Halimatus Sa'diyah, Ibu Susu Rasulullah Saw


Oleh : Lilik Yani


Kebiasaan di kalangan bangsa Arab saat itu, apabila mempunyai bayi. Maka bayi yang baru lahir itu dititipkan kepada kaum ibu di pedesaan. Dengan tujuan agar dapat menghirup udara segar dan bersih, serta untuk menjaga kondisi tubuh ibunya agar tetap sehat.


******


Halimah Sa'diyah adalah seorang wanita desa bersahaja. Pergi ke kota Makkah, bersama suami dan bayinya yang masih mungil. Mereka turut dalam kabilah Bani Sa'ad. 


Ketika itu musim kemarau. Terik siang begitu menyengat. Perjalanan terasa sangat berat dan menyiksa.

Halimah bercerita, "Semalaman aku dan suamiku tidak bisa tidur. Si kecil terus menangis. Ia haus dan kelaparan. Tapi kami sudah tak punya apa-apa. Unta yang kami bawa sudah tidak mengeluarkan air susu."


Akhirnya tibalah mereka ke Makkah. Wanita-wanita itu bersegera mencari anak susuan. Tak ketinggalan pula Halimah. Akan tetapi ia kurang beruntung. Lewat dua hari ia belum juga mendapatkan bayi untuk ia susui. Hingga akhirnya terlintas seorang bayi yatim dari wanita tak berpunya. Namanya Muhammad bin Abdullah.


Sebelumnya, perihal bayi itu sudah didengar. Tepatnya tatkala rombongan baru memasuki kota Makkah. Setiap orang dari kami sudah ditawari bayi itu. Namun ketika tahu bahwa ia sudah tidak memiliki bapak, mereka enggan. Mereka beranggapan bayi yatim kurang memberikan keuntungan. Ibunya yang janda takkan mampu memberi imbalan. Sementara mereka mencari anak susuan demi mendapat upah.


Dalam kebimbangan, Halimah mengadu kepada suaminya, Harits bin Abdul Uzza.

"Abang, aku tak akan pulang tanpa membawa anak susuan. Bagaimana bila aku bawa anak yatim itu saja."

Suaminya menjawab, "Ambillah ia."

"Barangkali Allah memendam kebaikan dalam diri bayi itu."


Halimah pun mantap mengambil bayi itu dari ibunya. Ketika membuka kain selimutnya, ia merasa takjub. "Demi Allah, tak pernah aku melihat bayi seindah ini. Wajahnya penuh bercahaya."


//Halimah Mendapat Banyak Berkah//


Dibawalah bayi Muhammad oleh mereka berdua dengan rasa suka cita. Halimah langsung menyusuinya. Ajaib. Air susunya mengalir lancar seketika. Bayi Muhammad dan putra Halimah sendiri, menjadi kekenyangan dibuatnya. 


Tak hanya itu. Unta tua yang mereka bawa juga mengeluarkan air susu dengan derasnya, begitu suami Halimah memerahnya.

Harits keheranan, "Duhai, adinda. Demi Allah, aku merasa engkau telah mengambil anak yang penulh keberkahan. Tidaklah engkau menyaksikan pula, keberuntungan demi keberuntungan menghampiri kita, semenjak bayi Muhammad kita bawa." Semenjak itu, keluarga kecil Halimah diguyur anugerah.


Sudah merupakan kebiasaan ibu-ibu Arab masa itu. Menitipkan bayi mereka supaya diasuh dan disusui oleh wanita pedesaan. Upaya ini bertujuan agar si bayi bisa tumbih dalam lingkungan yang lebih sejuk. Desa Halimah terletak di kawasan pegunungan dekat Thaif, 60 kilometer dari kota Makkah. Udaranya bersih dan segar.


Rasulullah berkembang dengan keistimewaan-keistimewaan. Usia lima bulan sudah pandai berjalan. Menginjak sembilan bulan, kemampuan verbal (bicara) sudah lancar. Ketika sudah berumur dua tahun, Muhammad kecil sudah dilepas bersama putra-putra Halimah yang lain untuk ikut menggembala kambing.


Halimah memberikan pendidikan yang baik kepada Muhammad kecil. Ia sangat mencintainya.


//Halimah Memohon Diijinkan Mengasuh Rasulullah Lebih Lama//


Tatkala masa penyusuan yakni dua tahun, telah lewat. Halimah menyerahkan Muhammad kecil kepada ibundanya, Aminah. Ia merasa berat hati. Ia masih ingin menuai berkah darinya. 

"Aku mengharapkan Anda masih bersedia menitipkan anak ini kepada kami. Biarlah ia bersama kami sampai lebih besar dan kuat. Aku khawatir ia sakit kalau tinggal di Makkah."


Halimah terus memohon kepada bunda Aminah. Hingga bunda Aminah luluh hatinya dan mengijinkan putra kesayangan diasuh Halimah kembali. Betapa Halimah berbunga-bunga hatinya, diperkenankan membawa Muhammad kecil ke kampung halamannya lagi untuk diasuh.


Halimah mendapat bergelimang berkah waktu itu. Setiap malam, rumahnya terang benderang oleh pancaran wajah Nabi. Sampai takvperlu ia memasang lampu. Rejekinya kian melimpah ruah. Kambing-kambingnya beranak pinak dengan pesat dan tidak perlu menyediakan sabana yang cukup untuk gembala.


Sungguh keberkahan Muhammad kecil, sudah bisa dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya.

Termasuk keluarga Halimah, ibu susu beliau. Yang sangat menyayangi beliau dan mengasuh beliau dengan penuh kasih sayang.

Maka keberkahan melimpah di keluarga itu. Yang dulunya sangat terbatas kondisinya, Dengan adanya Muhammad kecil di rumah mereka, hidup keluarga Halimah menjadi sejahtera.

Dan mereka sangat bersyukur kepada Allah atas semua nikmat dan karunia luar biasa ini.


Surabaya, 4 November 2018


#SirahNabawiyah4

#HalimahSa'diyahIbuSusuRasulullahsaw









Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak