Oleh : Lilik Yani
Kondisi kaum muslimin semakin memprihatinkan. Kaum kafir Quraisy tidak sedikit pun ada belas kasihan. Bahkan semakin kejam penyiksaan fisik yang mereka lakukan. Kalau bukan karena iman dalam jiwa, maka kaum muslimin sudah tidak kuat menerima tekanan dan ancaman
******
Melihat kondisi kaum muslimin yang semakin terancam, maka Rasulullah saw mengambil tindakan cepat untuk menyelamatkan pasukan dakwahnya. Rasulullah saw memerintahkan mereka untuk hijrah ke Habasyi.
Rasulullah saw berkata, "Kalau kalian pergi ke negara Habasyi, niscaya kalian di sana akan bertemu dengan seorang raja yang tidak perbah berbuat zalim dengan siapapun. Habasyi adalah negara penuh kebaikan, sehingga di sana Allah membuat untuk kalian kelapangan atas kenyataan yang kalian hadapi."
Kemudian para sahabat memenuhi perintah Rasululah saw, untuk pergi ke Habasyi. Tujuan mereka agar bisa menghindari fitnah, mempertahankan hidup, dan menyelamatkan agama mereka kepada Allah swt.
Hijrah ke Habasyi merupakan hijrah pertama dalam Islam. Hijrah ini tidak dilakukan sembarangan. Tetapi dilakukan setelah mengadakan pengkajian yang cermat terhadap situasi dan kondisi lapangan oleh Rasulullah saw. Selain itu sudah dipertimbangkan kalau Habasy memberikan banyak solusi.
Beberapa pertimbangan yang berhubungan dengan hijrahnya kaum muslimin saat itu adalah :
1) Hijrahnya kaum muslimin ke Habasy sebagai tindak penyelamatan terhadap dakwah, dari hal-hal yang tidak diinginkan di masa awal dakwah.
Jika mereka tetap tinggal di Makkah, sementara jumlah mereka makin hari makin bertambah, maka kaum Quraisy akan merasakan bahaya. Sehingga tidak mustahil mereka akan melakukan pembersihan terhadap kaum muslimin.
2) Hijrah ke Habasyi sebagai nilai penting bagi perkembangan dakwah. Dengan hijrah ke Habasy, maka suara Islam mulai keluar Jazirah Arab melalui juru dakwah yang beriman.
Rasulullah saw memilih sendiri Habasyi, agar menjadi bukti bagi para sahabat yang hijrah bahwa Rasulullah saw benar-benar telah mempelajari kondisi lapangan dengan sangat baik, dan mengenal situasi negara-negara lain yang ada di dunia saat itu.
//Kaum Muslimin yang Berhijrah ke Habasyi//
Di antara kaum muslimin yang pertama kali pergi ke Habasyi adalah :
1. Ustman bin Affan dan istrinya, Ruqayyah binti Rasulullah saw.
2. Abu Hudaifah bin 'Uthbah dan istrinya.
3. Zubair bin Awwam
4. Mush'ab bin Umair
5. Abdur Rahman bin Auf
6. Abu Salamah
7. Utsman bin Mazh'un
8. Amir bin Rabi'ah
9. Abu Sabrah bin abi Ruhm
10. Suhail bin Baidha'
Mereka itulah sepuluh orang di antara kaum muslimin yang pertama kali hijrah ke negara Habasyi.
Tidak berapa lama mereka tinggal di Habasyi, ada berita yang sampai telinga mareka. Maka mereka ingin cepat-cepat kembali ke Makkah untuk membantu Rasulullah menghadapi periode berikutnya. Namun mereka tidak akan kembali Makkah, sebelum ada berita yang jelas.
Penduduk kafir Makkah tak henti-hentinya menekan dan mengintiminasi kaum muslimin. Maka untuk kedua kalinya Rasulullah saw memerintahan sekelompok kaum musimin pergi ke Habasyi dengan dipimpin oleh Ja'far bin Abi Thalib.
Mereka berangkat dengan penuh semangat ke Habasyi, hingga bertemu dengan kaum muslimin yang lebih dahulu pergi ke sana.
Di antara mereka ada yang hijrah dengan sanak keluarnya. Hingga jumalh kaum muslimin yang hijrah ke Habasy, selain anak-anak kecil yang turut serta mereka, berjumlah delapan puluh orang.
Mereka tinggal di Habasyi dalam keadaan damai, aman menyeru kepada Allah dengan terang-terangan, hingga seluruh dunia menjadi saksi bahwa agama Islam telah mengubah mereka menjadi karakter yang sangat berbeda dari keadaan sebelumnya.
Mereka meninggalkan keluarga. harta benda dan kesenangan dunia demi ketundukannya pada aqidah (keimanannya). Mereka paham benar bahwa ada kesenangan lebih tinggi daripada dunia seisinya yaitu surga dan ridlo Allah.
Mereka pergi dari Makkah, negeri kufur yang memberikan banyak siksaan dan tekanan. Hijrah menuju Habasyi, negeri kufur yang memberi harapan untuk mendapat keamanan dan kedamaian, dan memungkinkan mereka menegakkan syiar Islam.
Sungguh, tidak ada yang lebih manis daripada aqidah yang mengisi seluruh jiwa orang yang beriman kepada Allah swt. Tidak ada ketakuatan. Tidak ada keraguan sedikitpun. Yang ada hanyalah ketundukan dan ketaatan kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. In syaa Allah.
Surabaya 26 November 2018
#SeriNabawiyyah26
#HijrahkeHabasyiPerintahRasulullahsaw.