oleh: Nur aina
Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 22 oktober 2018 jatuh pada ‘hari santri Nasional’ yang memperingati kontribusi para ulama,kiyai serta santri dalam melawan kafir penjajah, Tentu tak diragukan lagi, para santri rela mengorbankan segala daya, upayanya demi menyelamatkan bangsa ini, pada masa lalu.
Penetapan hari santri Nasional pada tanggal 22 Oktober sendiri di sahkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015. Penetapan tersebut merupakan bentuk apresiasi pemerintah mengenai peran serta santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.(Tribun.com 21 Oktober 2018)
Namun di hari peringatan tersebut, dunia seolah tercengang dikarenakan beredarnya sebuah vidio tentang pembakaran kalimat tauhid yakni Panji Rasulullah SAW, Hal ini sungguh sangat mengundang kemarahan besar kaum muslim di Nusantara maupun di seluruh penjuru dunia.
Bagaimana tidak? bukankah kalimat tauhid adalah panji warisan dari Rasulullah SAW sebagaimana yang di jelaskan dalam sebuah riwayat Al-Thabrani, “panjinya (Raayah) Rasulullah SAW berwarna hitam, dan benderanya (Liwa’) berwarna putih, tertulis di dalamnya laa ilaahaillallah muhammad rasulullah”
Bukankah kalimat tauhid yang di ucapkan saat pertama kali berkubang dalam agama ini dan bukankah kalimat tauhid pula yang dilafadzkan di akhir hayat nanti? Sungguh terhina tangan-tangan yang berani membakarnya dan sungguh munafik mata-mata yang menyaksikannya dengan penuh kegembiraan.
Tak sembarang orang dapat membawanya di medan perang, sebab hanya orang-orang terpilih serta mencintai Allah dan RasulNyalah yang akan mendapat kemuliaan tersebut. Maka bagi pembawa panji adalah kemuliaan yang di junjung tinggi.
Takhukah kamu? Bahwa para sahabat berkorban nyawa demi mempertahankan panji tersebut dan mereka berlomba-berlomba menawarkan dirinya untuk membawa panji itu di medan perang, satu diantaranya yakni, mush’ab Bin Umair duta pertama Rasulullah yang menyebarkan Islam ke Madinah sehingga membuahkan hasil yang memuaskan, beliau adalah pembawa panji dalam perang uhud, pada saat itu kaum muslim sedang genting karena pasukan panah telah melanggar peraturan dari Rasulullah SAW, maka Mush’ab Bin Umair mengacungkan panji Rasulullah setinggi-tingginya, bertakbir sekeras-kerasnya lalu maju kedepan menghadang musuh-musuh Allah dengan penuh kebuasannya. Begitulah perlakuan yang dilakukan oleh Mush’ab Bin Umair.
Membenci kalimat tauhid sama dengan membenci Allah SWT sebab kalimat tauhid di sandang oleh Rasulullah melalui wahyu dari Allah SWT. Berarti bagi pembenci tersebut telah berani memusuhi Allah SWT dan mereka tak lagi pantas mendapatkan segala kenikmatan yang Allah telah berikan sebelumnya.
Wahai pembenci panji Allah dan Rasulnya ketahuilah, bahwa azab Allah itu nyata dan tak hanya akan datang di dunia saja, melainkan azab abadi di akhirat yang akan menimpamu nanti. Maka kembalilah ke jalan yang di tunjuki Allah melalui wahyu yang diturunkanNya perantara Rasulullah SAW.
Miris melihatnya, seharusnya Kita sebagai kaum muslim bukan lagi sibuk dengan masalah sesama yang diprofokasikan oleh para musuh-musuh Allah, kita harus bersatu-padu dalam lingkaran persatuan dan persaudaraan sesama muslim, serta tetap selalu menjaga ukhuwah islamiyyah dengan berjuang bersama untuk melanjutkan kehidupan Islam.
wallahua’lam...