosience (IMAN) efek zat kimia dari pembalut itu bisa merusak organ-organ penting dalam tubuh.
"Dari ginjal, hati, dan yang lainnya bahkan kalau ada zat yang bersifat karsinogenik bisa berisiko menyebabkan kanker," katanya kepada detikHealth, Rabu (7/11/2018).
Ancaman serius bagi kesehatan tak dihiraukan. Nalarnya telah mati. Remaja sebagai agen perubahan, harusnya di garda depan perjuangan. Berprestasi demi kemajuan negeri. Namun, alih-alih bermanfaat bagi bangsa malah merusak diri. Lantas apa yang sebenarnya penyebab kenakalan remaja tersebut?
Faktor pemicu kenakalan remaja, sebagai berikut:
Pertama, faktor keluarga
Lemahnya fungsi keluarga mengedukasi dan menanamkan nilai-nilai agama, serta gagal menciptakan suasana rumah yang hangat dan kondusif.
Kedua, faktor lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh bagi perilaku remaja di mana ia tinggal. Lingkungan yang baik akan berpengaruh baik begitupun sebaliknya.
Ketiga, media digital
Bak dua mata pisau. Berdampak posistif dan negatif. Positif sebagai media informasi IPTEK dan negatifnya arus informasi via media digital tanpa ada filter dari negara. Terutama invasi budaya liberal dari barat. Serba bebas. "Apapun bisa dilakukan asal tidak merugikan orang lain" jimat ampuh pengusung kebebasan.
Ketiga faktor pemicu kenakalan remaja di atas kondisinya sekarang ini pada level memprihatinkan. Baik faktor keluarga, lingkungan dan media digital ketiganya perlu ada peran negara membenahinya. Solusinya tidak cukup dengan penyuluhan, pembinaan, dan upaya rehabilitasi saja, akan tetapi problem kenakalan remaja ini adalah problem sistemik. Tidak hanya dalam satu aspek saja, melainkan erat kaitannya dengan permasalahan lain yang membelit negeri ini dari masalah politik, ekonomi, hukum, pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
Solusi komprehensif problem kenakalan remaja adalah sistem Islam. Sistem kehidupan yang bersumber dari wahyu Allah SWT. Islam tidak hanya mengatur soal ibadah saja akan tetapi Islam mengatur seluruh aspek kehidupan.
Melalui peningkatan ketakwaan individu, kontrol keluarga dan masyarakat dengan amar ma'ruf nahyi mungkar dan penerapan syariat Islam kaffah oleh negara. Bersinergi satu sama lain mewujudkan generasi khairu ummah.
Allah ta'ala berfirman:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (QS. Ali Imran : 110)
Ketika Islam diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan terbukti secara historis mampu menghasilkan generasi unggul. Sebutlah Muhammad Al Fatih pemuda 21 tahun penakluk konstantinopel, Harun Al Rasyid diusia 20 tahun menjadi khalifah, dan merupakan salah
satu khalifah tersukses di zaman kekhilafahan abbasiyah, Abdullah bin Abbas diusia 16 tahun sudah menjadi ahli tafsir, dan masih banyak generasi muda lain tercatat dalam tinta emas peradaban mulia.
Wallohua'lam biashshowab.