Oleh : Eli Yulyani (Muslimah Cinta Tauhid)
Ketika terjadi peristiwa pembakaran bendera tauhid, di Garut jawa barat yang dilakukan anggota BANSER, bertepatan dengan hari santri nasiona (HSN) tgl 22 oktober lalu, sungguh mengagetkan semua kalangan umat muslim di negeri ini. Bagaimana tidak? Sangat sulit untuk dibayangkan, dan satu hal yang sangat aneh, ada sekelompok orang yang mengaku muslim melecehkan kalimat tauhid yang menjadi simbol keislamannya.
Tentulah satu hal yang sangat wajar, apabila umat muslim sangat geram dan marah, karena hal tersebut telah melukai perasaan bukan hanya di Indonesia tapi mungkin umat muslim di seluruh dunia akan merasakan hal yang sama, karena satu hal yang sangat sakral bagi umat muslim telah dilecehkan.
Ada banyak hal yang bisa melatar belakangi terjadinya peristiwa tersebut, diantaranya rasa benci dan dengki yang berlebihan, rasa sombong, atau mungkin terlalu cinta harta dan jabatan, sehingga akan melakukan hal apapun untuk meraihnya. Belum lagi doktrin-doktrin sekularisme yang memisahkan agama dari urusan kehidupan, yang menjadikan individu beranggapan bahwa hal-hal yang mengagungkan simbol-simbol agama didefinisikan sebagai kefanatikan.
Keberpihakan pemerintah terhadap pelaku pembakaran, dan menuduh pihak yang membawa bendera sebagai pemicu kerusuhan, menunjukan identitas siapa sebenarnya rezim yang sekarang berkuasa di negeri ini, belum lagi ditambah dengan kepongahan ketua ansor Yaqut cholil qaumas, yang enggan meminta maaf kepada umat muslim, karena berkeyakinan bahwa bendera yang di bakar anggotanya adalah bendera salah satu ormas terlarang, dan demi untuk memuliakan kalimat tauhid. Sungguh pernyataan yang sangat menggelikan.
Padahal sudah banyak penjelasan dalam hadis shahih yang salah satunya menerangkan bahwa "Rayah Rosulullah SAW, berwarna hitam dan Liwa nya berwarna putih, tertulis di situ La ilaha ilallah Muhamad Rosulullah" (H.R. Abu syaikh al-Ashbahani dalam Akhlaq an-Nabiy saw). Tapi aneh nya, semua seolah dibutakan oleh amarah, kesombongan, jargon dan argumen yang mereka buat sesuai dengan kepentingan.
Kemarahan umat muslim dianggapnya hal yang berlebihan, padahal sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk senantiasa mengagungkan kalimat tauhid dan memuliakan panji Rasulullah, karena itulah yang menjadi simbol umat muslim, dan juga lambang persatuan seluruh umat muslim diseluruh dunia, karena hanya dengan panji-panji itulah seluruh umat muslim akan terhimpun, bukan hanya di dunia, tapi di hari kiamat kelak, Rosulullah SAW akan mengibarkan panji tersebut. Walahu a'lam