Di Tangan Para Santri Ada Masa Depan Umat

Oleh: Rita Novita (Ibu Rumah Tangga Tinggal di Rancaekek Kab. Bandung) 


Belum lama ini, menjelang puncak Hari Santri Nasional yang di laksanakan di lapangan Gasibu, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Ahad malam, 21 oktober 2018 yang lalu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan para santri bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah rumahnya sendiri.  Ia menginginkan para santri menjaga rumah tersebut dengan baik. “ NKRI adalah rumah sendiri yang perlu harus di rawat dan di jaga.  Siapa saja yang jaga, salah satunya adalah santri. “  kata jokowi saat menghadiri puncak tersebut. 

Menurut Jokowi, santri memiliki tradisi menghormati dan menghargai hubungan sesama manusia, serta menjungjung hubungan dengan tuhan. Tradisi itu sangat di butuhkan untuk menjaga persatuan di negara yang memiliki beragam perbedaan. Jokowi berharap tradisi kesantrian membuat perbedaan yang ada tak menimbulkan perpecahan.  Serta umat tidak saling mencela, menjelekan, serta memfitnah. Menurut dia, prilaku itu kerap muncul menjelang pemilihan umum. Serta jokowi meminta para santri menghormati perbedaan pilihan politik antar umat. 

Di samping itu, menteri Agama Lukman Hakim Saefudin menyatakan perayaan Hari Santri bukan sekedar pengakuan terhadap para santri, tapi juga mengingat tujuan negara agar pesantren bertranformasi. Menurut dia, pesantren perlu menjadi lembaga yang kredibed sebagai sumber pengetahuan agama dan berbangsa. “Hari santri menjadi prasasti untuk menegakan kehidupan bernegara sama pentingnya dengan beragama. “ kata Lukman Hakim di hadapan para santri mereka merayakan puncak penyambutan  Hari Santri Nasional yang jatuh pada tanggal 22 oktober yamg lalu. Begitupun Lukman berharap para santri bisa menyebarkan ilmu dan prilaku dengan karakter yang bijak, moderat, toleran, dan cinta tanah air untuk menghadapi persoalan seperti hoaks, ujaran kebencian, dan terorisme.  Ia juga mengingatkan agar para santri mau membantu menjaga persatuan di tengah perbedaan pilihan pandangan. 

Kata “ Santri “ secara spesifik menujuk kepada para pemuda pemudi muslim yang menuntut ilmu di pesantren mereka lah para generasi muda islam,  calon ulama yang menjadi tumpuan dan harapan akan meneruskan estafet membina kaum muslimin,  yang juga akan memegang kepemimpinan pada masa yang akan datang.  Oleh karena itu,  posisi para santri sangatlan penting dalam menentukan masa depan umat, bangsa dan peradaban yang akan di bangun. 

Terlepas dari itu semua,  dari fakta yang ada kita memandang dengan kondisi santri di era sekarang, bagaimana peranan kita sebagai santri di era sekarang untuk negeri ini? Banyaknya upaya-upaya membelokan potensi santri untuk mengokohkan Eksistensi Rezim Sekuler dan Hegemoni Kapitalisme  di mana para santri akan mengusung kepribadian lahir dari pemahaman global.  Global ini yang akan membentuk kepribadian ala barat, yang justru bertentanagan dengan nilai-nilai islam yang hakiki, mereka akan menjadi “ muslim moderat “ yang di cita-citakan barat. Seseorang yang yang menyebarkan dimensi budaya demokrasi, menyetujui hak asasi manusia yang diakui secara Internasional (terbentuk kesetaraan gender dan kebebasan beribadah).  Menghargai keberagaman, menerima sumber hukum non-sektarian (selain nash syari'at), menentang terorisme,  dan bentuk kekerasan lainnya. 

Padahal yang semestinya mereka pahami,  masa depan umat ada di tangan para santri. Para santri belajar di pesantren adalah calon ulama muda pada masa depan, mereka akan menjadi rujukan di tengah masyarakat yang akan mengajarkan dan menyebarkan nilai-nilai islam, yaitu nilai-nilai yang diturunkan Allah SWT sebagai sang pencipta manusia. Mereka menyadari benar bahwa aturan yang layak untuk diterapkan di dalam kehidupan umat manusia adalah aturan yang datang dari sang pencitpa manusia itu sendiri. Mereka juga senantiasa mengajak masyarakat agar tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Disisi lain ia yakin bahwa kelak akan dimintai pertanggung jawaban atas kehidupannya di dunia. Mereka juga akan menegakan aturan Allah secara kaffah di muka bumi ini dengan menegakan Syari'ah  dalam bingkaiDaulah Khilafah Islam. 


Wallahu’alam Bi Shawwab










Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak