Ironi Keadilan Hukum di Negeri Ini

Oleh : Radhiatur Rasyidah, S.Pd.I (Pemerhati Generasi dan Anggota Akademi Menulis Kreatif Kalimantan Selatan)


Lagi ! Ini terjadi lagi. Hukum yang tidak tepat sasaran.


Sungguh, masih jelas diingatan kita tentang vonis hukuman pada ibu Baiq Nuril dan suaminya, Lalu Muhammad Isnaeni.


Mereka divonis bersalah karena dianggap menyebarkan percakapan mesum Kepala SMAN 7 Mataram di rumahnya, di Perumahan BHP Telagawaru, Labuapi, Lombok Barat, NTB, Rabu (14/11).


Ibu Nuril adalah salah seorang guru honorer di SMAN 7 tersebut. Dia harus menelan pil pahit kehidupan atas ketidaksalahannya. 


Ia terjerat UU ITE dan di vonis penjara 6 bulan dan membayar denda sebesar 500 juta rupiah. 


Apa yang Bu Nuril lakukan? Beliau merekam pembicaraannya dengan mantan kepala sekolah tersebut pada tahun 2017 lalu, berisi cerita hububgan seksual dengan orang yang bukan pasangan resminya. Nuril merekam percakapan tersebut sebagai cara untuk melindungi dirinya serta bukti bahwa dia tidak memiliki hubungan khusus dengan pelaku.


Dikarenakan hal tersebut, Nuril juga di pecat dari tempat kerjanya. Dan dilaporkan atas pencemaran nama baik dan penyebaran lewat media sosial.


Wakil Ketua MPR RI Abdul Muhaimin Iskandar ikut mengomentari tentang kasus hukum yangsaat ini menimpa Baiq Nuril. Cak Imin mengatakan, kasus ibu Nuril mencederai rasa keadilan di masyarakat dan mendesak agar ibu Nuril dibebaskan dari segala tuntutan hukum. (Republika.co.id 17/11).


Cak Imin juga mengatakan bahwa ibu Nuril adalah korban dari relasi kuasa. Dia merekam pembicaraan untuk melindungi dirinya dari fitnah. Lalu dia dipecat, dilaporkan, dan sekarang mau dihukum. Rasa keadilannya tidak ada. 


Cak Imi beeharap segera ada upaya hukum untuk memastikan Baiq Nuril tidak ditahan. Menurutnya, pelecehan seksual yang dialami oleh ibu Nuril adalah bukti dari relasi kuasa yang menempatkan ibu Nuril pada posisi tidak berkuasa ketika peristiwa itu terjadi.


*Kenapa hal seperti ini bisa terjadi dan terulang lagi?*


Bobroknya sistem saat ini dan lemahnya hukum yang berlaku membuat kasus semacam ini biasa terjadi. 


Hukum seolah tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Ini sangat lumrah terjadi dalam sistem saat ini. Wajar, kalau kasus-kasus semacam ini sering menghiasi pemberitaan di Televisi dan media lainnya.


Ini adalah potret kesemrawutan sistehukum sekuler demokrasi.


Alangkah mahal rasa keadilan di negeri ini. Negeri yang jauh dari aturan Sang Pencipta.


Beginilah jika kita hidup dalam naungan sistem liberal yang berasaskan pada akal dan hawa nafsu manusia semata. Dunia terbalik. Yang salah bisa menjadi benar. Dan yang benar menjadi salah.


"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?" (TQS.Al-Maidah:50)


Wallahua'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak